Serangan di Malam Hari
Serangan di Malam Hari
Lin Dong duduk diam di samping pedati. Dia memandang ke area tengah perkemahan di mana anggota Klan Gu berkumpul. Kondisi di sana cukup ramai, tapi dia tidak berniat bergabung. Lin Dong bisa merasakan kalau orang-orang dari Klan Gu tidak menyukainya. Maka dari itu, dia tidak berencana bersikap ramah dan dihina oleh mereka.
"Luka-luka di dalam badanku sudah pulih 50-60 persen. Qi kehidupan tipis yang terkandung dalam pil Xuan Yuan benar-benar sangat bermanfaat untuk pemulihan diriku. Kemungkinan aku bisa segera pulih dari luka-lukaku jika berhasil mendapatkan pil itu dalam jumlah lebih banyak. Apalagi, aku juga bisa menggunakan kekuatannya dan mencoba naik ke Tingkat Nirvana Yuan Sembilan…"
Lin Dong membuka dan mengepalkan tangannya. Rasa tak berdaya yang awalnya terdapat di sana, kini sudah menghilang dari dalam badannya. Sebagai gantinya, gelombang-gelombang energi yang melimpah mulai kembali muncul di sana. Namun, Lin Dong tidak bisa kembali ke kondisinya yang maksimal. Luka-luka yang dideritanya kali ini memang terlalu parah. Seandainya Heavenly Dragon Aura di dalam badannya tidak bergabung dengannya, kemungkinan kondisi Lin Dong sekarang masih parah, dan pemulihan secara sempurna masih membutuhkan waktu yang panjang.
"Pil Xuan Yuan…"
Lin Dong menggeleng tak berdaya. Dia sudah menghabiskan beberapa ratus pil Xuan Yuan yang didapatkannya dari Gu Ya. Lupakan apa Gu Ya masih punya lebih atau tidak, mustahil dia bisa membuka mulutnya dan meminta lebih dari gadis kecil tersebut. Bahkan Lin Dong merasa kalau dia agak keterlaluan jika melakukannya.
Tanpa pil Xuan Yuan, Lin Dong hanya bisa mengandalkan kemampuan pemulihan dirinya sendiri untuk berangsur-angsur menyembuhkan diri dari luka-lukanya…
"Kak Lin Dong."
Suara Gu Ya terdengar di sampingnya. Sesaat kemudian, Lin Dong melihat gadis kecil itu menawarkan beberapa daging bakar padanya. Wajah mungilnya yang cantik sekarang agak memerah, dan pemandangan itu bisa dibilang lumayan imut.
Lin Dong tersenyum pada Gu Ya. Senyuman ramahnya itu tidak pernah diperlihatkan pada anggota Klan Gu lainnya. Rupanya dia punya kesan baik pada gadis yang sangat baik, ramah, dan tulus tersebut.
"Dik Ya, jangan terlalu jauh dariku malam ini." Lin Dong menggigit daging bakar itu. Tak lama kemudian, dia agak memicingkan matanya ketika memandang ke arah kegelapan di dalam hutan, kemudian berkata lembut.
"Huh?" Gu Ya agak terkejut. Dia menatap Lin Dong dengan raut kebingungan.
"Turuti saja ucapanku." Lin Dong tersenyum tapi tidak menjelaskan apapun. Kelompok Klan Wei pada siang tadi jelas bukan orang-orang berhati baik. Selain itu, orang berbaju hitam di belakang Wei Song membuat Lin Dong merasakan sensasi aneh. Bakal cukup merepotkan kalau mereka sampai menyerang Klan Gu.
Lin Dong tidak peduli dengan nyawa anggota klan Gu lainnya. Namun, jelas Lin Dong akan melakukan segala yang dia bisa untuk melindungi gadis bernama Gu Ya tersebut.
"Baiklah." Gu Ya mengangguk patuh. Sifat gadis itu memang kikuk, dan dia tidak berani bertanya pada Lin Dong akan alasan pasti di balik ucapannya.
Lin Dong mengusap kepala gadis kecil itu dan tatapan matanya terlihat agak melamun. Gu Ya hampir seumuran Huanhuan dan Qingtan. Dia penasaran apa yang sedang dilakukan oleh mereka berdua…
…..
Sinar cahaya bulan yang tipis menyelimuti seluruh area perkemahan. Belasan penjaga Klan Gu mengawasi hutan di sekeliling dengan sikap waspada. Seluruh perkemahan itu hening, hanya sesekali terdengar suara perapian yang terbakar.
Lin Dong menggigit daun di mulutnya. Dia bersandar pada batang pohon sambil terus memperlihatkan raut datar. Namun, pandangan matanya bakal sesekali menatap ke arah pedati yang terbuka tak jauh darinya. Seorang gadis muda tertidur dengan damai di sana, dan lekuk tubuhnya yang lembut samar-samar terlihat.
"Groaar!"
Suasana damai itu berlangsung cukup lama. Raungan Hewan Iblis bernada rendah dan dalam mendadak terdengar dari dalam hutan. Mata Lin Dong yang agak terpejam, saat ini segera terbuka. Pemuda itu lantas menggumam, "Sesuai dugaan, mereka akhirnya tiba…"
"Dhuaar!"
Gumamannya baru saja terdengar ketika tanah di sana mendadak bergetar. Sesat kemudian, Lin Dong merasakan bau anyir darah tiba-tiba tercium di dalam hutan, lalu berpasang-pasang mata Hewan Iblis merah menyala muncul di sana.
"Serangan Hewan Iblis!"
Perubahan situasi yang mendadak itu segera dideteksi oleh penjaga Klan Gu. Ekspresi mereka sontak berubah drastis, dan teriakan-teriakan lantang mendadak mencabik keheningan suasana perkemahan.
"Groaar!"
Banyak sosok hitam dan mengeluarkan bau darah yang saat ini mendadak mencabik kegelapan. Mereka bergegas keluar dari hutan, lalu energi mengerikan menyebar ke sekitar. Beberapa penjaga Klan Gu segera tercabik-cabik.
"Swuush! Swuush! Swuush!"
Pintu masuk tenda di perkemahan itu dibuka secara bergantian, dan banyak sosok segera keluar dari sana. Namun, ekspresi mereka terlihat mengerikan ketika memandang ke arah Hewan Iblis yang menyerang ke arah perkemahan.
"Sialan, rupanya mereka adalah Demon Rock Horned Beast!"
Wajah Gu Yan diselimuti dengan raut dingin ketika memandang Hewan Iblis yang seluruh badannya seperti metal hitam. Ekspresi wanita itu terlihat agak mengerikan. Badan para Hewan Iblis itu sangat kokoh. Jika sudah dewasa, Hewan-hewan Iblis itu setara dengan praktisi Tingkat Nirvana Yuan Tujuh atau bahkan Delapan. Karena jumlah Hewan Iblis tersebut tergolong besar, maka bakal cukup merepotkan untuk mengalahkannya.
"Mengapa Demon Rock Horned Beast mendadak menyerang? Kita tidak mengusik mereka!" Seseorang berteriak karena merasa kebingungan. Hewan Iblis seperti Demon Rock Horned Beast sangat sulit dikalahkan, tapi biasanya tidak akan menyerang jika tidak ada yang mengusik mereka. Mengapa Hewan Iblis itu menyerang mereka di tengah malam begini?
Gu Yan mengernyitkan alisnya. Dia juga ragu, tapi jelas sekarang tidak ada waktu memikirkan hal seperti itu di saat seperti ini. Dia segera melambaikan tangannya dan berteriak, "Bentuk formasi!"
Setelah mendengar teriakannya, anggota Klan Gu segera berkumpul bersama. Yuan Power yang dahsyat menyeruak. Pedang mereka lantas bercahaya dan langsung membunuh beberapa Hewan Iblis yang masuk ke dalam perkemahan.
Pertarungan seketika terjadi di sana, bau anyir darah menyebar cepat dari dalam perkemahan.
Ekspresi Lin Dong terlihat tenang ketika menyaksikan perkemahan yang sekarang tidak beraturan. Dia terus bersandar di dahan pohon tanpa bergerak. Sepertinya dia tidak berniat turun tangan.
"Groaar!"
Sebuah Demon Rock Horned Beast mendadak menyerang dari kegelapan dan langsung menuju ke arah pedati di mana Gu Ya berada. Saat ini, gadis muda itu juga sudah terbangun. Dia menatap ke arah Hewan Iblis raksasa mengerikan yang menyergap dengan liur menetes dari mulutnya, lalu wajah mungilnya sontak memucat. Namun, gadis itu masih bisa menggerakkan Yuan Power-nya dengan cepat, bermaksud menghentikan Hewan Iblis tersebut.
"Swuush!"
Namun, cahaya emas itu mendadak muncul ketika Demon Rock Horned Beast hendak menyerang Gu Ya. Tak lama kemudian, sinar emas itu menusuk kepala Hewan Iblis. Darah panas mendidih menyembur keluar, dan Hewan Iblis itu terjatuh ke tanah dengan suara keras.
Cahaya emas itu menghilang segera setelah menusuk Hewan Iblis. Sementara cincin emas muncul di tangan Lin Dong ketika dia terus bersandar di dahan pohon. Kilau dingin dan tajam mengerikan berpendar di cincin tersebut.
"Hewan-hewan Iblis itu…"
Lin Dong mengernyit ketika mengawasi Hewan Iblis yang dibunuh olehnya. Dia merasakan aliran energi yang sangat membingungkan dari Hewan Iblis di sana ketika Lin Dong menusuk kepalanya. Namun, gejolak energi itu sudah lenyap ketika dia hendak mencari tahu lebih dalam.
"Kak Lin Dong."
Gu Ya berlari dengan wajah memucat. Tak lama kemudian, dia bersembunyi di samping Lin Dong. Tatapan matanya terlihat panik ketika menatap ke arah perkemahan yang sekarang kacau.
"Groaar! Grooar!"
Belasan Demon Rock Horned Beast mengelilingi mereka ketika Gu Ya berlari mendekat. Sorot beringas terpancar di mata Hewan Iblis berwarna merah terang tersebut.
"Swuush!"
Setelah Demon Rock Horned Beast mengepung mereka, Lin Dong mendadak melihat sosok beberapa orang yang menyerang dari dalam hutan. Dengan pedang yang besar dan tajam, mereka menerjang ke perkemahan dan mulai membunuh tanpa pandang bulu.
Kerutan di dahi Lin Dong semakin dalam ketika dia memandang ke arah sosok-sosok manusia yang menyerang tersebut. Orang-orang itu mungkin memiliki aura yang beringas tapi mata mereka bercahaya. Seakan mereka sedang dikendalikan…
"Benar-benar kemampuan yang menarik. Tak kusangka bakal bisa mengendalikan Hewan Iblis dan manusia…"
Lin Dong memandang ke arah belasan Hewan Iblis dan orang yang menyerang ke arahnya sambil bergumam sendiri. Dia memiringkan kepalanya dan tersenyum lembut ketika berbicara pada Gu Ya yang sekarang pucat pasi, "Pejamkan matamu."
Gu Ya memandang Lin Dong. Gadis itu sempat ragu-ragu sesaat, tapi dia akhirnya menggertakkan gigi, kemudian memejamkan matanya.
Senyuman di wajah Lin Dong tiba-tiba menghilang ketika Gu Yan memejamkan matanya. Raut amat dingin muncul sebagai gantinya. Cincin emas dengan simbol naga di permukaannya itu mulai mengeluarkan suara mendesing ketika berputar di telapak tangannya. Lin Dong lantas menjentikkan jarinya. Cincin emas itu berubah menjadi sinar cahaya emas dan terlontar dengan cepat.
"Slash! Slash! Slash! Slash!"
Cahaya emas itu menyapu cepat, lalu bunga-bunga berdarah mekar secara bergantian. Badan Hewan Iblis yang sangat kokoh itu menjadi selemah kertas tipis ketika berhadapan dengan Dragon Yuan Ring.
"Slash!"
Cahaya emas lantas menembus tenggorokan sosok manusia di sana, dan akhirnya kembali ke telapak tangan Lin Dong. Dalam waktu singkat, hanya belasan detik, semua penyerang mereka sudah terbunuh.
Lin Dong melangkah maju dan berhenti di hadapan mayat-mayat tersebut. Tangannya mencari-cari di mayat itu, dan dia berhasil mendapatkan sebuah tas Qiankun.
"Oh, 600 pil Xuan Yuan…"
Mental Energy Lin Dong menyelidiki isi tas, dan lengkungan gembira muncul di sudut bibirnya. Tak lama kemudian, dia mendongak dan memicingkan matanya ketika memandang ke arah banyak sosok manusia di dalam hutan. Lin Dong kemudian berkata lirih, "Aku tidak boleh sampai menyia-nyiakan pil Xuan Yuan yang diantarkan tepat di pintu depanku…"
"Dik Ya, tetaplah di perkemahan."
Gu Ya segera membuka matanya ketika mendengar suara itu. Namun, gadis itu hanya bisa melihat punggung Lin Dong saat dia masuk ke dalam hutan.