Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Selama Kamu Bahagia, Itu Bagus



Selama Kamu Bahagia, Itu Bagus

1Setelah selesai sarapan, Ji Jinchuan melihat arloji kecil di tangannya, kemudian dia berkata, "Naiklah dan ganti pakaianmu."     

"Kita mau pergi keluar?" tanya Chen Youran yang tidak mengerti apa maksudnya.      

"Aku hanya punya waktu untuk pergi denganmu di akhir pekan," balas Ji Jinchuan. Dia kemudian mengajak Chen Youran kembali ke kamar mereka.      

Setelah tiba di kamar, Ji Jinchuan membuka lemari pakaian dan mengambil satu set pakaian untuk dirinya sendiri. Dia pun segera mengganti pakaiannya. Lalu, dia berkata, "Aku akan menunggumu di bawah."      

Ji Jinchuan lalu turun lebih dulu ke lantai bawah. Sementara itu, Chen Youran segera mengganti pakaiannya dan bergegas turun setelah selesai. Tampak sosok suaminya yang menunggunya dan bersandar di pegangan tangga. Dia pun menuruni tangga dan bertanya, "Kamu mau mengajakku pergi ke mana?"     

Chen Youran mengenakan sweater berwarna krem, lalu dilapisi dengan mantel kulit selutut. Dia menggantungkan tas tangan di lengan kanannya dan mengenakan sepatu bot datar di kedua kakinya. Kakinya yang ramping itu terbungkus seluruhnya. Rambut hitamnya tampak menjuntai hingga ke bahunya. Pipinya tampak halus dan bersih.     

Ketika Chen Youran sampai pada langkah terakhir, Ji Jinchuan mengulurkan tangan kepadanya. Wanita itu meletakkan tangannya pada telapak tangannya. Dia pun membawanya menuruni tangga, lalu membungkus tangan lembut wanita itu dengan tangan besarnya.      

"Ayo kita pergi ke tempat yang paling kamu ingin untuk didatangi," ajak Ji Jinchuan.     

Chen Youran menatapnya dengan linglung. Ji Jinchuan lalu hanya mencium pipinya dan berjalan keluar dari ruang tamu sambil memeluknya.     

***     

Ketika mereka menunggu lampu lalu lintas di jalan, Ji Chen Youran bertanya, "Apa kamu mau pulang ke kediaman Keluarga Chen?"     

Ji Jinchuan masih terus memperhatikan lampu lalu lintas di depannya. Dia meletakkan tangannya pada setir. Setelah mendengar perkataan Chen Youran, dia menatapnya dan berkata, "Apa tempat yang ingin kamu datangi adalah kediaman Keluarga Chen?"     

Chen Youran mengerutkan bibirnya dan tidak berkata apa-apa.     

Setelah mobil masuk jembatan, Ji Jinchuan mengemudi ke arah utara. Kemudian, dia menaikkan kecepatan mobil dan melaju dengan kecepatan tinggi. Chen Youran hanya bisa memandang pria yang sedang mengemudi di sampingnya. Apa kami akan pergi menuju ke kota lain? Batinnya.     

Butuh waktu tiga jam dari Kota A ke Wuzhen. Saat tiba di Wuzhen, waktu baru menunjukkan pukul 11:30 siang.     

Berdiri di bawah jembatan Qingshi dan melihat ke pemandangan kota yang sudah dikenal membuat mata Chen Youran mulai terasa panas. Ada kabut yang berkumpul di bagian bawah matanya. Sudah 10 tahun sejak dia meninggalkan Wuzhen pada usia 13 tahun dan tidak pernah kembali. Meskipun Wuzhen telah banyak berubah dalam 10 tahun terakhir, tetapi dia masih bisa mengingatnya dengan jelas.     

Rumah-rumah berbata biru masih berjejer rapi. Akan ada satu atau dua pohon delima di depan setiap rumah itu. Sebuah kayu yang sudah lapuk, yang bertuliskan doa tampak menempel pada pintu-pintu rumah. Di ujung jembatan batu, masih ada toko yang menjual permen. Namun pemilik toko bukan lagi pria tua yang memakai jas katun abu-abu tua, melainkan seorang wanita paruh baya.     

Chen Youran kembali menatap pria di bawah jembatan yang sedang bersandar pada Maybach hitam yang sedang merokok. Pria itu mengenakan jas hitam berwarna gelap. Postur tubuhnya tinggi dan tegak, sementara wajahnya yang dingin menjadi semakin terlihat seperti lukisan tiga dimensi dalam asap putih. Pria itu juga menatapnya. Tatapan matanya tampak sangat hangat, seolah-olah ada es dan salju yang mencair. Sedikit demi sedikit kehangatan itu meluap di hatinya, sehingga membuat hatinya terasa lembut. Sepasang mata hitam dan gelap itu dipenuhi dengan kelembutan yang langka, seperti ada sesuatu yang memanggilnya dan membuatnya merasa tak terkendali untuk melangkah padanya. Dia ingin kembali ke sisi pria itu dengan cepat tanpa penundaan. Langkah kakinya semakin cepat, hingga akhirnya berubah menjadi lari kecil.     

Ji Jinchuan melihat wanita yang berdiri di jembatan batu yang menuruni tangga batu dan mendatanginya tanpa memedulikan langkahnya. Jantungnya berdegup dengan kencang. Dia membuang rokoknya ke tanah dan menginjak-injaknya. Dia dengan cepat melangkah maju dan memeluk wanita itu.     

Chen Youran bergegas ke masuk ke dalam pelukan Ji Jinchuan. Dia memeluk pinggangnya, meletakkan pipinya di pada sweater pria itu, dan merasakan suhu tubuhnya yang hangat melalui pakaian tersebut. Setelah beberapa saat, dia berkata dengan suara yang agak serak, "Terima kasih…"     

Ji Jinchuan memeluk Chen Youran dengan satu tangan, sementara tangannya yang lain mengusap kepalanya. Dia pun membalas dengan suara yang dalam sambil tersenyum, "Selama kamu bahagia, itu bagus."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.