Kalau Begitu, Kamu Harus Menolongku Selama Sisa Hidupku
Kalau Begitu, Kamu Harus Menolongku Selama Sisa Hidupku
Chen Youran hampir mabuk kepayang selama ciuman. Dia menarik napas dalam-dalam sebelum akhirnya berkata, "Itu tadi sebuah kecelakaan dan aku juga tidak jatuh."
"Kalau kamu tidak berpegangan dengan tepat waktu, jangankan anak kita yang ada di dalam perutmu, bahkan kamu bisa mengalami gegar otak," ujar Ji Jinchuan dengan suara dingin dan tegas.
"Kalau begitu, kamu harus selalu menolongku selama sisa hidupku." Chen Youran meraih lengannya dan membalas dengan suara yang lembut.
Awalnya, itu adalah percakapan yang serius. Perkataan sembrono Chen Youran akhirnya membuat Ji Jinchuan kehilangan kesabaran lagi. Khawatir wanita itu akan melakukan hal sembrono lagi lain kali, Ji Jinchuan mencoba untuk memperingatkannya, "Perbaiki sikapmu…"
"Kamu terlalu serius. Kamu membuatku dan anak kita takut." Chen Youran mengedipkan matanya beberapa kali. Bulu matanya yang panjang tampak seperti sayap kupu-kupu saat fajar yang menghiasi pupilnya yang gelap.
Melihat ekspresi sedih Chen Youran, Ji Jinchuan benar-benar dikalahkan olehnya. Dia mencubit pipi putihnya dan berkata, "Aku benar-benar tidak bercanda."
Kemudian, terdengar ketukan dari luar pintu. Chen Youran pun mendorong Ji Jinchuan. Pria itu melepaskannya dan mundur beberapa langkah. Lalu, dia perlahan merapikan kerutan pada pakaiannya dan bergegas membuka pintu.
Di luar, ada sosok Bibi Zhao yang berdiri sambil memegang segelas air. Melihat Chen Youran berhasil menyelamatkan diri, dia merasa lega dan bertanya, "Apa Anda ingin saya meminta dokter untuk datang dan memeriksa?"
"Tidak, tidak perlu. Aku tidak apa-apa," jawab Chen Youran sambil mengambil alih gelas berisi air yang diberikan kepadanya dan mengucapkan terima kasih. Dia terdiam selama beberapa detik, lalu bertanya, "Bagaimana situasi di luar saat ini?"
"Nyonya Xue sudah pergi," jawab Bibi Zhao.
Sebenarnya, masih ada yang ingin ditanyakannya, tetapi tiba-tiba terdengar suara Ji Jinchuan, "Bibi boleh turun…"
"Baik…" balas Bibi Zhao yang segera berbalik dan turun ke lantai bawah.
Setelah itu, Chen Youran meminum air pada gelas di tangannya dan menatap Ji Jinchuan dengan ekspresi wajah yang datar. Dia lalu berkata, "Sebenarnya, kamu sudah tahu akan hal itu sejak awal, kan?"
Ji Jinchuan hanya bersandar ke dinding. Sosoknya sangat tinggi dan wajah tampannya tampak tidak memiliki emosi sedikit pun. Dia hanya berkata dengan acuh tak acuh, "Hmm…"
Ketika Chen Youran memberitahunya dan melihat Ji Jinchuan tidak memiliki reaksi apa pun, dia sudah dapat menebak bahwa suaminya itu sudah mengetahui kebenarannya. Kemudian, dia berkata dengan ragu-ragu, "Aku baru saja mendengar percakapan mereka saat aku berdiri di depan pintu kamar ibu. Sepertinya, ayahmu dan Bibi Jian tidak memiliki hubungan apa-apa. Mereka hanya bertemu beberapa kali sebagai teman."
Bibir tipis Ji Jinchuan terbuka perlahan. Mata hitam pekatnya sedikit menyipit. Dia mengucapkan kata-kata bermakna di bibirnya, "Mana mungkin ibu memercayainya…"
Ketika berbicara, tanpa sadar Chen Youran sudah menghabiskan setengah gelas air. Dia kembali bertanya, "Atau bagaimana kalau aku pergi untuk membujuk ibu?"
"Jangan mengkhawatirkan tentang hal itu…" Ji Jinchuan tidak ingin istrinya ikut campur dan terlibat dalam hal-hal yang rumit seperti ini. Peristiwa Chen Youran yang hampir jatuh dari tangga tadi sudah cukup membuatnya sangat ketakutan. "Kamu tidak menghabiskan banyak makanan saat makan siang tadi. Aku akan membawakanmu sesuatu untuk dimakan."
Saat ini, Chen Youran tinggal di kamar, sementara Ji Jinchuan turun ke lantai bawah. Ketika sampai di lantai dua, dia melihat Bibi Zhao berdiri di koridor. Rupanya, ada pertengkaran antara Ji Yangkun dan Xie Suling di dalam kamar.
Melihat Ji Jinchuan turun, Bibi Zhao melangkah maju dan berkata, "Tuan Muda, tolong lerai Tuan dan Nyonya Besar…"
Ji Jinchuan hanya dengan santai memasukkan satu tangannya ke dalam saku celana. Postur tubuhnya tampak tinggi dan tegap. Matanya melirik Bibi Zhao sekilas, lalu berjalan melewatinya dengan acuh tak acuh. Dia berhenti tepat di depan kamar kedua orang tuanya, lalu dia mengangkat tangannya, dan mengetuk pintu sebanyak tiga kali. Dia pun berkata dengan suara yang berat, "Apa aku harus menelepon pengacara?"
Pertengkaran di dalam kamar seketika berhenti. Tampak ada keheningan di dalam sana. Ji Jinchuan hanya berdiri di luar pintu dalam waktu yang sangat singkat. Ketika melihat tujuan ucapannya sudah tercapai, dia pun berbalik menuju ke tangga dan turun ke lantai bawah dengan langkah yang mantap. Pelayan yang berkumpul untuk mendengarkan pertengkaran di ruang tamu langsung bubar saat melihat Ji Jinchuan turun.
Ji Jinchuan memberi mereka pandangan dingin. Kemudian, dia berkata kepada salah satu pelayan, "Buatkan semangkuk sup telur dan kirimkan ke kamar di lantai tiga."
Pelayan itu pun merespons dan bergegas pergi ke dapur.