Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Ingin Menjadi Wanita Sejatinya



Ingin Menjadi Wanita Sejatinya

1Ji Jinchuan memberikan sebuah nomor telepon, namun itu bukan nomornya sendiri. Dengan tenang dia menyebutkan serangkaian angka kepada Fang Yaqing. Fang Yaqing pun mengetiknya di ponselnya, lalu undur diri dari bilik tersebut .     

Seorang anak laki-laki yang duduk di sebelah Ji Jinchuan tiba-tiba menepuk pahanya dan berkata, "Aku merasa nomor telepon yang kamu sebutkan barusan sedikit tidak asing… Sial, itu nomor teleponku!"     

Ketika semua orang yang ada di bilik mendengar ini, mereka semua mengolok-olok Ji Jinchuan. Mereka berpikir kenapa gadis secantik itu juga tidak bisa membuat pria satu itu tertarik.     

Kesan pertama Ji Jinchuan kepada Fang Yaqing bukanlah kecantikannya, tetapi keberaniannya. Di tempat yang semua orang bisa bercampur seperti itu, hal buruk bisa terjadi kapan saja. Entah seberapa besar keberaniannya hingga bisa masuk ke bilik orang lain dan meminta nomor telepon seseorang.     

***     

Balkon kamar hotel…      

Gu Jinchen berada di pagar dengan satu tangan memegang ponsel dan melakukan panggilan telepon. Dia mengenakan jas hitam yang selaras dengan langit malam. Sosoknya tampak tinggi dan tegap.     

Ketika itu, seseorang mengetuk pintu kamar tersebut. Yi You pun berjalan mendekat dan membuka pintu kamar. Tampak seorang pelayan membawakan teh yang bisa untuk menenangkan diri. Dia pun mengucapkan terima kasih, menatap teh di tangannya sejenak, mengeluarkan obat dari tasnya, dan memasukkannya ke dalam cangkir teh tersebut.     

Begitu Yi You berbalik, dia melihat seorang pria berdiri di belakangnya. Wajahnya tiba-tiba menjadi pucat pasi karena ketakutan. Seketika dia melangkah mundur dengan panik dan bersandar ke meja di belakangnya. Dia lalu berkata, "Bukannya kamu… bukannya kamu sudah pergi?"     

Xu Chengyan melihat ekspresi panik pada wajah Yi You. Dia lalu menjawab, "Pakaiannya tertinggal di mobilku, jadi aku ke sini untuk memberikan itu kepadanya."     

Yi You melihat mantel hitam panjang di siku Xu Chengyan dan kembali bertanya, "Bagaimana kamu bisa masuk?"     

"Pintunya tidak dikunci," jawab Xu Chengyan. Dia melirik teh di atas meja dan sedikit menyipitkan matanya.     

Berpikir bahwa Xu Chengyan melihat obat yang baru saja dimasukkannya, Yi You ingin menjelaskan. Namun, tubuhnya gemetaran karena ketakutan. Dia hanya bisa berkata dengan terbata-bata, "Baru saja… baru saja aku…"     

"Jaga dia baik-baik. Aku akan pergi dulu…" ucap Xu Chengyan sambil memberikan mantel milik Gu Jinchen.     

Yi You pun tercengang. Dia mengatakan akan pergi? Bukannya dia melihat yang barusan? Batinnya.     

Yi You melirik cangkir teh yang berada di atas meja. Lalu, pandangannya berpindah pada pria yang sedang bertelepon di balkon. Dia pun merasa ragu-ragu. Selama ini, pria itu sangat baik padanya. Pria itu membawanya ke berbagai jamuan makan, memberinya rumah, perhiasan, mengajaknya makan bersama di waktu luangnya, dan bahkan sesekali memesan seikat bunga untuk diberikan kepadanya. Namun semakin lama, hubungan di antara keduanya tidak ada kemajuan. Kontak paling dekat di antara mereka adalah ketika pria itu memegang lengannya di pesta atau melingkarkan lengannya di pinggangnya. Gu Jinchen bahkan tidak pernah menciumnya. Dia sempat berpikir apa mungkin pria itu memiliki masalah kesehatan pada bagian tertentu. Namun, dia menyangkal gagasannya sendiri karena pria itu memiliki mantan istri dan bahkan seorang putri. Dia takut bahwa dirinya hanya dijadikan sebagai 'pelampiasan' pria itu sementara waktu. Dan saat pria itu lelah, maka dia akan diusir pergi. Jadi, dia ingin menjadi wanita sejatinya.     

Gu Jinchen kembali ke kamarnya setelah selesai menelepon. Melihat Yi You berdiri dengan linglung, dia bertanya dengan suara yang terdengar sedikit lelah, "Ada apa?"     

Akhirnya, Yi You kembali ke kesadarannya. Takut Gu Jinchen mungkin melihat tingkah anehnya, dia tersenyum padanya, lalu mengambil teh di atas meja dan mendekatinya. Dia pun berkata, "Minumlah selagi panas…"     

"Tidak perlu, aku tidak minum terlalu banyak anggur, kok," ucap Gu Jinchen sembari melonggarkan dasinya.     

"Ini akan membuatmu tidur lebih nyenyak di malam hari." Yi You berkata dengan suara lembut.     

Gu Jinchen memikirkan ucapan Yi You sejenak, lalu mengulurkan tangan untuk mengambilnya. Yi You lalu menatapnya dengan gugup. Gu Jinchen tampak mendekatkan cangkir ke mulutnya satu inci, lalu bertanya, "Nanti malam, kamu mau tidur di hotel atau aku harus mengantarmu pulang?"     

"Bagaimana denganmu?" Saat ini, Yi You tidak berani menatap matanya. Matanya jatuh pada kancing kemeja Gu Jinchen.     

"Pulang…" Gu Jinchen menjawab dengan singkat.     

"Apa gunanya tidur di hotel sendirian?" gumam Yi You.     

Mengetahui bahwa Yi You ingin dia tinggal bersamanya di hotel, Gu Jinchen mengangkat sentuhan ironi di sudut mulutnya dan berkata dengan lembut, "Setelah istirahat sejenak, aku akan mengantarmu pulang…"     

Yi You mengangguk, lalu melirik cangkir di tangan Gu Jinchen dan berkata, "Minumlah selagi panas…"     

Gu Jinchen tidak banyak berpikir lagi, dia pun meminum teh tersebut. Ketika dia mendongak ke atas, jakunnya yang seksi terlihat. Jakun seksinya itu berguling ke atas dan ke bawah saat dia menelan minuman itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.