Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Ketika Aku Mencintaimu, Kamu Malah Mencintainya (7)



Ketika Aku Mencintaimu, Kamu Malah Mencintainya (7)

2Chen Youran melihat barang-barang di tangan Liang Yanchen. Pria itu sedang memegang tas besar berisi barang-barang yang biasa dipakai oleh gadis kecil. Dia berkata, "Kamu…"     

"Aku membelinya untuk Yiyi dan akan mengirimkannya kepadanya besok," ujar Liang Yanchen sambil tersenyum ringan.     

Chen Youran sedikit terpana mendengar hal itu. Kemudian, dia perlahan membuka mulutnya dengan lembut, "Kamu sangat tertarik padanya."     

"Apa kamu sudah melihat Yiyi sejak kamu kembali? Semakin dia bertumbuh besar, semakin cantik dia. Dia adalah putri kecil yang cantik sekarang ini." Senyum di wajah Liang Yanchen sangat lembut, seakan-akan dapat melelehkan orang.     

Dapat dilihat bahwa Liang Yanchen sangat menyukai Chen Yiyi. Chen Youran hanya mengerutkan bibirnya dan tidak berbicara. Ketika lift mencapai lantai bawah, pintu lift terbuka dengan diikuti bunyi dentingan. Chen Youran memimpin untuk keluar dari lift, dia berpamitan pada Liang Yanchen, lalu melangkah pergi.     

***     

Melihat Chen Youran memasuki lift, mata Ji Jinchuan menjadi gelap. Seluruh tubuhnya bersandar lemah ke dinding, anggota tubuh serta tulangnya penuh dengan rasa sakit. Dia mengangkat tangannya dan menyentuh bibirnya. Dia merasa seolah masih ada napas Chen Youran di atasnya, dengan sentuhan hangat dan lembutnya.     

Rasa manis pada bibir Chen Youran masih sama seperti lima tahun yang lalu, tidak berubah sama sekali, masih sangat memabukkan, dan membuat orang tergila-gila. Semakin Ji Jinchuan memikirkannya, semakin terasa menyakitkan bagi hatinya, seolah-olah hanya dengan merobek hatinya yang bisa mengurangi rasa sakit.     

Ji Jinchuan kemudian mengeluarkan rokok dari sakunya dan menyalakannya. Dia mengambil dua isapan berturut-turut. Asap rokok itu masuk ke paru-parunya. Dia batuk beberapa kali dan merasakan sakit yang luar biasa di lubang jantungnya.     

Sementara itu, Ji Wenqing mendengar bahwa tidak ada gerakan di luar. Dia pun keluar dan melihat Ji Jinchuan merokok lagi. Keningnya mengernyit sedikit, lalu segera maju untuk mengambil rokok dari tangannya, "Apa kamu lupa apa yang dikatakan dokter?"     

Ji Jinchuan baru keluar dari rumah sakit kemarin dan belum pulih sepenuhnya. Jika dia terus bermain-main seperti ini, dia harus pergi ke rumah sakit lagi.     

Kedua jari Ji Jinchuan bergerak dan berusaha menghindar sambil tetap memegang rokok. Dia berhenti mengisap rokok di bibirnya selama dua detik. Tidak ada lagi ekspresi hangat dan ringan di wajahnya yang tampan dan senyum di bibirnya seolah dia sedang mengejek dirinya sendiri.     

"Lagi pula, tidak ada yang peduli. Apalagi yang harus aku aku pedulikan."     

Mendengar nada Ji Jinchuan yang tak acuh, Ji Wenqing mengerutkan kening lebih erat, "Bagaimana dengan Nuonuo? Apa kamu ingin dia menjadi anak yatim piatu?"     

Pandangan nata Ji Jinchuan jatuh ke tempat lain. Dia pun berkata dengan asal, "Bukannya dia masih memilikimu?"     

Demi Chen Youran, Ji Jinchuan bahkan tidak peduli pada putranya sendiri. Ji Wenqing tidak terkejut, tetapi lebih merasa sedih. Dia berpikir bahwa jika Ji Jinchuan tahu hal ini akan terjadi, entah kenapa pria itu harus melakukan hal yang menyakiti Chen Youran sejak awal.     

"Apa yang akan kamu lakukan?" tanya Ji Wenqing. Chen Youran saat ini memiliki hati yang keras, bahkan tidak menginginkan anaknya. Entah apa lagi yang bisa dia lakukan untuk mengubah pikiran wanita itu.     

Ketika Ji Jinchuan berpikir, dia terbiasa menyentuh cincin di jarinya. Dia menggosok cincin itu dengan dengan memutar dan tidak berbicara untuk waktu yang lama. Sementara Ji Wenqing melirik Ji Nuo yang memegang kusen pintu dan menatap mereka dalam diam-diam, dia lalu kembali melirik keponakannya yang sudah tampak seperti mayat hidup. Dia menghela napas berat dan berjalan untuk menarik Ji Nuo ke dalam ruangan.     

Ji Nuo mendongak dan bertanya, "Nenek, kenapa Ranran tiba-tiba pergi?"     

"Dia punya sesuatu untuk dilakukan," jawab Ji Wenqing sambil mengajak Ji Nuo untuk duduk di sofa. Dia mengelus kepalanya sambil bertanya, "Ngomong-ngomong, kenapa kamu memanggilnya Ranran?"     

Ji Nuo menceritakan proses perkenalannya dengan Chen Youran. Setelah mendengar ini, terdapat sedikit rasa haru di hati Ji Wenqing. Ini mungkin sifat ibu dan anak. Mereka memiliki hubungan ikatan batin saat pertama kali bertemu.     

***     

Di sisi lain, saat Chen Youran kembali ke rumah, Lin Mo'an tidak ada di sana. Pria itu bahkan baru kembali pada sore hari. Dia menebak ke mana pria itu pergi dan bertanya, "Apa yang dikatakan keluarga Lu Shi?"     

"Tidak ada kemajuan…" Lin Mo'an menggelengkan kepalanya. Wajahnya tidak terlalu bagus dan dia duduk di sofa dengan tatapan layu.     

"Kalau itu benar-benar seperti sudah tidak ada harapan, kita harus menggunakan metode lain," ucap Chen Youran sambil menuangkan air untuknya.     

Lin Mo'an menatap Chen Youran dan melihat bahwa mata wanita itu sembap. Matanya pun seketika terbelalak dan sudut bibirnya terangkat karena dapat menduga apa yang telah terjadi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.