Chaotic Demon Sea, Wilayah Heaven Wind Sea
Chaotic Demon Sea, Wilayah Heaven Wind Sea
Di pedati, seorang gadis muda cantik menatap Lin Dong dan memperkenalkan dirinya dengan nada lembut. "Namaku Gu Ya."
"Aku Lin Dong. Nona Gu, terima kasih sudah menyelamatkanku." Lin Dong tersenyum ramah. Dia ragu-ragu sesaat sebelum bertanya, "Apa aku boleh tahu apa Nona juga melihat orang lain yang terluka di sekitar ketika menyelamatkanku?"
Dia tentu bertanya tentang tikus kecil dan Api Kecil.
Gu Ya berpikir sesaat setelah mendengarnya. Gadis itu lantas menggeleng.
Sorot kecewa terpancar di mata Lin Dong ketika dia mendengarnya. Sepertinya dia memang terpisah dengan tikus kecil dan Api Kecil…
"Luka-lukamu sangat parah. Aku sudah meminta bantuan Kak Gu Yan untuk melihat kondisimu. Dia berkata…" Suara Gu Ya terhenti sesaat. Tak lama kemudian, dia memandang ke arah Lin Dong dengan iba, lalu melanjutkan,"Dia berkata kalau kau tidak akan bisa menempa diri lagi di masa depan nanti…"
Lin Dong agak terkejut, tapi dia tidak merespon. Pemuda itu jelas paham kalau luka-luka yang diderita di dalam badannya memang mengerikan. Jika kondisi itu menimpa praktisi biasa, maka ilmu penempaan dirinya pasti bakal hancur. Namun, Lin Dong bukan praktisi biasa…
"Nona Gu Ya, sebenarnya tempat apa ini?" Lin Dong bertanya.
"Tempat ini adalah Pulau Mysterious Spirit…" jawab Gu Ya.
"Pulau Mysterious Spirit?" Lin Dong agak mengernyitkan alisnya. Tak lama kemudian, dia kembali mencari tahu lebih lanjut. "Tempat ini bukan bagian Benua Xuan Timur?"
"Benua Xuan Timur?"
Nama itu membuat Gu Ya mengernyit dan berpikir cukup lama. Baru kemudian, gadis itu mendadak tersadar dan menjawab, "Kau pasti membicarakan tentang Benua Xuan Timur di empat Benua Xuan Agung … Tempat ini berada di wilayah Heaven Wind Sea di Chaotic Demon Sea. Tempat ini sangat jauh dari Benua Xuan Timur. Bahkan seorang praktisi ahli Tingkat Profound Life butuh setengah tahun untuk terbang kemari. Terlebih lagi, itu waktu yang diperlukan jika tak ada gangguan selama di perjalanan."
"Chaotic Demon Sea … wilayah Heaven Wind Sea…"
Nama asing itu membuat Lin Dong agak pusing. Walaupun dia tahu kalau jarak yang terlingkup dalam teleportasi spasial sangat besar, tapi Lin Dong masih merasa bingung berbanding terbalik dengan sikapnya yang tenang ketika tahu kalau dia sudah berada sangat jauh dari Benua Xuan Timur…
Tapi, kondisi itu tak bertahan dalam waktu lama. Lin Dong lantas menggeleng dan membuang pikiran yang mengganggunya tersebut. Karena hubungan mereka dengan Yuan Gate sudah berkembang seburuk itu, maka mereka tak punya tempat untuk hidup lagi di Benua Xuan Timur. Mungkin termasuk kesempatan besar jika dia bisa datang ke Chaotic Demon Sea. Dia pernah mendengar tikus kecil menyebutkan Chaotic Demon Sea sebelumnya. Tempat itu bahkan lebih besar dibandingkan empat Benua Xuan Agung. Tangan Yuan Gate jelas tidak bisa tiba di tempat itu, sehingga memberinya waktu yang cukup untuk meningkatkan kekuatan.
"Chaotic Demon Sea…"
Lin Dong menggumamkan nama itu beberapa kali di dalam hati, dan dia merasakan sensasi samar yang tak asing. Setelah berpikir cukup lama, kilau tajam akhirnya terpancar dari matanya.
Dia mendadak teringat akan peta Mental Energy yang didapatkan olehnya dari menara Symbol Master di Kota Yan. Peta itu memperlihatkan lokasi dua Simbol Leluhur. Salah satunya adalah Devouring Ancestral Symbol yang sudah didapatkan olehnya. Lin Dong tidak memikirkan tentang Simbol Leluhur lainnya karena letak Simbol itu terlalu jauh dari Benua Xuan Timur. Namun ketika 'Chaotic Demon Sea' terdengar di telinganya, nama itu menggali ingatan yang berada di dalam kepalanya…
Dulu, tikus kecil pernah mengatakan kalau Simbol Leluhur kedua di peta Mental Energy itu ada di Chaotic Demon Sea!
Simbol Leluhur kedua!
Bahkan dengan sifatnya yang tenang, wajah Lin Dong masih memperlihatkan raut gembira ketika memikirkan hal tersebut. Kekuatan besar yang terkandung dalam Simbol Leluhur adalah sesuatu yang pernah dirasakannya sendiri. Jika dia bisa mendapatkan kembali Simbol Leluhur yang berbeda, maka kekuatannya dipastikan bakal melonjak. Selain itu, dia juga bisa menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Great Desolate Tablet padanya…
Sepertinya Chaotic Demon Sea adalah tempat tujuan yang sesuai!
"Kak Lin Dong, apa kau baik-baik saja?" Gu Ya terkejut ketika melihat Lin Dong yang wajahnya mendadak dipenuhi raut gembira. Dia lantas bertanya dengan suara lirih.
"Haha, aku baik-baik saja." Lin Dong nyengir. Raut gembira di wajahnya perlahan-lahan menghilang. Setelah ragu-ragu sesaat, dia kemudian bertanya, "Nona Gu Ya, apa kau punya peta Chaotic Demon Sea?"
Lin Dong masih ingat lokasi Simbol Leluhur kedua. Pemuda itu hanya perlu membandingkannya dengan peta Chaotic Demon Sea, dan dia akan bisa menemukan di mana lokasi pasti Simbol Leluhur tersebut.
"Maksudmu lokasi laut, 'kan…" Gu Ya mengerjap beberapa kali. Tak lama kemudian, wajahnya memerah dan dia menambahkan sambil tersipu, "Chaotic Demon Sea sangat luas dan terbagi-bagi menjadi wilayah laut yang besar serta kecil. Wilayah Heaven Wind Sea ini adalah area yang lumayan terkenal. Peta laut secara lengkap sangat berharga, dan aku tidak memilikinya. Aku hanya punya peta laut wilayah Heaven Sky Wind ini…" Gu Ya mengeluarkan gulungan yang terlihat tua dan menawarkannya pada Lin Dong.
"Terima kasih banyak."
Lin Dong menerima peta laut itu dan berterima kasih pada Gu Ya. Sesaat kemudian, dia menggunakan Mental Energy-nya yang tersisa untuk memindai peta itu ke dalam kepalanya, lalu memejamkan matanya. Tak lama kemudian, terdapat sorot kecewa yang terpancar ketika dia membuka mata. Rupanya lokasi Simbol Leluhur kedua tidak berada di wilayah Heaven Wind Sea tersebut.
Namun, Lin Dong tak terlalu sedih karenanya. Dia sudah sangat beruntung bisa bertahan hidup dari proses teleportasi kali ini. Bagaimana mungkin dia sekarang masih cukup beruntung karena sudah tiba di tempat di mana Simbol Leluhur kedua berada?
Apapun yang terjadi, masih ada waktu di masa depan, dan dia bisa perlahan-lahan mencarinya. Hal terpenting sekarang adalah memulihkan diri dari luka-luka yang dideritanya. Baru setelah luka-lukanya sembuh, dia bisa menjelajahi Chaotic Demon Sea dan mencari tahu keberadaan Simbol Leluhur kedua.
"Krieet."
Suara roda direm terdengar dari luar ketika pikiran itu melintas di dalam kepala Lin Dong. Sesaat kemudian, suara-suara terdengar di sana.
"Sepertinya kita hendak mendirikan perkemahan dan beristirahat. Kak Lin Dong, apa kau mau keluar dan melihat-lihat?" Gu Ya menatap Lin Dong lalu bertanya padanya.
"Tentu, dengan senang hati."
Lin Dong tersenyum dan mengangguk. Setelah istirahat cukup, dia sekarang punya kekuatan untuk menggerakkan badannya. Pemuda itu juga ingin tahu seperti apa Chaotic Demon Sea tersebut.
Gu Ya tersenyum ketika melihat respon Lin Dong. Gadis muda itu tergolong ramah. Dia segera maju memapah Lin Dong dan mendorong pintu pedati sampai terbuka.
Sekelompok orang-orang yang sibuk lantas tertangkap mata Lin Dong ketika pintu pedati itu terbuka. Mereka sedang mendirikan perkemahan di tanah datar. Di sekitar tanah datar, terdapat hutan hijau yang luas. Lin Dong mengawasi area itu dari posisinya yang tinggi, tapi dia tidak melihat adanya laut di sana. Kemungkinan pulau itu cukup besar Namun, Lin Dong masih bisa menghirup aroma asin yang hanya bisa dicium di lautan…
Kelompok orang yang sibuk di sekitar pedati itu sesekali bakal menatap Lin Dong. Namun, mayoritas tatapan mata mereka terlihat iba. Kemungkinan mereka sudah mendengar kalau Lin Dong sudah terluka parah dan tak bisa lagi menempa diri.
Tapi perasaan Lin Dong sama sekali tidak terpengaruh akan tatapan mata mereka. Pandangan matanya diedarkan ke sekitar, dan tak lama kemudian, sorot terkejut terpancar di sana. Mayoritas orang-orang di perkemahan ini adalah generasi muda. Walaupun ada raut penuh kebanggaan yang samar-samar terlihat di wajah beberapa orang di sana, aura mereka semua tergolong kuat. Mereka setara dengan kakak seperguruan murid langsung di empat Aula Sekte Dao.
"Orang-orang itu sepertinya berasal dari fraksi yang sama. Sepertinya fraksi ini tergolong kuat…" Lin Dong berkomentar dalam hatinya. Sesuai reputasi Chaotic Demon Sea, fraksi yang ditemuinya secara acak sekarang rupanya punya kekuatan sebesar itu.
"Gu Ya, bukan masalah kalau kau biasanya memungut kucing dan anjing kecil. Tapi kali ini kau memungut orang. Apa kaukira Klan Gu kita adalah tempat merawat hewan peliharaan?"
Teriakan memekakkan telinga mendadak terdengar dari perapian di depan mereka saat Lin Dong melihat-lihat suasana perkemahan. Dia agak mengernyitkan alisnya dan menatap ke arah suara itu berasal. Pemuda itu melihat seorang wanita berbaju merah agak mengernyit di hadapan mereka, dan menatap ke arah Gu Ya.
Wanita itu cukup cantik. Postur tubuhnya tinggi dan sosoknya sangat seksi. Lekuk badannya terbentuk di bagian-bagian yang sesuai, sehingga membuatnya terlihat cukup menggairahkan. Ada beberapa pemuda yang berkerumun di sisinya, seperti bintang-bintang yang menjaga bulan.
Kelompok pemuda itu cukup kuat, dan wanita berbaju merah merupakan praktisi Tingkat Nirvana Yuan Delapan. Rupanya dia cukup berbakat.
Gu Ya menatap ke arah wanita berbaju merah, dan wajah mungilnya agak memerah seakan dia agak marah. Namun Gu Ya tidak berani berkata apapun. Dia menggigit bibirnya dan berkata lirih, "Kak Gu Ying, dia mengalami luka-luka parah, kalau aku tidak menyelamatkannya…"
"Bukankah dia hanya sampah tak berguna meskipun kau menyelamatkannya? Lebih baik mati daripada tidak bisa menempa diri. Dia bahkan mungkin akan menyalahkanmu karena sudah membantu tanpa diminta meskipun kau berbaik hati. Selain itu, kali ini kita tidak bersenang-senang. Apa kau bisa memikul tanggung jawabnya kalau dia berakhir menahan pergerakan kita?" Wanita berbaju merah itu mencemooh.
Wajah mungil Gu Ya diusik terus oleh ucapan kasar itu sampai memerah padam. Namun jelas dia terbiasa atas perlakuan tersebut. Dia hanya bisa mengepalkan tangannya dan menerima ucapan itu dalam diam.
"Gu Ying, apa kau bakal mati kalau tidak bicara sepanjang itu?"
Sementara Gu Ya terdiam, pintu kemah di bagian tengah perkemahan kini ditarik sampai terbuka. Sesaat kemudian, seorang wanita berbaju putih pucat berjalan keluar dan berbicara dengan nada acuh.
Wanita berbaju putih itu memiliki paras yang lebih cantik dibandingkan wanita berbaju merah. Wajahnya yang tirus oval tidak memperlihatkan senyuman lebar, membuatnya terlihat dingin. Selain itu, sepertinya dia punya reputasi yang cukup tinggi di sana. Wanita berbaju merah itu hanya bisa terdiam setelah dia berbicara. Wanita berbaju merah lantas menatap Gu Ya serta Lin Dong dengan sorot tak suka dan menghina, lalu kembali ke tendanya.
"Dia adalah Kak Gu Yan yang membantu mengecek luka-lukamu. Kemampuannya sangat luar biasa di antara generasi muda Klan Gu kami…" Gu Yan berkata dengan nada lembut pada Lin Dong.
Lin Dong mengangguk singkat. Dia bisa merasakan kalau wanita itu memang cukup kuat. Bahkan, dia sudah mencapai Tingkat Semi Profound Life. Kekuatan pada level itu memang tergolong besar. Pantas saja dia bisa bersikap demikian.
Wanita berbaju putih itu melangkah mendekat ke arah Gu Ya setelah memarahi wanita berbaju merah. Dia lantas mengusap kepala Gu Ya dan menghiburnya. Tak lama kemudian, pandangan matanya memandang Lin Dong. Tatapan mata Gu Yan tidak memperlihatkan sorot mencemooh, tapi juga tak terlihat ramah. Paling besar, hanya ada rasa agak iba karena luka-luka yang diderita Lin Dong.
"Gu Ya memang baik dan suka membantu orang lain. Namun, kali ini kami punya tugas penting di Pulau Mysterious Spirit. Selain itu, tempat ini bukan lokasi aman. Kau harus selalu mematuhi semua perintahku jika kau ingin ikut bersama kami. Aku tak ingin sampai merugi karena kau…"
Suara wanita berbaju putih itu akhirnya semakin ramah ketika dia menjelaskan sampai bagian tersebut. "Ketika kami selesai di tempat ini, kalau kau tidak punya tujuan, aku bisa mengatur tugas untukmu di Klan Gu kami. Paling tidak, kau akan punya cara untuk tetap bertahan hidup."
Wanita itu lantas berbalik dan pergi tanpa menunggu respon Lin Dong setelah mengucapkan kata-kata tersebut. Situasi itu membuat Lin Dong tercengang sesaat. Baru kemudian, dia mengedikkan bahunya tak berdaya. Rupanya dia benar-benar diperlakukan seperti sampah yang tidak berguna…
Untung saja, selain Gu Ya, dia tidak peduli dengan mereka semua. Setelah Lin Dong pulih dari luka-lukanya, pemuda itu akan mencari kesempatan untuk pergi.