Dia Hanya Ingin Bercerai (3)
Dia Hanya Ingin Bercerai (3)
Setelah Ji Wenqing mengatakan begitu banyak, Tuan Besar Huo akhirnya mengerti. Dia memandang Ji Jinchuan yang sedari tadi meminum teh dengan tenang, tatapannya kemudian beralih ke Ji Wenqing lagi. Dia pun bertanya dengan nada dingin, "Apa kalian berdua sedang bekerja sama?"
"Ini benar-benar salah. Aku melakukannya demi Keluarga Huo, sehingga mereka berdua tidak akan bertengkar setiap hari sebagai pasangan suami istri. Kalau hal itu terjadi, sebuah keluarga tidak akan damai." Ji Wenqing menggenggam lengan Tuan Besar Huo. Dan wanita berusia 30-an itu bertingkah seperti anak kecil yang sedang merayu orang tua, yang tidak memiliki kepatuhan.
Ji Jinchuan kemudian membuka suara tepat pada waktunya, "Tuan Besar Huo, mungkin Anda harus menanyakan sendiri kepada Nyonya Muda Huo bagaimana pemikirannya. Lagi pula, dia adalah peran utamanya…"
Setelah percakapan di kedai teh yang tidak menyenangkan, Ji Jinchuan kembali ke perusahaan. Sedangkan Ji Wenqing menemani Tuan Besar Huo ke rumah sakit.
***
Cuaca di luar terlalu dingin. Setelah duduk di taman bunga sebentar, Chen Youran kembali lagi ke kamar pasien. Sesampainya di sana, dia berdiri di luar pintu kamar pasien dan melihat situasi di dalam melalui kaca transparan di pintu bagian atas. Lin Xia sedang duduk di tempat tidur sambil memegangi kakinya dan melihat ke luar jendela. Pakaian bergaris biru dan putih yang dikenakannya tampak sangat longgar. Sosok kurusnya tampak sedih, sehingga membuat orang lain ikut merasa iba.
Lalu, saat Chen Yoran hendak mendorong pintu kamar, tiba-tiba ponselnya yang ada di dalam sakunya berdering. Tampak serangkaian nomor asing di yang tertera di layar.
"Halo?"
"Nona Chen, aku Shi Lan. Aku ingin bertemu denganmu." Terdengar suara serak seorang wanita di ujung telepon.
Mendengar suara itu, Chen Youran tertegun sejenak. Dia hampir lupa siapa Shi Lan. Setelah memikirkannya, dia mengingat bahwa itu adalah seorang gadis berusia 20 tahun yang memiliki hati yang jahat dan pernah berbuat hal buruk kepadanya. Jadi, dia merasa tidak perlu bertemu dengannya. Dia pun berdeham dan berkata, "Maaf, aku tidak punya waktu."
Suara Shi Lan sedikit terdengar seperti orang kebingungan saat mendengar penolakannya, "Jangan khawatir Nona Chen, kali ini aku tidak akan melakukan hal buruk kepadamu. Aku hanya ingin bertemu denganmu dan minta maaf."
Chen Youran pergi ke tempat yang lebih tenang, lalu menjawab, "Aku sudah memaafkanmu sejak terakhir kali kita bertemu."
"Kalau kamu benar-benar memaafkanku, Presiden Ji tidak akan menyuruh orang untuk mengurungku di dalam gudang kecil sepanjang malam. Aku tahu aku sudah melakukan hal yang salah kepadamu saat terakhir kali. Aku ingin meminta maaf kepadamu dengan tulus." Shi Lan berkata dengan lemah.
Setelah mencari tempat yang tenang, Chen Youran bersandar ke dinding. Dia kemudian menjawab, "Aku benar-benar tidak punya waktu. Kalau kamu ingin minta maaf lagi, lewat telepon sama saja."
"Aku ingin mengundangmu makan malam untuk menunjukkan ketulusanku. Tolong luangkan waktumu sebentar saja." Shi Lan memohon padanya.
Mendengar Shi Lan terus-terusan memohon lagi dan lagi, Chen Youran berpikir bahwa gadis itu benar-benar tulus. Dia pun akhirnya berkata, "Oke, aku punya waktu luang di siang hari. Kamu bisa mengatur waktu dan tempat, lalu mengirimkan pesan ke nomorku."
Setelah itu, Chen Youran kembali ke kamar pasien. Beberapa saat kemudian, ada pesan teks masuk di ponselnya. Itu adalah waktu dan alamat yang dikirimkan oleh Shi Lan.
Ketika Bibi Wu datang untuk mengantarkan makan siang, Chen Youran berkata sambil mengenakan syal, "Bibi Wu, aku punya sesuatu yang harus dilakukan, jadi aku akan pergi sebentar. Sebelum aku kembali, Bibi di sini dulu ya untuk menjaganya."
Bibi Wu sedang menata makanan di panci saat ini. Ketika mendengar perkataan Chen Youran, dia bertanya, "Nyonya Muda, ada urusan apa? Anda bisa makan dulu sebelum pergi."
"Aku akan makan di luar."
Chen Youran lalu mengambil tasnya di sofa. Setelah berjalan sebanyak dua langkah, dia melihat kembali ke Lin Xia. Wanita di atas tempat tidur itu tampak mempertahankan postur yang sama sepanjang pagi, menatap ke luar jendela. Entah apa yang sedang dilihatnya.
"Dokter bilang kamu harus tinggal di rumah sakit selama beberapa hari. Aku akan membawakanmu beberapa buku yang kamu suka baca," ucap Chen Youran.
Lin Xia menggerakkan bibirnya dan berkata, "Terserah kamu saja…"