Tidak Sebaik Satu Jarinya (8)
Tidak Sebaik Satu Jarinya (8)
Kemudian, Fang Yaqing memandang Su Ning dan berkata, "Kalau kamu memiliki sesuatu untuk dikatakan, ikuti aku."
Setelah itu, Fang Yaqing berjalan keluar dari kamar pasien dan Su Ning mengikutinya. Suasana di koridor sangat sunyi, hanya ada dokter dan perawat berjas putih yang sesekali lewat. Selain itu, ada tanda dilarang merokok yang dipasang di dinding.
"Apa yang baru saja kamu lakukan pada Presiden Ji?" Wajah Su Ning tampak marah.
"Bukannya kamu sudah pergi? Kenapa kamu kembali lagi?" Fang Yaqing menatapnya dengan tenang.
Setelah duduk di mobil Xie Suling, Su Ning menemukan ponselnya tertinggal di kamar pasien. Jadi, dia kembali lagi dan melihat pemandangan tadi.
"Apa pedulimu padaku?" Su Ning benar-benar kehilangan citra wanita elegan yang ditampilkan di depan Xie Suling. Dia berkata dengan tegas, "Kamu juga menyukai Presiden Ji, kan?"
Melihat bahwa Su Ning memandang dirinya dengan tatapan seperti sedang bersaing dalam mendapatkan cinta seseorang, Fang Yaqing tersenyum, seolah sekuntum bunga bermekaran di wajahnya yang cerah. Dia menjawab, "Aku memang menyukainya, tetapi hari ini semuanya sudah berakhir."
"Apa maksudmu?" Su Ning tidak begitu mengerti kata-kata Fang Yaqing.
"Aku menyerah. Aku menyarankan dirimu untuk menyerah juga. Kamu masih muda dan bisa menemukan orang yang lebih baik. Jangan buang waktumu untuknya," tutur Fang Yaqing. Dia hanya memberi Su Ning nasihat sebagai orang yang sudah berpengalaman.
Su Ning salah memahami maksud Fang Yaqing, dia pun berkata, "Kamu benar-benar wanita licik. Apa kamu ingin membujukku untuk menyerah dan akhirnya kamu yang mendapatkannya?"
Fang Yaqing tersenyum dan menggelengkan kepalanya. Dengan sedikit ketidakberdayaan di matanya, dia berkata, "Dia tidak akan menyukaimu."
"Kalau dia tidak menyukaiku lalu apakah dia menyukaimu?" Su Ning menatap Fang Yaqing dari atas hingga ke bawah dan berkata dengan agresif, "Kamu adalah seorang wanita berusia 30 tahunan yang sudah memiliki seorang anak. Kualifikasi apa yang kamu miliki untuk bersaing denganku?"
"Karena kamu masih muda, aku menyarankan kamu untuk tidak menyia-nyiakan masa mudamu untuknya."
Bagi Ji Jinchuan, tidak akan ada orang lain di dalam hatinya selain Chen Youran. Fang Yaqing sudah mengenal pria itu selama 11 tahun. Pria itu sama sekali tidak melirik dirinya, apalagi gadis berambut pirang yang masih bau kencur di depannya ini.
"Bibi berkata, dia menyukaiku untuk menjadi menantu perempuan Keluarga Ji." Su Ning menatap Fang Yaqing dengan tatapan provokatif dan dengan sedikit kesombongan di wajahnya.
Fang Yaqing melihat bahwa Su Ning masih muda. Dia tidak ingin wanita muda ini mengikuti jalan yang sudah dilaluinya sebelumnya. Dia ingin mengingatkannya, tetapi melihat Su Ning sangat keras kepala, dia pun tidak berniat ingin berbicara dengannya lagi. Dia berbalik dan membuka pintu kamar pasien lalu berjalan masuk.
Saat ini, Ji Jinchuan sudah bangun, mantel hitamnya tampak jatuh di sofa. Dia seharusnya baru saja bangun. Wajahnya bahkan masih sedikit belum sadar.
"Apakah kamu sudah bangun?" Bibir Fang Yaqing menunjukkan senyuman.
"Berapa lama aku tidur?" Ji Jinchuan tampak sedikit bingung.
"Kurang dari setengah jam."
Fang Yaqing berjalan mendekat, mengambil mantelnya, dan mengebasnya dua kali. Saat dia hendak melipat dan menyimpannya, Su Ning bergegas maju dan meraihnya.
Melihat Ji Jinchuan menoleh, Su Ning menunjukkan senyum manis. Kemudian, dia menatap Fang Yaqing dan berkata, "Nona Fang, biar aku saja yang melakukannya."
Fang Yaqing tidak peduli dengan perilaku kekanak-kanakan Su Ning dan hanya mengangguk lemah. Sementara itu, Ji Jinchuan melirik Su Ning dan mengerutkan kening, "Bukannya kamu sudah pergi?"
"Aku meninggalkan ponselku di sini," jawab Su Ning sambil menyimpan mantel itu.
"Apa ponselmu yang berdering barusan?" Mata Ji Jinchuan tampak sedikit dingin.
Su Ning tertegun sejenak dan mengambil ponsel di atas meja di sebelah sofa. Ada panggilan tak terjawab yang tertera di atas layar. Dilihat dari waktunya, itu panggilan barusan. Dengan kata lain, Ji Jinchuan sebenarnya tidak bangun, tetapi dibangunkan oleh dering ponselnya.