Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Mencintaiku adalah Penipuan Sempurnamu (2)



Mencintaiku adalah Penipuan Sempurnamu (2)

1Dua hari kemudian, polisi menerima sebuah panggilan telepon. Suara seorang wanita di seberang telepon terdengar seperti akan kehabisan napas.     

"Halo, 110? Aku menelepon untuk melaporkan kepada polisi. Anakku diculik…"     

Di akhir panggilan, petugas polisi yang menjawab telepon meletakkan gagang telepon dan bertanya kepada rekan-rekannya di sebelahnya, "Pada pertemuan pagi ini dikatakan kalau ada seorang bernama Lu Fanghua menelepon polisi, kita diperintahkan untuk mengabaikannya, kan?"     

Salah satu petugas polisi itu membenarkan perkataannya, "Iya benar, Lu Fanghua."     

Bukannya itu wanita yang baru saja menelepon? Batin si petugas polisi.     

Meski terkesan sedikit menyedihkan, tetapi hal itu sudah dijelaskan sejak awal. Jadi, mereka tidak perlu khawatir. Polisi yang menjawab telepon itu bersandar di kursinya, menutupi wajahnya dengan topi, dan melanjutkan tidur siang.     

***     

Saat waktunya pulang kerja, Lin Mo'an datang ke kantor direktur dan menunggu Chen Youran pulang kerja. Wanita itu rupanya masih memiliki sesuatu untuk dilakukan.     

"Kamu pergi duluan saja. Aku masih lama," tutur Chen Youran.     

Lin Mo'an duduk di sofa dan membawa majalah di tangannya. Dia berkata pada Chen Youran, "Jangan khawatir, gunakan saja waktumu, aku akan menunggumu."     

Setengah jam kemudian, Chen Youran mematikan komputer dan keduanya pulang ke rumah bersama-sama. Mobil yang dikendarai Lin Mo'an keluar dari tempat parkir, lalu tiba-tiba dihentikan oleh seseorang yang bergegas keluar dan mengadang di depan.     

Orang yang menghentikan mobil itu adalah Lu Fanghua. Dia mengenakan pakaian setengah baru dan setengah bekas. Dia mengulurkan tangannya dan berhenti di depan mobil mereka. Kemudian, seorang gadis muda berusia sekitar 20 tahunan datang untuk menarik Lu Fanghua dari depan mobil tersebut.     

Chen Youran dan Lin Mo'an saling memandang. Lin Mo'an membuka sabuk pengamannya dan ingin turun, tetapi Chen Youran menekan lengannya dan berkata, "Aku saja yang turun."     

Lin Mo'an menganggukkan kepalanya. Chen Youran pun mendorong pintu dan keluar dari mobil. Dia berjalan mendekat dan menatap kedua orang itu. Dia berpura-pura penasaran dan bertanya, "Permisi, kalian ini siapa?"     

Lu Fanghua tampak sangat kurus. Dengan mata merah dan masih mengeluarkan air mata, dia berkata, "Aku Lu Fanghua, istri Lu Shi. Kamu datang menemuiku beberapa hari yang lalu."     

"Oh… Aku ingat, memang benar seperti itu." Chen Youran tiba-tiba memasang ekspresi bahwa dia mengingat sesuatu di wajahnya. Dia menatap mereka masing-masing secara bergantian dan bertanya, "Apa kamu mengalami kesulitan?"     

Seorang gadis muda lalu berkata kepada Chen Youran, "Halo, aku Lu Kexin, putri Lu Shi. Bisakah kita berpindah tempat untuk mengobrol?"     

Chen Youran mengangguk dan berkata dengan lembut, "Oke."     

Chen Youran dan Lin Mo'an membawa mereka ke restoran terdekat. Mereka memesan sebuah ruangan pribadi dan beberapa hidangan dengan asal. Setelah pelayan melangkah mundur, suasana di dalam bilik itu menjadi sunyi. Lu Fanghua pun tiba-tiba menangis tanpa suara.     

Chen Youran dan Lin Mo'an menunggu dengan sabar. Sementara Lu Kexin menghibur Lu Fanghua dengan beberapa kata. Setelah suasana hatinya berangsur-angsur stabil, Lu Fanghua berkata kepada mereka, "Tuan Lin, apa kamu memberi tahu orang lain kalau ayah saya akan menceritakan mengenai fakta kebenaran kecelakaan mobil itu?"     

Bibir tipis Lin Mo'an memunculkan senyum yang dingin dan suram. Dia berkata dengan lemah, "Iya..."     

Mendengar pengakuan Lin Mo'an yang sangat terus terang, Lu Kexin membelalakkan matanya dan memarahinya, "Bagaimana kamu bisa melakukan ini? Apa kamu tahu kalau seseorang menculik adik laki-lakiku dan mengancam kami melalui telepon?! Dia mengatakan kalau ayahku berani mengatakan fakta yang sebenarnya, dia akan membunuh adikku. Mereka juga… Mereka juga…"     

Akhirnya, suara Lu Kexin tercekat. Dia lalu mengeluarkan sesuatu yang terbungkus saputangan dari saku Lu Fanghua. Saputangan biru itu tampak berlumuran darah. Dia mengulurkan tangannya dan berkata dengan marah, "Kalian lihatlah sendiri!"     

Lin Mo'an bersandar di kursinya dan duduk tak bergerak, ekspresi wajahnya masih sangat tenang. Sementara Chen Youran menatapnya dan merasa bingung. Melihat mereka tidak memberikan respons, Lu Kexin membuka saputangannya dan meletakkan benda itu di atas meja. Chen Youran pun seketika dapat melihat potongan setengah jari. Tiba-tiba, perutnya merasa tidak nyaman, yang kemudian berusaha ditekan kembali olehnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.