Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Sepanjang Hidupnya, Semuanya adalah Milikku



Sepanjang Hidupnya, Semuanya adalah Milikku

3Chen Youran membungkuk dan mencium pipi suaminya. Namun, tangan Ji Jinchuan masih tidak berhenti bergerak dari keyboard. Dengan nada rendah dan ringan, dia berkata, "Jangan membuat masalah… Setelah aku menyelesaikan kesibukanku, aku akan membuat kesibukan denganmu."     

"Bukannya aku sudah memberitahumu…" Chen Youran hanya mengatakan setengah dari perkataannya, namun tiba-tiba hening dan tidak ada suara yang terdengar.     

"Ada apa?" tanya Ji Jinchuan yang akhirnya mengalihkan pandangannya dari komputer dan melirik istrinya.     

Chen Youran meletakkan tangannya di sandaran tangan kursi milik Ji Jinchuan dan membungkuk. Rambut hitamnya lalu terurai ke dadanya dari kedua sisi, sementara mata hitamnya tampak cerah. Dia tiba-tiba berkata, "Kamu sangat menawan saat bekerja."     

Alis Ji Jinchuan terangkat tinggi. Dia lalu berkata dengan santai , "Hmm… Aku tahu itu…"     

"Untungnya, pria menawan ini adalah milikku." Chen Youran perlahan tersenyum dengan lembut.     

Mendengar ucapan istrinya, Ji Jinchuan tidak menjawab dan hanya mengangkat alisnya. Meskipun dia tidak berkonsentrasi dalam bekerja sebanyak tadi, namun dia masih tidak berhenti mengetik.     

Sementara Chen Youran mengaitkan bibir merahnya, tersenyum dangkal dan kembali berkata, "Dan sepanjang hidupnya, semuanya adalah milikku…"     

Ji Jinchuan akhirnya menghentikan pekerjaannya. Dia menekan salah satu tombol pada mouse dengan jari telunjuknya yang ramping, dan menutup halaman email di layar komputernya. Kemudian, dia mematikan komputer tersebut, bangkit berdiri, dan memakai mantelnya yang digantung di sandaran kursi.     

Apa yang dilakukan Ji Jinchuan membuat Chen Youran menatapnya dengan tatapan kosong dan bertanya, "Apa yang akan kamu lakukan?"     

"Pulang bekerja…" Ji Jinchuan melirik Chen Youran sekilas, lalu berjalan mengitarinya untuk menuju ke ruang ganti di kamar istirahat. Sesaat kemudian, dia keluar dengan mantelnya.     

Chen Youran berkedip beberapa kali dan berkata, "Waktu pulang belum tiba dan kamu belum menyelesaikan pekerjaanmu…"     

"Aku sudah selesai," jawab Ji Jinchuan. Sejak tadi, Chen Youran terus menggodanya, dia merasa lebih baik mematikan komputer dan menghentikan pekerjaannya.     

Kemudian, Chen Youran pun menatap suaminya dengan curiga. Jelas-jelas dia barusan melihat Ji Jinchuan hanya membalas setengah dari email, lalu keluar dari halaman tersebut tanpa menyimpannya.     

"Kamu ingin pulang untuk makan malam atau kita makan di luar?" tanya Ji Jinchuan sambil mengambil tas Chen Youran di sofa.     

Chen Youran mendekati Ji Jinchuan saat tengah merapikan pakaiannya dan menjawab, "Makan di luar saja…"     

"Oke…" Ji Jinchuan menarik sudut mulutnya dan tersenyum.     

Setelah itu, Chen Youran mengenakan kacamata hitam miliknya dan menggandeng lengan Ji Jinchuan. Salah satu tangan Ji Jinchuan yang digandeng Chen Youran membawa tas tangannya, sementara tangan lainnya memegang tangan istrinya itu.     

Ketika pasangan itu meninggalkan kantor, waktu memang menunjukkan belum saatnya untuk pulang kerja. Orang-orang di kantor Departemen Sekretariat pun masih duduk dengan rapi. Saat keduanya berjalan melewati departemen tersebut, bisikan di antara para sekretaris pun terdengar.     

Chen Youran dan Ji Jinchuan naik lift khusus dan langsung menuju ke tempat parkir di lantai bawah. Ketika mereka keluar dari tempat parkir, tampak butiran salju yang disertai angin dingin kencang jatuh ke tanah dan segera berubah menjadi air.     

Ketika mereka sampai di restoran, Ji Jinchuan memarkirkan mobilnya terlebih dahulu, sementara Chen Youran menunggunya di luar restoran. Angin dingin yang menerpa pipinya terasa seperti pisau tajam, terdapat pula beberapa butiran salju yang jatuh di kerah mantelnya. Dia pun mengeratkan mantel yang dikenakannya, menciutkan lehernya, dan memasuki restoran terlebih dahulu. Kemudian, dia mencari tempat duduk yang kosong. Dengan segera seorang pelayan datang dengan membawa buku menu. Dia mengetahui selera makanan Ji Jinchuan dan akhirnya memesan terlebih dahulu.     

Ji Jinchuan baru saja menghentikan mobilnya di tempat parkir saat tiba-tiba ponsel di sakunya berdering. Dia mengeluarkannya dan melihat bahwa itu adalah panggilang Bai Shiyan. Dia pun langsung menekan tombol tolak, memasukkan kembali ponsel ke sakunya, membuka pintu, dan turun dari mobil. Ketika dia sampai di luar restoran, ponsel di sakunya kembali bergetar. Ada sebuah pesan masuk, namun tidak memedulikannya. Dia mendorong pintu kaca dan memasuki restoran tersebut.     

Chen Youran duduk pada posisi yang mencolok, jadi Ji Jinchuan bisa melihatnya walau hanya dengan tatapan sekilas. Dia pun berjalan ke arahnya dan segera duduk di seberangnya. Dia lalu bertanya, "Apa kamu sudah memesan makanan?"     

Tak lama kemudian, pelayan membawa piring berisi hidangan yang mereka pesan. Mereka pun mulai menyantap hidangan tersebut. Saat ini, tiba-tiba sebuah pesan masuk di ponsel Ji Jinchuan lagi. Chen Youran menatapnya wajah suaminya yang tampak datar dan tidak berniat melihat pesan tersebut.     

Di akhir waktu makan, dia pergi ke kamar mandi. Dia baru saja meninggalkan tempat duduknya selama dua menit saat tiba-tiba ponsel Ji Jinchuan bergetar lagi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.