Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Kenapa Kamu Tidak Memberitahuku Lebih Awal (2)



Kenapa Kamu Tidak Memberitahuku Lebih Awal (2)

3"Tunggu di sana, aku akan segera ke sana," tutur Lin Mo'an.     

Lin Mo'an memasuki lift dan menekan tombol menuju ke lantai pertama. Lift perlahan berjalan turun. Alih-alih pergi ke parkiran untuk mengambil mobil, dia menghentikan taksi di pinggir jalan.     

Setelah panggilan berakhir, Chen Youran melemparkan ponselnya ke atas dasbor mobil. Dia mengingat bahwa Ji Nuo, yang telah menahannya dengan genit untuk tidak pergi seminggu yang lalu, sedang berada di rumah sakit saat ini. Dia merasakan sakit yang sangat parah di hatinya. Kabut di matanya naik lagi dan tangisannya tidak bisa berhenti. Dia tidak lagi menekan dirinya sendiri dan menangis dengan amat keras.     

Entah sudah berapa lama waktu berlalu. Tiba-tiba, Chen Youran mendengar seseorang mengetuk jendela mobilnya. Dia mendongak dan melihat keluar jendela. Itu adalah Lin Mo'an yang mengenakan pakaian rumah.     

Lin Mo'an pergi ke sisi lain, membuka pintu kursi penumpang depan dan masuk ke dalam mobil. Melihat wajah Chen Youran yang tampak pucat dan habis menangis, dia bertanya, "Apa yang terjadi? Apa yang terjadi dengan Nuonuo?"     

"Nuonuo, dia…" Baru saja mengucapkan dua kata, Chen Youran kembali menangis dan air matanya mengalir deras. "Dia menderita leukemia…"     

Lin Mo'an tercengang mendengar itu. Dalam perjalanannya ke sini, dia menduga bahwa Ji Nuo mengetahui fakta yang sebenarnya dan tidak bisa menerima bahwa Chen Youran adalah ibunya atau menyangkalnya. Dia tidak pernah berpikir bahwa yang membuat Chen Youran sangat sedih adalah hal seperti ini.     

Lin Mo'an tertegun untuk waktu yang lama dan perlahan menggerakkan bibirnya, "Apa dia… Bagaimana kondisinya sekarang?"     

Chen Youran menggelengkan kepalanya, "Kalau bisa menemukan donor sumsum tulang belakang yang tepat, masih ada harapan…"     

Di dalam mobil yang sunyi, suara tangisan Chen Youran terdengar sangat jelas. Dari suaranya dapat dilihat betapa terpuruk dan sedihnya dia saat ini.     

"Jangan khawatir, tingkat keberhasilan pencocokan sumsum tulang belakang antara anak dan orang tua sangat tinggi," ujar Lin Mo'an untuk menenangkan sambil memberinya tisu.     

Suara tercekat Chen Youran kembali terdengar berkata, "Sumsum tulang belakang Ji Jinchuan tidak cocok untuknya."     

"Masih ada kamu. Nuonuo adalah anak yang sangat imut. Tuhan tidak akan begitu kejam padanya," kata Lin Mo'an sambil memeluk Chen Youran.     

Meskipun setelah kembali ke Tiongkok Chen Youran selalu mengatakan bahwa Ji Nuo adalah anak dari Keluarga Ji, yang tidak ada hubungan dengannya dan menunjukkan ekspresi tidak peduli, tetapi Lin Mo'an mengerti bahwa Ji Nuo lebih penting bagi wanita ini daripada apa pun. Selama dua tahun di Amerika Serikat, Chen Youran selalu melamun ketika melihat seorang anak seusia Ji Nuo.     

Suatu kali, wanita itu tanpa sadar melontarkan sebuah kalimat, "Dia seharusnya sudah besar saat ini."     

Awalnya, Lin Mo'an tidak bereaksi. Kemudian, dia tahu bahwa Chen Youran sedang membicarakan Ji Nuo.     

***     

Ketika berjalan ke luar dari rumah sakit, Ji Jinchuan tiba-tiba menghentikan langkahnya. Ji Shaoheng menatap kakaknya dengan curiga dan melihat wajahnya yang muram. Dia mengikuti sepanjang garis pandang Ji Jinchuan dan melihat dua orang yang sedang berpelukan di dalam mobil. Ekspresi wajah Ji shaoheng juga perlahan menjadi tak berdaya, hatinya tegang dan terasa tidak nyaman.     

Ji Jinchuan menatap dua orang di dalam mobil dengan mata gelap. Tangannya yang berada di sakunya mengepal dan hatinya sangat sakit seperti ditusuk ribuan jarum. Ji Shaoheng menatapnya dan berkata, "Kakak, apa kamu benar-benar akan membiarkan dia bersama dengan Lin Mo'an?"     

Ji Jinchuan tidak memiliki ekspresi di wajahnya. Bibirnya yang tipis bergerak sedikit dan ada momen kekecewaan yang tampak di wajahnya, "Apa menurutmu dia mau kembali?"     

Ji Shaoheng mengerutkan bibirnya, dia terdiam sejenak sebelum berkata, "Kalau kamu ingin dia kembali, akan selalu ada jalan."     

"Aku tidak ingin memaksanya." Mata Ji Jinchuan tampak gelap dan dalam.     

Lin Mo'an secara tidak sengaja melirik dua orang yang berdiri di gerbang rumah sakit dan melonggarkan pelukannya pada Chen Youran, "Ji Jinchuan akan keluar."     

Chen Youran tidak melihat ke belakang. Dia hanya menyeka air mata di wajahnya dan berkata dengan suara serak, "Ayo kita pergi."     

Lin Mo'an menatapnya dan melirik ke luar jendela. Kedua pria itu melihat ke arah mereka. Jarak mereka terlalu jauh dan langit terlalu gelap, sehingga dia tidak bisa melihat ekspresi Ji Jinchuan dengan jelas. Namun, dia bisa merasakan tatapan matanya yang tajam.     

Lin Mo'an melihat ke belakang dan berkata dengan lembut, "Aku saja yang menyetir."     

Setelah menangis terlalu lama, mata Chen Youran merah dan bengkak. Dia membalas, "Tidak perlu."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.