Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Dengan Begini Kita Bisa Menunjukkan Ketulusan



Dengan Begini Kita Bisa Menunjukkan Ketulusan

3Ji Jinchuan masih mengenakan kemeja hitam dan celana panjang yang dijahit rapi dan pas di tubuhnya. Kamar mandi yang awalnya luas kini terasa sempit karena muncul sosoknya yang tinggi dan tegap itu. Bahkan udara di sana terasa menjadi sedikit.     

"Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Chen Youran sambil menatap Ji Jinchuan dengan tertegun.     

"Aku akan membantumu untuk mencuci dan mengeringkannya," ucap Ji Jinchuan sambil melepas pakaiannya.     

Tiba-tiba, Chen Youran bangkit dari bak mandi dan pergi untuk mengambil sesuatu di tangan Ji Jinchuan dan berkata, "Tidak perlu, aku akan mencuci dan mengeringkannya sendiri."     

Namun, Ji Jinchuan berbalik ke samping untuk menarik tangan Chen Youran dan meliriknya. Dia mengangkat alisnya dan tersenyum dengan sedikit kelicikan, "Kamu menggodaku?"     

"Hah?" Chen Youran pun berbaring kembali di bak mandi. Kulitnya yang seputih salju tampak lebih bersinar di dalam air.     

Bibir tipis Ji Jinchuan menampakkan lengkungan yang dangkal. Matanya menyapu pipi Chen Youran yang tampak kemerahan dan wajahnya yang tersipu malu. Kemudian, dia membawa pakaian dalam istrinya itu. Saat mendengar suara air dari shower di ruangan sebelah yang bercampur dengan sedikit suara gesekan kain, yang menandakan seseorang tengah mencuci pakaian, Chen Youran duduk di bak mandi dan menutupi wajahnya dengan malu.     

Setelah selesai mandi, Chen Youran mengeringkan butiran air di tubuhnya menggunakan handuk. Kemudian, dia keluar dari kamar mandi dengan mengenakan kemeja pria yang berwarna putih. Dia berjalan ke pintu kamar mandi dan mendengar gemuruh pengering rambut di kamar. Dia tampak sedikit terkejut saat melihat bagian samping wajah pria yang tampak hangat di bawah cahaya lampu itu. Pakaian dalam di tangan pria itu dikeringkan berulang-ulang oleh pria itu. Ekspresi seriusnya tidak memiliki jejak ketidaksabaran sama sekali.     

Ji Jinchuan menoleh ke belakang dan melihat istrinya berdiri di amabng pintu kamar mandi. Kemeja yang digunakan wanita itu hanya menutupi pahanya dan memperlihatkan dua kaki telanjang yang panjang, ramping, dan seputih salju. Dia berkata dengan suara hangat, "Hati-hati masuk angin. Cepat pergi tidur…"     

Kamar itu tidak dingin dan terasa cukup hangat. Chen Youran lalu mengenakan sandal katun berwarna abu-abu di kakinya. Dia mendekati suaminya, mencium wajahnya dengan berjinjit, dan berkata, "Hadiah…"     

"Tidak terasa sama sekali, tuh." Ji Jinchuan mengaitkan bibirnya dan tersenyum. Matanya yang indah pun seolah ikut tersenyum. Fitur wajahnya yang tampan tampak jelas dan hangat.     

Chen Youran sedikit memiringkan kepalanya. Matanya yang gelap memantulkan kehangatan cahaya lampu, sehingga membuat matanya tampak lebih hitam dan cerah. Lalu, dia bertanya, "Apa yang kamu inginkan?"     

Begitu suara itu jatuh, Ji Jinchuan tiba-tiba membungkuk dan mengecup bibir Chen Youran. Dia kemudian berkata, "Hanya dengan cara ini kita bisa menunjukkan ketulusan."     

Chen Youran mematung sejenak karena ciuman itu, lalu berkata, "Kamu menyerang secara diam-diam!"     

Ji Jinchuan melirik Che Youran dari sudut matanya, lalu mengangguk dengan serius sambil berkata, "Iya, jadi itu tidak masuk hitungan. Barusan itu hanya sebagai contoh. Kalau kamu yang berinisiatif untuk melakukannya sendiri, itu baru akan terhitung sebagai hadiah."     

"..." Chen Youran pun hanya melongo.     

***     

Setelah mengantarkan susu, pengurus rumah turun dari lantai atas, pergi ke sofa, dan melaporkan kepada Xie Suling, "Pasangan muda itu memiliki hubungan yang baik. Tuan Muda juga dengan hati-hati bertanya kepada saya apakah saya menambahkan gula atau tidak. Itu pasti karena untuk menyesuaikan dengan selera Nona Chen."     

Saat ini, Xie Suling sedang duduk di sofa dengan secangkir teh di tangannya. Dia lalu membalas, "Bagus… Dalam beberapa hari, Shaoheng dan istrinya akan kembali. Dengan ditemani Chen Youran, Jinchuan mungkin telah melupakannya."     

"Perasaan Tuan Muda Tertua telah stabil selama bertahun-tahun, apalagi sekarang dia juga telah menikah. Nona Chen juga sedang mengandung anaknya. Saya pikir dia tidak akan peduli tentang hal itu lagi. Yang saya takutkan, Tuan Muda Kedua…" Pengurus rumah itu berkata dengan ragu-ragu. Kalimat terakhir belum dikatakan dengan jelas, tetapi semua orang sudah bisa mengetahuinya.     

Xie Suling menghela napas dan berkata, "Mereka tetaplah keluarga… Kita tidak bisa membiarkan Shaoheng tinggal di luar negeri sepanjang waktu. Aku harap mereka telah mencairkan kebencian di hati mereka setelah enam tahun berlalu."     

Pengurus rumah berpikir sejenak dan berkata, "Tuan Muda Tertua memiliki Nona Chen di sini. Dia mungkin akan mendengarkan Nona Chen…"     

"Hari ini, suamiku telah membiarkan mereka tinggal. Secara tidak langsung, dia mengakui kalau Chen Youran adalah menantu dari Keluarga Ji, jadi minta para pelayan berkumpul dan sampaikan pada mereka untuk memanggilnya Nyonya Muda mulai dari sekarang, bukan lagi Nona Chen," tutur Xie Suling sambil meletakkan cangkir tehnya.     

"Baik, Nyonya…" Pengurus rumah menjawab dengan hormat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.