Pemilik Binatang Buas
Pemilik Binatang Buas
'Tak!'
Feng Jiu segera menghindari serangan yang tak terduga itu. Ketika dia melihat pemuda berpakaian merah, dia hanya bisa mengerutkan kening dan berbicara dengan kasar.
"Hei, wanita gila. Apa yang membuatmu begitu mengamuk?"
Wanita berpakaian merah seperti pria itu marah ketika dia mendengar kata-kata Feng Jiu.
"Berani-beraninya kamu bertindak kurang ajar setelah melukai bawahanku! Lihat bagaimana aku membereskan kamu!" Dia menarik cambuknya lagi. Energi spiritualnya melonjak dengan tajam. Kemudian, dia menepiskan cambuk ke arah wajah Feng Jiu.
Dia merasa bahwa Feng Jiu terlihat lebih cantik darinya. Selain itu, Feng Jiu mengenakan pakaian berwarna merah yang sama. Penampilan itu sangat menyinggung matanya. Ditambah lagi, amarah membuatnya ingin menghancurkan wajah cantik dan tanpa cacat milik Feng JIu.
Ketika Feng Jiu melihat wanita berpakaian merah, dia sudah menduga bahwa orang itulah yang melemparkan kantong koin kepadanya. Tapi dia tidak menyangka bahwa Tuan Muda yang berpakaian merah juga sama seperti dirinya, yaitu seorang wanita yang berpakaian seperti pria. Tapi penyamarannya memiliki banyak kekurangan karena orang lain bisa tahu bahwa dia seorang wanita hanya dalam satu lirikan.
Pukulan cambuk itu mengeluarkan energi spiritual dan menghancurkan meja kayu menjadi dua. Pasangan pemilik warung segera bersembunyi di belakang karena ketakutan.
Binatang Pemakan Awan yang sebelumnya berbaring langsung berdiri. Tubuhnya yang kecil dan mungil tampak seperti landak karena bulu di sekujur tubuhnya berdiri. Sepasang mata yang haus darah dan galak menatap wanita sombong berpakaian merah yang ada di hadapannya. Mulutnya mengeluarkan suara mendesis yang terdengar seperti geraman binatang buas.
Pria paruh baya berjubah abu-abu datang dari belakang. Dia melirik Binatang Pemakan Awan dengan kaget karena dia tidak tahu binatang apa itu. Bulunya yang tebal terlihat tidak mirip anjing ataupun singa.
"Dasar anak anjing, menyingkirlah!"
Ketika Feng Jiu berhasil menghindari cambuk, wanita berpakaian merah itu menjadi marah. Dia langsung mengarahkan cambuknya pada Binatang Pemakan Awan.
"Jangan!"
Pria paruh baya itu berteriak dengan keras dan mencegahnya mencambuk ke arah Binatang Pemakan Awan. Dia melihat kilatan haus darah yang muncul di mata binatang itu. Aura semacam ini jelas berasal dari binatang buas yang sangat ganas.
Dia khawatir bahwa wanita berpakaian merah akan menarik cambuknya dan menyerang binatang kecil itu. Namun, meskipun dia menghentikannya, dia masih sedikit terlambat.
Ketika cambuk itu menyerang, Binatang Pemakan Awan segera menggeram dan melompat. Tubuhnya yang bulat sama gesitnya dengan macan tutul. Setelah keempat kakinya melompat, ia mengarahkan cakarnya yang tajam pada wanita berpakaian merah.
"Ah!"
Wanita itu menjerit kesakitan. Dia mundur dengan wajah pucat. Namun, punggung tangannya yang memegang cambuk menunjukkan luka yang berdarah karena cakar Binatang Pemakan Awan. Sebagian tulangnya bahkan bisa terlihat.
Ketika pria paruh baya itu melihat luka di punggung tangan wanita berpakaian merah, suasana hatinya berubah menjadi suram. Dalam sekejap, dia melindungi wanita itu di punggungnya dan mencegahnya agar tidak dilukai oleh Binatang Pemakan Awan untuk kedua kalinya.
Tatapannya yang tajam tertuju pada binatang buas yang menggeram dan menunjukkan cakarnya yang mengkilap. Dia menatap pemuda berpakaian merah yang terlihat tenang seperti sedang menonton teater. Akhirnya, dia bertanya dengan raut wajah yang suram. "Apakah kamu tidak peduli dengan binatang peliharaanmu?"
Sebagai pemilik binatang peliharaan itu, Feng Jiu tidak menghentikan keributan tapi justru hanya menyaksikan dengan tidak sopan. Pemuda ini memang benar-benar menjijikkan.