Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Tidak Ada yang Tidak Bisa Dilepaskan



Tidak Ada yang Tidak Bisa Dilepaskan

0Nama Gu Jinchen akan selalu ada di dalam hati Chen Youran. Namun, pria itu bukan lagi miliknya seutuhnya. Dia kemudian ikut bersandar pada pagar. Pandangan matanya tertuju pada gedung bertingkat tinggi di seberang pantai. Lampu neon yang berkerlap-kerlip, membuat suasana malam di Jiangcheng penuh warna.     

"Tidak ada yang tidak bisa dilepaskan. Walaupun tidak dilepaskan, dia telah pergi dengan sendirinya," ujar Chen Youran dengan tatapan mata yang menjadi ambigu. "Masing-masing dari kita akan mengalami kehidupan yang tidak ingin kita alami. Dan akan ada beberapa orang juga yang akan masuk ke dalam kehidupan kita. Kalau kita hanya berpegang teguh pada satu orang, bukankah itu akan sangat melelahkan?"      

Chen Youran memberikan sedikit senyuman, menyisir rambutnya dengan tangan, lalu melanjutkan perkataannya, "Segala sesuatu yang terjadi di masa lalu akan terkikis seiring berjalannya waktu. Dan cinta sejati yang dulunya begitu aku kejar akan menjadi biasa-biasa saja. Pada akhirnya, semua itu hanya akan ada di dalam kenangan hidup ini. Aku tidak akan lagi menjadi darah muda dan mengalami masa yang berapi-api seperti saat masih remaja."     

Setelah mendengar kata-kata Chen Youran, Ji Jinchuan terdiam. Setelah waktu yang cukup lama, dia mengeluarkan senyum ironis untuk mengejek dirinya sendiri. Dia merasa bahwa dia telah hidup dengan sia-sia selama 28 tahun. Dia telah mengalami begitu banyak pasang surut di dalam dunia bisnis, tetapi ternyata dia tidak berpikir secara menyeluruh dan melihat dengan jelas.     

Kedua orang itu tanpa sadar berjalan hingga ke dermaga. Keduanya menghadap ke pemandangan seberang tepi pantai yang berkerlap-kerlip dan warna-warni. Masing-masing sedang mencoba menenangkan suasana hati mereka yang abnormal.     

Ji Jinchuan menatap wanita di sampingnya. Chen Youran menutup matanya dan menghirup napas dalam-dalam. Dia tampaknya sedang mencoba merasakan suasana yang ada di Jiangcheng. Wajah kecil yang hanya seukuran telapak tangan itu tertutupi oleh rambutnya yang acak-acakan. Rahangnya yang sedikit terangkat tampak halus dan tegas. Dari samping, wajahnya terlihat tenang dan lembut. Jas milik Ji Jinchuan terlalu besar dan tidak cocok untuk dipakai oleh Chen Youran. Hal itu tentu sudah jelas karena tubuhnya yang begitu kurus dan mungil. Dia tampak sangat lemah, seolah bahkan embusan angin akan bisa menerbangkannya.     

Ji Jinchuan memalingkan matanya dan menatap ke arah pantai, "Aku tiba-tiba penasaran. Bagaimana kamu bisa bertahan hidup sendirian di California?"     

Chen Youran tidak cemberut ataupun marah. Tetapi dia malah merasa terhibur dengan pertanyaan Ji Jinchuan. Dia mencibir, menjulurkan lidahnya dan berkata sambil bercanda, "Anggota tubuhku sangat sehat, bagaimana mungkin aku tidak bisa bertahan hidup?"     

Saat Chen Youran tersenyum, matanya menjadi semakin jernih dan hitam, seolah penuh dengan bintang. Bahkan bintang di langit pun kelihatannya menjadi agak suram. Pandangan mata Ji Jinchuan terpesona olehnya, lalu bibirnya tiba-tiba mengait. Bibir dinginnya bergerak dan mengeluarkan kata-kata dengan suara ringan. Samar-samar tercium aroma anggur yang membuatnya terlihat sedikit seksi, "Sangat sulit untuk bertahan, kan?"     

Nada suara Ji Jinchuan terdengar seperti sedikit melankolis, hal itu membuat Chen Youran tidak bisa untuk tidak menatapnya dan bertanya, "Apakah kamu juga pernah mengalaminya?"     

Ji Jinchuan tidak berbicara sepatah kata pun. Dia melihat ke arah pantai yang berkabut. Di malam yang sunyi ini, membuat embusan angin terdengar dengan jelas di telinganya.     

Chen Youran adalah seseorang yang cerdas. Melihat Ji Jinchuan tidak berkata apa-apa, dia tidak bertanya lagi. Dia menekuk sikunya di pagar, menopang dagunya di telapak tangannya dan melihat ke lampu neon di seberang tepi pantai.     

Setelah waktu yang cukup lama, perasaan melankolis Ji Jinchuan berangsur-angsur memudar. Dia pun memulihkan suasana hatinya yang dingin menjadi normal. Dia lalu berkata, "Seharusnya sudah hampir selesai. Ayo kembali…"     

Ji Jinchuan mengambil langkah terlebih dahulu dan Chen Youran pun mengikutinya dari belakang. Keduanya berputar ke arah sesuai dengan yang tadi mereka lewati. Sedangkan itu, Xiao Cheng telah selesai memperbaiki mobilnya dan mengeluarkan ponsel untuk menelepon mereka.     

***     

Sudah lebih dari pukul 11 malam ketika mereka tiba di hotel. Chen Youran pun bergegas tidur setelah membersihkan tubuhnya.     

Di kamar presidential suite, Ji Jinchuan berdiri di balkon dan menatap ke arah pantai. Tangan kirinya berada di saku celana, sedangkan tangan kanannya memegang gelas anggur. Cahaya lampu balkon sedikit redup, sehingga anggur merah pada gelas menjadi tampak agak kuning. Di bawah langit malam, matanya yang dalam menjadi semakin dalam, seperti elang yang berada dalam kegelapan. Dia memperlihatkan sedikit ekspresi melankolis yang samar di antara alisnya. Dalam pikirannya, tanpa alasan, tiba-tiba dia mengingat apa yang dikatakan Chen Youran saat berada di tepi pantai. Dan ekspresi wajahnya tampak lega setelah mengingat kata-kata itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.