Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Sedang Mengujiku?



Sedang Mengujiku?

2Chen Youran membuka obat itu dan mengambil beberapa di ujung jarinya. Kemudian, dia mengoleskannya secara merata di pergelangan kakinya. Karena dia baru saja mengompres kakinya dengan es batu, dia jadi tidak lagi merasakan sensasi dingin obatnya. Setelah mengoleskan obat itu, dia bangun untuk pergi ke kamar mandi dan membersihkan tangannya.      

Saat itu, Ji Jinchuan langsung menangkap pergelangan tangannya begitu Chen Youran bangun. dia mengerutkan kening dan bertanya, "Apa yang mau kamu lakukan?"     

Chen Youran mengangkat jarinya yang tadi terkena obat. Ekspresi wajahnya tampak yakin, lalu berkata, "Mencuci tangan."     

"Duduklah..." Ji Jinchuan melepaskan pergelangan tangan Chen Youran dan pergi ke kamar mandi. Ketika melewati meja, dia menekan puntung rokok ke asbak. Kemudian, dia masuk ke dalam kamar mandi, membasahi handuk dengan air, memerasnya agar menjadi setengah kering dan berjalan kembali ke balkon.     

Chen Youran merasa heran mengapa Ji Jinchuan menjadi murah hati dan bersikap baik. Dia mengambil alih handuk setengah basah dari tangannya sambil tersenyum dan berkata, "Bukankah ini pertama kalinya bagi Presiden Ji bermurah hati kepada wanita?"     

Mata Ji Jinchuan menyipit. Dia tertegun sejenak, lalu berkata dengan lemah, "Tidak."     

Chen Youran menyeka tangannya sambil melihat ekspresi pria yang sedang bersamanya saat ini. Dia berpikir sejenak dan merasa takut jika harus menertawakannya. Jadi, dia mengurungkan niatnya itu.     

Untuk menghadapi suasana riuh ramai seperti saat ini, Ji Jinchuan merasa sedikit lelah karena dia jarang istirahat. Dia pun merokok sebatang lagi sebelum pergi dari kamar itu.     

Saat ini, Ji Jinchuan tengah menunggu lift. Di sudut koridor, seorang wanita melihat sosoknya yang tinggi dan tegak. Ketika pintu lift terbuka, pria itu berbalik dan menghadap pintu lift. Wanita itu takut Ji Jinchuan akan melihatnya. Jadi, dia menarik kembali kepalanya dan menyandarkan punggungnya ke dinding. Setelah mendengar bunyi 'ding' dari pintu lift yang tertutup, wanita itu keluar dari persembunyian dan memperhatikan pintu lift yang dinaiki Ji Jinchuan.     

Xue Ling baru saja memperhatikan Ji Jinchuan dari ruang jamuan makan. Ketika dia melihat pria itu pergi, dia mengikutinya secara diam-diam. Dia melihat waktu dan menemukan bahwa pria itu masuk ke dalam kamar selama setengah jam. Apa yang dia lakukan di dalam? Batinnya.     

Setelah sempat ragu-ragu selama beberapa saat, tetapi akhirnya Xue Ling mengangkat tangannya dan mengetuk pintu. Terdengarlah suara seorang wanita yang berada di dalam, "Tunggu sebentar."     

Chen Youran sedang bersiap untuk tidur siang. Ketika baru saja menutup matanya, tiba-tiba dia mendengar suara ketukan di pintu. Dia mengerutkan keningnya dengan lembut. Siapa lagi ini? Bagaimanapun sepertinya bukan Ji Jinchuan yang kembali. Dia kan punya kartu kamar untuk membuka pintu. Mungkin itu Chen Shuna, batinnya.     

Setelah itu, Chen Youran melompat menuju pintu dengan satu kaki. Saat pintu terbuka, dia melihat sosok Xue Ling berdiri di luar pintu. Wajahnya tampak terkejut.      

"Nona Xue?"     

Saat Xue Ling melihat bahwa orang yang ada di kamar itu adalah Chen Youran, dia membelalakkan matanya. Meskipun Ji Jinchuan dan Chen Youran adalah atasan dan bawahan, tetapi mereka berdua tinggal di dalam kamar selama setengah jam. Dia tidak akan sebodoh itu untuk berpikir bahwa itu adalah urusan pekerjaan. Matanya menunjukkan sentuhan amarah, tetapi diam-diam dia tekan kembali. Dia berkata dengan keprihatinan yang munafik, "Youran, bagaimana kakimu?"     

"Tidak apa-apa," jawab Chen Youran dengan malas. Padahal dengan menjawab 'sudah dikompres' mungkin akan terdengar lebih baik.     

Xue Ling sebenarnya tidak terlalu peduli padanya. Mendengar Chen Youran berkata begitu, dia juga tidak bertanya lagi. Dia hanya berkata, "Karena kamu baik-baik saja, maka aku merasa lega."     

***     

Setelah tidur sebentar, pintu kamar kembali diketuk. Chen Youran melihat waktu dan perjamuan makan sudah hampir selesai. Dia berpikir bahwa itu adalah Chen Shuna dan Gu Jinchen. Dia pun berjalan untuk membuka pintu. Namun, tidak ada Chen Shuna di luar pintu, hanya ada Gu Jinchen yang berdiri sendirian. Dia melihat ke koridor dan bertanya, "Di mana kakakku?"     

Karena sudah tidur nyenyak, pipi Chen Youran tampak merah dan sorot matanya seperti gadis kecil. Gu Jinchen diam-diam menutup matanya dan berkata, "Dia harus pergi lebih dulu. Aku akan membawamu ke rumah sakit."     

Chen Youran sedikit tertegun mendengar hal itu dan matanya juga membeku. Chen Shuna membiarkan suami dan mantan kekasihnya untuk berdua? Apa ini? Apa dia sedang mengujiku? Batinnya.     

"Kakiku sudah jauh lebih baik. Aku tidak perlu pergi ke rumah sakit. Kalau kamu tidak keberatan, tolong antarkan aku pulang saja, Tuan Gu," ujar Chen Youran dengan tenang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.