Wanita Muda Pemain Siter
Wanita Muda Pemain Siter
Chen Zhen berdiri di hadapan Lin Dong. Dia terlihat tidak senang ketika memandang ke arah sesepuh berbaju abu-abu. Bagaimanapun juga, tempat itu adalah wilayah Sekte Dao. Sikap sesepuh itu seolah dia berubah dari tamu menjadi tuan rumah.
"Ketua Aula Chen Zhen. Mereka cuma berduel. Bukankah murid Sekte Dao-mu terlalu kejam?" Sesepuh berbaju abu-abu mendelik dingin ke arah Lin Dong sebelum berbicara.
"Tinju dan kaki tidak punya mata. Sudah biasa kalau ada seseorang yang terluka ketika berduel. Terlebih lagi, Lin Dong sudah memberi kesempatan pada Huo Zhen mengakui kekalahannya. Namun muridmu masih mengerahkan serangan diam-diam. Tindakannya … mungkin Sesepuh Zhen perlu mendidiknya dengan benar nanti." Chen Zhen berbicara acuh.
Ekspresi sesepuh berbaju abu-abu segera menggelap dan berubah cepat ketika mendengarnya. Amarah muncul di matanya. Meskipun demikian, dia sadar sedang berada di mana. Meskipun Sekte Great Precipice Cave mereka juga merupakan sekte super, tapi jelas tidak bisa dibandingkan dengan Sekte Dao. Saat ini, dia cuma mampu menahan amarahnya. Sesepuh itu lantas mengayunkan lengan bajunya. Murid-murid Sekte Great Precipice Cave bergegas maju dan memapah Huo Zhen pergi dari sana.
"Sekte Dao memang pantas menjadi salah satu dari delapan sekte super. Kami—Great Precipice Cave—mengaku kalah dalam duel ini. Kalau kami memiliki kesempatan lagi tahun depan, kami pasti akan kembali datang untuk melakukan duel gunung."
Suasana hati sesepuh berbaju abu-abu rupanya menjadi sangat buruk setelah duel berakhir dengan kekalahan di pihaknya. Dia tak lagi berminat tinggal lebih lama. Sesepuh itu cuma menangkupkan kedua tangannya ke arah Chen Zhen dan mengatakan basa-basi yang kelewat sopan. Tak lama kemudian, dia berbalik dan memimpin murid-murid Great Precipice Cave pergi dengan lesu dari sana. Sikap mereka sangat berbeda dengan tingkah sombong ketika mereka tiba.
Lin Dong melihat ke arah kelompok Great Precipice Cave yang kalah, dan hanya mengedikkan bahunya. Dia hendak berbicara ketika suara berseru ramai terdengar di sekitarnya.
"Nak, kau kembali memperlihatkan kemampuanmu."
Chen Zhen menatap ke arah murid-murid Sekte Dao yang bersemangat. Dia tidak bisa berbuat apapun selain menoleh dan berkomentar atas sikap Lin Dong. "Kali ini tindakanmu bagus sekali. Mereka dari Great Precipice Cave terus saja mencari jalan untuk menerobos dan mengambil kesempatan. Kali ini, mereka mengajukan duel gunung ketika murid-murid yang luar biasa di empat aula sedang bermeditasi. Kalau kau tidak turun tangan, kemungkinan kali ini mereka bakal benar-benar berhasil."
"Trik itu belum tentu berhasil." Lin Dong menggelengkan kepalanya. Reputasi sebuah sekte tidak dipertarungkan melalui trik seperti itu.
"Mungkin memang benar demikian, tapi seandainya berita itu sampai tersebar, kemungkinan tidak berdampak baik bagi reputasi Sekte Dao kita." Chen Zhen menganggukkan kepalanya. Pandangannya menyapu ke arah badan Lin Dong, dan dia berkata sambil tersenyum, "Tak lama lagi Kompetisi Aula akan diadakan. Xiaoxiao, Qing Ye, Mu Li, dan para praktisi lainnya sedang memanfaatkan waktu mereka dengan sebaik-baiknya untuk bermeditasi. Sedangkan kau adalah praktisi yang paling santai. Kau sekarang sudah mendapatkan Great Desolation Scripture, jadi aku tidak akan semudah itu melepaskanmu kalau kau sampai gagal mendapatkan hasil yang bagus selama Kompetisi Aula."
"Kan cuma julukan tanpa bobot. Apa Paman Guru sangat peduli dengan hasilnya?" Lin Dong nyengir sambil bertanya.
"Omong kosong. Aku sudah menunggu kemunculan Great Desolation Scripture selama bertahun-tahun. Aula Desolate-ku akhirnya punya kesempatan membalikkan keadaan. Bagaimana mungkin aku akan membiarkan kesempatan ini lepas semudah itu?" Chen Zhen menantangnya sambil tersenyum.
"Aku akan berusaha keras. Kak Xiaoxiao dan para murid lainnya bukan lawan yang lemah," kata Lin Dong.
"Oke."
Chen Zhen mengangguk. Dia berbincang lebih lama lagi dengan Lin Dong. Baru kemudian, dia pergi dengan Wu Dao dengan dada terbusung. Siapapun bisa melihat kalau sikap Lin Dong yang mengalahkan Great Precipice Cave kali ini sudah membuat mereka semakin bangga. Karena bagaimanapun juga, Lin Dong adalah murid Aula Desolate mereka.
Setelah Chen Zhen dan Wu Dao pergi, murid-murid Sekte Dao di sekitar segera berdatangan bagai air bah. Pandangan mereka yang berapi-api membuat bulu kuduk Lin Dong berdiri.
"Hei, terima kasih."
Sebuah tangan lembut dari kerumunan lantas menepuk pelan bahu Lin Dong. Pemuda itu menoleh dan melihat sosok wanita muda di sana. Gadis itu sudah kembali mengikat rambut hitamnya yang terurai menjadi ekor kuda hitam.
Ying Huanhuan tersenyum sambil memandang Lin Dong. Mata lebarnya memang mengandung sorot berterima kasih. Jika Lin Dong kali ini tidak turun tangan, maka kemungkinan dia harus menghadapi Hou Zhen. Dari kekuatan yang diperlihatkan pria itu, sepertinya Ying Huanhuan cuma memiliki kesempatan menang 50% meskipun dia sudah menggunakan seluruh kekuatannya. Berdasar sifatnya, tidak perlu ditanyakan lagi betapa terpukulnya Ying Huanhuan kalau dia sampai kalah dan merusak reputasi Sekte Dao.
"Aku juga murid Sekte Dao." Lin Dong tertawa lembut.
Mata lebar Ying Huanhuan menatap ke arahnya. Untuk alasan yang tidak diketahui, dia agak kurang puas dengan jawaban tersebut. Setelah ragu-ragu selama sesaat, dia akhirnya berkata, "Karena performamu cukup baik, maka aku akan mengingatkanmu dengan ramah kalau Qing Ye dan Mu Li sekarang sedang berusaha naik ke Tingkat Nirvana Yuan Sembilan. Kalau mereka berhasil, kemungkinan semakin tidak mudah meningkatkan peringkat Aula Desolate pada Kompetisi Aula kali ini."
Lin Dong sesaat terperangah dibuatnya. Dia segera tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Qing Ye dan Mu Li masing-masing adalah murid terkuat di Aula Earth dan Aula Flood. Tidak mengejutkan kalau mereka memenuhi syarat dan mencoba naik ke Tingkat Nirvana Yuan Sembilan.
Setelah Ying Huanhuan mengingatkan Lin Dong, dia mengayunkan ekor kudanya dan berbalik. Wanita itu lantas pergi tanpa ragu. Sosok cantiknya yang berbalik menarik perhatian cukup banyak murid Sekte Dao di sekitar.
Lin Dong memandang sosok Ying Huanhuan yang bebas dan santai. Dia ikut tersenyum. Pemuda itu lantas menangkupkan tangannya ke arah murid-murid Sekte Dao di sekitar, dan akhirnya pergi bersama Mo Ling.
Beberapa hari setelahnya, berita kalau Lin Dong mengalahkan Sekte Great Precipice Cave menyebar cepat di dalam Sekte Dao. Keributan kembali muncul karenanya. Namun, hampir semua murid Sekte Dao merasa lega. Karena bagaimanapun juga, murid-murid Sekte Great Precipice Cave sudah bersikap sombong ketika mereka datang, sehingga membuat siapapun marah hanya karena melihat rombongan mereka…
Pada situasi seperti itu, pada akhirnya Lin Dong turun tangan. Dia membalikkan keadaan dan menggagalkan rencana Sekte Great Precipice Cave. Kejadian itu jelas membuat banyak murid Sekte Dao terus-menerus memujinya, dan suara riuh-rendah yang memujanya bahkan muncul di antara empat aula. Tanpa disadari, reputasi Lin Dong di antara kalangan murid Sekte Dao berangsur-angsur melonjak. Bahkan reputasinya kini memperlihatkan tanda-tanda bisa menyamai Ying Xiaoxiao, Qing Ye, dan Mu Li—para murid papan atas yang berpengalaman.
Saat ini, kemungkinan tidak ada seorang pun yang berpikir Lin Dong adalah murid yang tidak berpengalaman dan bereputasi. Terlebih lagi, tidak ada seorang pun menganggapnya sebagai murid baru yang bergabung dengan Sekte Dao kurang dari setahun.
Lin Dong mengandalkan kemampuannya sendiri untuk mendapatkan fondasi yang stabil di Sekte Dao—sekte yang dipenuhi murid-murid berbakat…
Setelah duel gunung, hari-hari Lin Dong kembali normal. Ketika hari-hari santai dan biasa itu berlalu, Kompetisi Aula semakin dekat. Atmosfer di seluruh Sekte Dao semakin ramai. Semua murid di sana menggosokkan kedua tangannya dan tidak sadar menanti acara tahunan paling besar itu…
Seorang pemuda duduk di batu yang menonjol di pinggir gunung di dalam Sekte Dao. Sebuah platform raksasa membentang di bawah. Ada cukup banyak murid-murid Sekte Dao yang berkumpul di sana untuk berlatih dan duel. Atmosfernya juga cukup ramai.
Pandangan mata Lin Dong agak tidak fokus ketika dia diam-diam memandang ke arah platform. Hampir setahun berlalu sejak dia tiba di Sekte Dao. Pemuda itu penasaran bagaimana kabar keluarganya sekarang. Kemungkinan pencapaiannya sudah menjamin hidup stabil dan damai bagi ayahnya serta anggota keluarganya yang lain di Dinasti Agung Yan…
"Qingtan … aku penasaran apa yang dilakukan gadis itu…"
Pikiran Lin Dong teralihkan, dan wajah oval cantik serta menawan muncul di dalam kepalanya. Sudut bibir Lin Dong lantas terangkat dan membentuk lengkungan yang sangat lembut di sana.
"Tersenyum seperti itu, memangnya apa yang sedang kaupikirkan?"
Ketika Lin Dong tenggelam dalam kenangannya, sebuah suara tawa menawan mendadak terdengar. Di waktu yang bersamaan, Lin Dong juga tersadar dari lamunannya. Dia berbalik dan melihat Ying Huanhuan mengenakan baju berwarna terang berdiri dengan elegan di sisinya.
Sekarang, Ying Huanhuan sudah menoleh dan menatap Lin Dong. Sinar matahari menembus dahan-dahan pohon yang menyinari ke bawah, sehingga membuat mata lebar wanita muda yang awalnya cerah dan indah, kini berwarna lembut. Sosoknya menjadi sangat cantik.
"Aku sedang memikirkan taruhan di antara kita." Lin Dong melemaskan badannya dengan malas dan menggodanya.
Ying Huanhuan yang awalnya bermaksud mengusili Lin Dong, segera memutar bola matanya yang lebar saat mendengar ucapan tersebut. Kakinya juga langsung cepat melangkah mundur.
"Sepertinya ada seseorang yang bermaksud pura-pura tidak tahu dan menarik ucapannya kembali." Lin Dong tersenyum simpul dan berujar.
Wajah Ying Huanhuan memerah. Dia segera menggertakkan gigi putihnya dan merespon, "Memangnya siapa yang bermaksud menarik ucapannya kembali? Hari ini aku akan membereskan semua taruhan di antara kita. Katakan, kau ingin aku melakukan apa?"
Saat menatap raut Ying Huanhuan yang sudah bertekad siap melakukan apapun tanpa peduli dengan resikonya, Lin Dong merasa ingin tertawa. Namun pemuda itu menahannya. Dia tidak punya permintaan pada Ying Huanhuan. Oleh karenanya, dia perlahan-lahan menatap ke arah sosok Ying Huanhuan yang menawan dan cantik.
Wajah cantik Ying Huanhuan berangsur-angsur memerah ketika pandangan Lin Dong yang tidak takut sama sekali itu menyapu ke sosoknya. Dia merasa malu.
Namun wanita muda yang kepalanya sekarang dipenuhi berbagai macam hal, bukanlah praktisi biasa. Setelah wajahnya memerah selama sesaat, mata lebarnya itu mendadak memicing bagai seekor kucing. Dia segera mengulurkan tangannya, dan jimat giok emas gelap muncul di sana. Jari-jarinya yang lembut memainkan giok tersebut. Sesaat kemudian, Ying Huanhuan memperlihatkan senyuman menawan pada Lin Dong. "Benda ini bisa menyampaikan apapun yang kita bicarakan di tempat ini pada ayahku. Oleh karena itu, sebaiknya kau berhati-hati kalau bicara."
Ekspresi Lin Dong membeku sesaat. Tak lama kemudian, dia merespon dengan nada tak suka, "Kau benar-benar kejam."
Meskipun Lin Dong jarang merasa ketakutan dengan apapun, tapi dia masih merasa hormat dan takut pada Ketua Sekte Dao—yang saat ini juga merupakan salah satu praktisi papan atas di Benua Xuan Timur. Maka dari itu, bahkan dengan sifatnya, Lin Dong tidak akan melakukan sesuatu senekat itu dengan menggoda anak perempuan Ketua Sekte Dao di hadapannya.
Ying Huanhuan memandang sosok Lin Dong yang mundur. Baru setelahnya dia mengayunkan giok di tangannya dengan gembira, lalu menyimpannya kembali.
Lin Dong menoleh tak berdaya. Dia mengarahkan pandangan matanya ke arah platform di bawah. Tak lama kemudian, dia menghirup angin yang berbau harum. Ketika pemuda itu menoleh, dia melihat kalau Ying Huanhuan sudah duduk di sampingnya. Wanita itu mengayunkan tangannya, dan siter zamrud seketika muncul di sana.
"Huff. Agar kau berhenti bilang kalau aku tidak menepati janjiku, aku akan memainkan sebuah lagu untukmu. Selain ayah dan kakak, tidak ada seorang pun di Sekte Dao yang mendapatkan hak istimewa ini." Wanita muda itu memiringkan kepalanya. Dia menatap Lin Dong dan berkata sambil tersenyum lembut.
Lin Dong sesaat terperangah dibuatnya. Dia hendak berkata ketika tangan mulus dan lembut wanita muda itu menyentuh siternya. Sesaat kemudian, suara lembut mirip bunyi-bunyian alam perlahan terdengar di sana.
Berbagai macam teknik sudah dilakukan Ying Huanhuan ketika dia melatih serangan-serangan gelombang sonik. Oleh karenanya, permainan siternya sudah mencapai puncak kemampuan. Terlebih lagi, musik siternya memiliki aliran energi aneh yang mengiringinya. Musiknya seakan mampu menembus ke dalam pikiran secara perlahan-lahan dan menenangkan bagian terdalam di jiwa orang tersebut.
Mata Lin Dong tidak bisa mengelak dan perlahan-lahan terpejam ketika musik siter merdu itu terdengar. Badannya yang awalnya tegang juga saat ini sepenuhnya rileks. Sekarang, segala macam pertahanan di sekujur badannya kemungkinan sedang berada di level terlemah selama bertahun-tahun proses penempaan dirinya.
Ying Huanhuan sesekali mendongak dan memandang ke arah pemuda yang sekarang sudah tertidur lelap dan kehilangan semua pertahanannya. Sorot lembut terpancar di mata cantiknya. Di celah gunung, wanita itu akhirnya sadar betapa Lin Dong memperlakukan dunia dengan sangat berhati-hati. Saat ini adalah pertama kalinya Ying Huanhuan melihat Lin Dong tertidur lelap dan rileks seperti anak kecil.
Suasana seperti ini cukup menyenangkan…
Wanita itu tersenyum simpul.
Ying Huanhuan bisa merasakan ketika Lin Dong mendadak terbangun dari tidur lelap dan tanpa perlindungan tersebut, semua insting waspada serta pertahanannya mendadak kembali.
Lin Dong melemaskan badannya dengan malas. Dia merasakan sensasi segar menyebar dari dalam badannya. Pemuda itu sudah tidak merasakannya selama bertahun-tahun.
"Terima kasih."
Lin Dong menoleh. Dia menatap ke arah wanita muda yang meletakkan siter zamrudnya di kaki. Saat ini, Ying Huanhuan sedang tersenyum manis. Senyumannya terlihat jelas dan ceria—seolah mampu memurnikan seseorang.
Sebuah gunung, batu hijau, wanita muda, dan sebuah siter.
Pandangan mata Lin Dong mengarah ke bawah saat menyimpan pemandangan indah itu di dalam hatinya. Pemuda itu sadar kalau dia mungkin akan melupakan banyak hal di masa depan nanti. Namun, tidak peduli apapun yang terjadi, pemandangan di hadapannya itu pasti akan diingatnya dalam hati.
"Meskipun laguku memiliki efek bisa memikat hati seseorang, tapi dampak itu tidak akan berhasil kalau kau berniat bertahan darinya." Ying Huanhuan tertawa.
Setelah selesai berbicara, Ying Huanhuan memeluk siternya dan berdiri dengan terhuyung-huyung. Dia lantas melemaskan pinggangnya dengan perlahan. Wanita itu jelas memperlihatkan sosoknya yang lembut dan sudah hendak membuka mulutnya ketika keributan terdengar dari platform di bawah. Alis cerahnya segera bertaut bersama. Pandangan matanya mengikuti ke arah suara dan menatapnya ke sana. Tak lama kemudian, Lin Dong melihat kalau raut wanita muda itu berubah mengerikan. Ada sorot khawatir terpancar di matanya.
Lin Dong tercengang sesaat karena perubahan ekspresi Ying Huanhuan. Sesaat setelahnya, dia juga menoleh ke arah keributan di sana.