Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Ketika Aku Mencintaimu, Kamu Malah Mencintainya (3)



Ketika Aku Mencintaimu, Kamu Malah Mencintainya (3)

1Lin Mo'an menganggukkan kepalanya. Kemudian, Chen Youran pergi untuk mengganti sepatunya dan berjalan keluar. Dia mengemudi sendiri ke kediaman Ji Wenqing, yang merupakan sebuah gedung apartemen. Setibanya di luar pintu apartemen Ji Wenqing, dia mengangkat tangannya dan membunyikan bel.     

Setelah beberapa saat, pintu dibuka dari dalam. Orang yang membukanya adalah Ji Wenqing yang mengenakan pakaian rumah. Chen Youran sedikit mengaitkan sudut bibirnya untuk tersenyum. Ada cahaya hangat dan dangkal di antara alis dan matanya, "Nyonya Huo…"     

"Youran, kamu sudah datang…" Ji Wenqing mundur ke satu sisi. "Ayo masuk."     

Chen Youran memasuki unit apartemen itu. Itu adalah apartemen kecil yang hanya ditinggali oleh satu orang, yang tampak sangat bersih. Dia meletakkan tasnya di sofa, sementara matanya tertarik dengan cangkir di atas meja. Hal itu membuatnya perlahan mengerutkan kening tanpa sadar.     

Ada cangkir teh di atas meja. Cangkir itu juga bukan merupakan biasanya yang digunakan di rumah. Entah ada seseorang telah datang sebelumnya atau tamu itu memang belum pergi. Chen Youran pun melihat ke keranjang sampah, terdapat kotak yogurt di dalamnya. Kerutan di dahinya semakin kencang.     

Tepat pada saat ini, pintu kamar mandi terbuka. Orang yang pertama keluar adalah Ji Nuo, yang langsung melompat dan berjalan ke arah Chen Youran, diikuti oleh pria berwajah dingin dan acuh tak acuh di belakangnya.     

Ji Nuo yang melihat Chen Youran berlari dengan gembira, "Ranran, kenapa kamu ada di sini?"     

Chen Youran mengabaikan pertanyaan Ji Nuo. Dia hanya menatap bocah kecil itu, melirik Ji Jinchuan dengan tatapan dingin, dan menatap Ji Wenqing dengan senyum sinis di wajahnya. Dia merasa jengkel karena telah ditipu. Tetapi, emosinya hanya sesaat. Beberapa saat kemudian, dia kembali menjadi tenang. Alis dan tatapan matanya terlihat agak dingin. Dia berdiri diam dan tidak berbicara.     

"Ranran, kenapa kamu diam saja?" tanya Ji Nuo yang menatap Chen Youran.     

Chen Youran menurunkan pandangan matanya. Melihat kegelisahan di mata Ji Nuo, dia perlahan mengesampingkan pandangannya, "Kenapa kamu di sini?"     

"Ayah mengajakku menemui Nenek Wenqing," balas Ji Nuo.     

Sudut bibir Chen Youran membentuk lengkungan dingin. Kemudian, pandangannya mengarah pada Ji Jinchuan dan dia berkata, "Itu benar-benar kebetulan."     

Ji Wenqing mengenali arti yang tersembunyi dalam kata-kata Chen Youran. Dia segera berjalan maju dan berkata, "Duduk dulu, aku akan membuat kopi…"     

Saat ini, Chen Youran baru saja datang, jadi jika tiba-tiba dia langsung pergi, itu akan terasa terlalu kasar. Dia pun duduk di salah satu sisi sofa. Sementara itu, Ji Nuo sudah tidak melihat Ranran-nya selama beberapa hari, saat ini, dia secara alami merasa bahagia dan duduk di sebelahnya.     

Ji Wenqing menatap Ji Jinchuan sejenak, lalu beralih memasuki dapur untuk membuat kopi. Meskipun Ji Jinchuan ingin lebih dekat dengan Chen Youran, tetapi dia tetap berusaha untuk menjaga diri. Niatnya ini sudah terlalu jelas, dia takut mendapatkan rasa jijik dan penolakan dari Chen      

Youran. Jadi, dia duduk di ujung sofa yang lain.     

Kedua orang dewasa yang ada di sana memiliki ekspresi yang dingin dan acuh tak acuh. Tetapi, untungnya ada Ji Nuo. Si kecil terus berkicau di telinga Chen Youran, sehingga suasananya tidak kaku dan aneh.     

Ji Nuo menatap Chen Youran dengan sedih dan berkata padanya, "Ranran, aku tidak bermaksud untuk tidak memberitahumu siapa ayahku. Paman Kedua pernah mengatakan kalau aku tidak bisa memberi tahu orang lain dengan mudah siapa ayahku. Jangan marah, ya… Oke?"     

Suasana hati Chen Youran sedikit kacau saat ini. Dia tidak menoleh dan tidak menatap Ji Nuo. Pandangan matanya sedikit kabur, dia lalu mengerutkan bibirnya dan berkedip keras. Setelah itu, pandangan matanya berangsur-angsur pulih.     

Melihat Chen Youran yang tidak berbicara, suara lembut Ji Nuo terdengar lagi, "Ranran, jangan abaikan aku. Kalau kamu memperlakukanku seperti ini, aku akan sedih."     

Chen Youran menoleh, dia menatap mata anak kecil itu yang sudah basah itu dan menarik sudut bibirnya. Akan tetapi, dia tidak bisa tersenyum lepas, dia hanya bisa memberi ekspresi muram.     

"Aku sangat sibuk bekerja setiap hari. Aku tidak punya waktu untuk berurusan dengan hal-hal kecil seperti itu. Siapa ayahmu, itu tidak ada hubungannya denganku. Kamu tidak perlu khawatir tentang kemarahanku karena kamu juga tidak punya hubungan apa-apa denganku," tutur Chen Youran.     

Chen Youran tahu bahwa hati anak kecil tidak dapat disakiti, tetapi dia hanya ingin mengambil kesempatan ini untuk menjelaskan kepada Ji Jinchuan bahwa dia tidak ingin pria itu mengikatnya dengan keberadaan Ji Nuo lagi. Dia tidak akan terpengaruh oleh pancingannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.