Fang Yaqing Kembali (7)
Fang Yaqing Kembali (7)
Ji Yangkun, Xie Suling, dan Ji Shaoheng menunggu di koridor laboratorium rumah sakit. Melihat keberadaan orang-orang itu, Fang Yaqing tiba-tiba menghentikan langkah kakinya dan mencengkeram tali tas di bahunya dengan sedikit kencang. Ekspresi wajahnya juga menjadi sedikit buruk.
"Bu, kenapa tiba-tiba berhenti?" tanya Fang Sitong.
Setelah mendengar ucapan bocah itu, Ji Jinchuan berbalik dan melihat Fang Yaqing hanya berdiri diam. Dia mendekatinya dan berkata, "Jangan takut, mereka tidak akan melakukan apa pun padamu lagi. Aku akan memastikan keselamatanmu."
Fang Yaqing tampak ragu-ragu sejenak, tetapi akhirnya dia menganggukkan kepala. Saat tiba di depan ketiganya, dia mengambil napas dalam-dalam dan menyapa Xie Suling serta Ji Yangkun, "Tuan Ji, Nyonya Ji…"
Ketika giliran Ji Shaoheng, Fang Yaqing perlahan menarik sudut bibirnya, dia menunjukkan senyum yang sangat tidak wajar, yang merupakan salam untuknya.
Xie Suling melirik Fang Sitong. Gadis kecil itu adalah cucu dari Keluarga Ji. Fang Sitong sangat mirip dengan ibunya. Meskipun masih kecil, tetapi sudah tampak sangat cantik. Namun, Xie Suling tidak akan mengakui cucunya yang satu ini.
Selain Xie Suling, Ji Yangkun dan Ji Shaoheng juga memandang Fang Sitong. Tatapan mata mereka tampak sedikit rumit.
Sementara itu, Fang Sitong tidak merasa takut sama sekali, sebaliknya dia balas memandang mereka dengan murah hati. Jejak kebingungan muncul di wajahnya yang kecil. Dia tidak mengerti mengapa orang-orang di depannya ini menatapnya.
Dokter keluar dari laboratorium dan berjalan menuju ke depan Ji Jinchuan. Dia lalu bertanya, "Tuan Ji, apa Anda sudah membawa seseorang?"
Ji Jinchuan memandang Fang Yaqing. Fang Yaqing pun mengerti. Dia berjongkok di depan Fang Sitong dan berkata padanya dengan lembut, "Tongtong, biasanya kamu selalu mengatakan kamu adalah anak yang paling berani di depan ibu. Sekarang ibu memberimu kesempatan untuk menunjukkan itu. Kalau kamu tidak menangis nanti, ibu akan percaya padamu."
"Oke, aku akan menunjukkannya pada ibu," jawab Fang Sitong dengan lembut.
Fang Yaqing menyentuh wajah anak perempuannya dan membawanya ke hadapan dokter dan Ji Jinchuan. Dia bertanya, "Bolehkah aku masuk bersamanya?"
"Boleh," kata dokter itu sembari mengangguk.
Fang Yaqing mengucapkan terima kasih dan melirik Ji Jinchuan. Wajah pria itu sedingin biasanya. Dia perlahan mengerutkan kening dan membawa Fang Sitong masuk ke laboratorium bersama dokter.
Setelah itu, Xie Suling melangkah maju dan bertanya pada Ji Jinchuan, "Apa gadis kecil itu benar-benar putrimu?"
Ji Jinchuan melirik ibunya dengan samar. Sebelum dia berbicara, dia mendengar Ji Yangkun berkata, "Entah iya atau bukan, dia tidak akan pernah bisa memasuki pintu kediaman utama Keluarga Ji."
"Aku hanya bertanya," tutur Xie Suling.
Tentu saja, Xie Suling tahu berapa banyak masalah yang akan ditimbulkannya jika membawa pulang cucu perempuannya itu. Dia hanya tidak yakin apa Fang Sitong anak Ji Jinchuan atau bukan, jadi dia bertanya. Lagi pula, gadis itu tidak memiliki kemiripan dengan Ji Jinchuan. Gadis itu hanya mirip dengan Fang Yaqing.
Xie Suling bertanya pada Ji Jinchuan lagi, "Siapa nama anak itu?"
Ji Jinchuan berkata dengan lembut, "Fang Sitong."
Mendengar nama marga gadis kecil itu adalah 'Fang', wajah Ji Yangkun dan Xie Suling menjadi rileks. Tiba-tiba, Ji Shaoheng berkata, "Bu, sebaiknya kamu pergi ke kamar pasien saja untuk menemani Nuonuo."
"Baiklah," jawab Xie Suling.
Setelah beberapa saat, Fang Yaqing keluar bersama Fang Sitong. Lengan kiri Fang Sitong terangkat, sementara Fang Yaqing menekan bekas suntikan untuknya dengan kapas dan membawanya untuk duduk di bangku.
Fang Sitong berkata dengan bangga, "Bu, apakah aku barusan sudah menunjukkan kalau aku berani?"
"Iya, Tongtong sangat berani," ujar Fang Yaqing sambil mencubit ujung hidung Fang Sitong.
Ji Shaoheng bersandar di dinding dengan kedua tangan di depan dadanya. Mendengar dialog antara ibu dan anak itu, dia memandang mereka. Fang Sitong lalu menatapnya juga. Mata gadis itu yang cerah tampak seperti mata air yang jernih. Entah bagaimana, perasaan aneh tiba-tiba melintas di benak Ji Shaoheng.