Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Sudah Menunggu Selama Enam Tahun untuk Permintaan Maafmu



Sudah Menunggu Selama Enam Tahun untuk Permintaan Maafmu

2"Aku adalah kakak tertua Shaoheng dan kamu adalah istrinya. Cepat atau lambat kita pasti akan bertemu." Suara rendah Ji Jinchuan terdengar dalam dan ringan, serta tidak ada emosi di dalamnya.      

Mendengar nada tenang pada perkataan Ji Jinchuan, hati Fang Yaqing terluka parah. Wajahnya memutih tanpa jejak darah. Dia dengan enggan tersenyum dan bertanya, "Bagaimana kamu mengenalnya?"     

Pada saat yang tepat, pelayan sudah selesai membuat teh jeruk bali. Ji Jinchuan mengambil alih gelas dari pelayan tersebut dan tidak menjawabnya. Dia lalu segera berbalik dan berjalan ke arah tangga.     

Fang Yaqing sedikit ragu-ragu, tetapi pada akhirnya dia berkata dari belakang Ji Jinchuan, "Apa kamu menyesali tahun-tahun ini?"     

Ji Jinchuan, Ji Shaoheng, dan Fang Yaqing semua mengetahui tentang keterikatan di antara mereka. Kedua pelayan yang belum tidur juga tidak terkejut mendengar hal itu dan dengan cepat berjalan mundur. Ji Jinchuan sudah sampai di ujung tangga. Mendengar pertanyaan Fang Yaqing, dia menghentikan langkah kakinya. Tangannya yang ada di saku celana mengepal dan matanya yang dalam dipenuhi dengan kabut hitam yang sedikit demi sedikit merasuk ke dalam hatinya. Dia mengerutkan bibirnya dan tetap diam untuk waktu yang lama. Jari-jarinya yang terkepal perlahan-lahan mengendur dan dengan tenang berkata, "Itu kesalahanku, maaf…"     

Setelah jeda, Ji Jinchuan kembali meminta maaf padanya dengan nada yang sangat serius, "Maafkan aku…"     

"Aku sudah menunggu selama enam tahun untuk permintaan maafmu." Kekecewaan melintas di mata Fang Yaqing dan senyum sarkastik muncul di sudut mulutnya.     

 ***     

Chen Youran akhirnya selesai mandi dan keluar dari kamar mandi. Namun, dia tidak menemukan sosok Ji Jinchuan di kamar dan ponselnya pun masih ada di atas meja. Dia pun keluar dari kamar dan berniat untuk mencarinya. Namun tanpa diduga, dia bertemu dengan Ji Shaoheng di koridor lantai tiga.     

Ji Shaoheng memegang tongkatnya. Lampu anyaman putih di koridor membuat fitur wajah lembutnya tampak semakin indah. Dia terlihat seperti seseorang yang sedikit bengal dan susah diatur. Dia lalu menyapa, "Kakak ipar…"     

"Kenapa kamu belum tidur padahal sudah larut malam?" kata Chen Youran dengan santai sambil menganggukkan kepalanya.     

Kemudian, Ji Shaoheng berjalan maju perlahan mendekati Chen Youran dengan senyum di matanya. Di dalam senyumnya seolah terkandung senyum roh jahat. Dia lalu bertanya, "Apa kakak ipar peduli padaku?"     

Chen Youran berkedip beberapa kali. Bukannya orang biasa akan menjawab dengan kata 'segera' atau 'tidak bisa tidur'? Kenapa dia malah mendekatiku? Sikapnya juga tidak bisa diterima akal sehat. Dia bahkan salah mengartikan kalau aku peduli padanya? Batinnya.     

Ji Shaoheng menatap wanita di depannya. Chen Youran memakai jubah tidur pria. Jubah yang terlalu lebar dan besar itu membuatnya tampak semakin kecil dan mungil. Meskipun wajahnya tidak terlalu cerah dan cantik, tetapi wanita ini terlihat lebih polos dan lembut daripada Fang Yaqing. Selera Jinchuan tampaknya telah berubah selama bertahun-tahun. Dan penglihatannya menjadi semakin bermakna.     

"Tubuh akan mudah sakit kalau tidak istirahat dan tidur terlalu larut. Bukannya wajar kamu sebagai kakak iparku mengkhawatirkanku?" Sikap Ji Shaoheng memberikan sentuhan rasa penasaran.     

Chen Youran sedikit tercengang dan tersenyum. Dia menjawab, "Sebagai kakak ipar, memang benar sangat wajar kalau aku peduli padamu."     

"Kakak ipar benar…" Bibir tipis Ji Shaoheng bergerak dan menyunggingkan senyum jahat yang menawan. "Sejujurnya, aku tidak bisa tidur karena sesuatu di pikiranku. Aku tidak tahu apa kakak ipar mau mengobrol denganku?"     

"Kamu bisa memberi tahu istrimu tentang apa yang mengganggu pikiranmu. Dia dapat membantumu memecahkan masalahmu," tutur Chen Youran dengan senyuman di wajahnya.      

"Barusan kamu mengatakan kalau sebagai saudara ipar, kamu harus peduli denganku," kata Ji Shaoheng. Dia mengangkat alisnya dengan senyum menawan di bibirnya.     

Chen Youran jelas lebih muda darinya, namun Ji Shaoheng memanggilnya dengan sebutan 'kakak ipar' dengan sangat lugas. Mendengar hal itu, Chen Youran sedikit tertegun, lalu dia membalas, "Bagaimana kalau besok? Aku sudah mengantuk dan ingin pergi tidur."     

Chen Youran pun bersiap untuk kembali ke kamarnya, namun Ji Shaoheng menghalangi jalannya. Dia pun melangkah mundur sehingga tubuh wanita itu mau tidak mau menempel di dinding. Dia menjebaknya di antara kedua lengannya, lalu samar-samar tercium aroma tubuh istri Ji Jinchuan itu di hidungnya. Dia menundukkan kepalanya dan mengendus. Suara dengan pesona jahat terdengar rendah di telinga Chen Youran, "Tubuh kakak ipar benar-benar harum…"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.