Ilmu Pengguncang Alam Semesta

Apa Dia Mau Mati



Apa Dia Mau Mati

1Pria paruh baya di atas batu itu jelas terkejut karena pertanyaan Lin Dong. Tak lama kemudian, matanya mengerjap menatap kuali tembaga merah gelap yang rusak, kemudian bertanya sambil tersenyum tipis, "Oh? Mengapa kau berminat dengan benda itu?"      

"Aku berminat ketika iseng melihat-lihat."     

Lin Dong terkekeh. Dia tentu tahu kalau semua orang di tempat itu sangat berpengalaman. Walaupun mereka tidak tahu betul apa sebenarnya benda yang diambil dari wilayah Unique Devil, tetapi mereka sangat waspada. Karena bagaimanapun juga, ada kejadian di mana benda-benda yang terlihat rusak, rupanya adalah benda yang sangat berharga.     

Ketika mendengar jawaban Lin Dong, pria paruh baya itu agak memicingkan matanya, lantas menatap lekat pada kuali merah gelap rusak tersebut. Beberapa saat kemudian, barulah pria itu perlahan-lahan menarik pandangannya. Pria itu sudah melakukan berbagai macam penyelidikan, dan setelah gagal mengetahui fitur unik pada benda-benda itu, dia akhirnya memilih untuk menjualnya. Kondisi itu utamanya terjadi pada kuali tembaga karena tidak ada gejolak energi sedikit pun di dalamnya. Oleh karenanya, benda itu pasti bukan Pure Yuan Treasure yang kehebatannya tertutupi.      

"Apa kau tahu ini benda apa?"     

Ketika pria paruh baya itu mengernyitkan dahi, Lin Dong mengayunkan kuali tembaga di tangannya dan bertanya.      

"Kalau aku tahu, mungkin aku tak akan menjualnya," kata pria paruh baya sambil tersenyum.      

"Berapa harganya?" tanya Lin Dong lagi dengan suara lembut.     

Pria paruh baya itu ragu-ragu sesaat. Matanya berkedip singkat, dan dia menjawab, "Sepuluh juta pil Nirvana."     

Setelah dia berbicara, keributan sontak muncul di murid-murid Sekte Dao di belakang Lin Dong dan mereka menatap marah pada pria paruh baya. Pria itu bahkan tidak tahu apapun mengenai benda yang dijualnya, tetapi dia berani mengucapkan harga setinggi itu.      

"Tuan, bukankah kau terlalu rakus?" tanya Lin Dong sambil mengernyitkan alisnya samar.      

"Harga benda yang kami jual di tempat ini, terutama benda-benda yang asal-usulnya tidak diketahui, tergolong cukup tinggi. Karena kami harus memikul beban jika benda yang terlihat tidak berguna, ternyata adalah benda yang sangat berharga…"      

Pria paruh baya itu mengedikkan bahunya dan menjawab. "Kau juga sebaiknya memikirkan sudut pandangku. Kalau benda itu rupanya adalah permata tidak bernilai, berapa banyak darah yang kumuntahkan nantinya?"     

"Kau berkata seolah ada banyak sekali benda berharga yang diselimuti debu di dunia ini," kata Lin Dong santai. Dia tak bermaksud berkata lebih jauh. Setelah ragu sesaat, Lin Dong lantas mengambil tas Qiankun. Namun setelah mengeluarkannya, tangannya terhenti dan dia mendadak teringat sesuatu. Semua pil Nirvana-nya digunakan tikus kecil untuk memasang formasi array besar…     

Walaupun Ying Huanhuan juga sukarela memberikan pil Nirvana miliknya, tikus kecil hanya mengambil sebagian pil untuk menutupi kekurangan jumlah pil milik Lin Dong. Oleh karena itu, Lin Dong sekarang bisa dibilang sedang miskin.      

Ketika badan Lin Dong membeku dan dia mulai merasa kikuk, sebuah tangan yang menyerupai giok mengayun perlahan, lalu melemparkan tas Qiankun ke arah pria paruh baya berbaju abu-abu yang berada di atas batu.      

Pria paruh baya itu lantas menerima tas Qiankun, melihatnya sekilas dan akhirnya menatap ke arah wanita muda yang langsing dan elegan di belakang Lin Dong. Tak lama kemudian, pria itu tersenyum pada Lin Dong dan berkata, "Keberuntunganmu bagus dalam urusan wanita, Nak."      

Lin Dong menengadahkan kepala dan menatap ke arah Ying Huanhuan, kemudian tersenyum. "Terima kasih."      

"Perilaku yang benar dilakukan karena adanya timbal balik," jawab Ying Huanhuan santai. Mata lebarnya menatap singkat pada Lin Dong, dan akhirnya teralih. Dari apa yang terlihat, wanita muda itu agak marah.      

Lin Dong samar-samar melongo dan menjawab dengan kata, "Oh." Dia lantas berdiri dan menyimpan kuali tembaga merah gelap yang rusak itu ke dalam tas Qiankun miliknya. Pemuda itu kemudian tersenyum pada Ying Xiaoxiao dan murid lainnya. "Kita sebaiknya juga pergi."     

Setelah berkata demikian, dia memimpin kelompok dan berbalik berjalan pergi. Di belakangnya, murid-murid Sekte Dao juga bergerombol dan mengikutinya.     

Ying Huanhuan menatap punggung Lin Dong, lalu giginya yang seputih mutiara menggigit bibirnya. Sorot ingin protes terpancar di matanya. Akan tetapi, tak lama kemudian dia malah digeret oleh Ying Xiaoxiao.      

…..     

Ketika Lin Dong dan murid-murid lainnya kembali ke penginapan, mereka mendapati Qi Lei, Chen Zhen, dan dua orang ketua aula lainnya berdiri di sana dengan raut mengerikan. Di belakang mereka terdapat cukup banyak murid-murid Sekte Dao. Ketika melihat kalau Lin Dong serta rombongan lainnya kembali, mereka semua terlihat menghela napas lega.     

"Apa kalian tadi berselisih dengan anggota Yuan Gate?" tanya Qi Lei dengan suara rendah sambil mengernyitkan dahinya menatap Lin Dong, Ying Xiaoxiao, serta murid lainnya.      

Lin Dong menganggukkan kepalanya tak berdaya dan hendak berbicara ketika Qi Lei kembali membuka mulutnya, "Kudengar kau berhasil mendesak mundur Lei Qian?"     

Lin Dong melongo. Berita itu rupanya tersebar dengan sangat cepat. Sambil merasa agak ragu-ragu, dia kembali mengangguk dan berkata, "Aku menggunakan trik kecil untuk melakukannya."     

"Haha, seperti apa yang kukatakan. Bagaimana mungkin bocah ini dikalahkan semudah itu. Perutnya berisi berbagai macam trik, dan bahkan Lei Qian tidak bisa mengalahkannya dengan mudah." Segera setelah Lin Dong menjawab, Chen Zhen tak mampu menahan diri dan mulai tertawa. Suara tawanya mengandung nada puas yang tidak bisa disembunyikan.      

Lin Dong dan murid-murid lainnya menatap takjub pada empat ketua aula yang mendadak mulai terkekeh. Jika melihat sikap mereka, sepertinya mereka tidak berada di tempat itu untuk memarahi Lin Dong dan murid-murid lainnya…     

"Bagus sekali. Walaupun kau kadang-kadang harus mempertimbangkan konsekuensinya, tetapi para bajingan tercela itu memang perlu diberi pelajaran," kata Qi Lei sambil tersenyum dan mengusap dagunya.      

Ketika melihat kejadian itu, Lin Dong hanya mampu tertawa datar dua kali.      

"Kompetisi Sekte Agung belum dimulai, tetapi kalian sudah berselisih dengan Yuan Gate. Kalau dipikir-pikir, ketika kalian kembali bertemu di wilayah Unique Devil, pasti kalian bakal berselisih lagi. Pada saat itu, kalian semua harus berhati-hati," kata Chen Zhen saat ekspresinya kembali berubah serius setelah tertawa.      

"Baik."     

Lin Dong, Ying Xiaoxiao, dan murid-murid lainnya menganggukkan kepala mereka. Murid-murid itu tahu kalau ada dendam yang mendalam di antara mereka dan Yuan Gate. Selain insiden hari ini, jumlah perselisihan yang bakal muncul ketika mereka bertemu di masa depan pasti bakal bertambah.      

"Oke, kalian sebaiknya sekarang pergi dan beristirahat. Kompetisi Sekte Agung bakal dimulai dua hari lagi. Selama dua hari ini, kalian sebaiknya menahan diri dan tidak membuat masalah lebih besar. Kota Unique Devil adalah tempat yang ramai dan dipenuhi dengan berbagai macam orang. Jangan membuat masalah yang tidak perlu," kata Qi Lei sambil tersenyum dan melambaikan tangannya.     

"Baik."      

Ketika mendengar ucapannya, semua murid menganggukkan kepala mereka dan akhirnya membubarkan diri.      

"Pemuda itu benar-benar dipenuhi dengan kejutan. Padahal badan Lei Qian kemungkinan sudah memproduksi Qi kehidupan. Akan tetapi, dia masih bisa dihempaskan mundur oleh Lin Dong…" Sambil menatap ke arah Lin Dong dan murid-murid lainnya pergi, Qi Lei tak bisa menahan diri untuk menggumamkan isi pikirannya.      

"Anak muda itu punya beberapa trik yang tersembunyi di balik lengan bajunya. Tak akan semudah itu mengalahkannya," kata Chen Zhen sambil tersenyum.      

"Tetapi kita tidak boleh berpuas diri. Lei Qian adalah murid terlemah di antara tiga Raja Cilik Yuan Gate. Little Yuan King dan Little Ling King adalah murid-murid paling merepotkan. Sebelum Kompetisi Sekte Agung dimulai, kita harus mengingatkan Lin Dong serta murid-murid lainnya agar lebih berhati-hati," ujar Qi Lei sambil menggelengkan kepalanya.     

Ketika mendengar ucapannya, senyuman di wajah Chen Zhen serta dua orang ketua aula lainnya agak tertahan dan mereka menghela napas perlahan. Tiga Raja Cilik Yuan Gate memang adalah lawan-lawan yang kuat. Para ketua aula itu tidak tahu apakah Lin Dong serta murid-murid lainnya bisa menanganinya jika murid-murid Sekte Dao itu sampai berjumpa dengan mereka di wilayah Unique Devil…     

Para Ketua Aula itu hanya mampu berharap kalau mereka tidak kembali mengalami kerugian mengerikan seperti di Kompetisi Sekte Agung sebelumnya…     

…..     

Malam bergulir dan berangsur-angsur menyelimuti Kota Unique Devil yang besar. Sementara itu, keributan pada siang hari mulai menenang di bawah pengaruh angin malam yang dingin.      

Di sudut berbeda di kota, terdapat halaman luas dengan beberapa orang yang berlalu-lalang. Area itu adalah tempat peristirahatan Yuan Gate di Kota Unique Devil.      

Sekarang ini, terdapat tiga sosok di halaman hening yang terletak di bagian dalam. Salah satu dari mereka adalah Little Lei King—Lei Qian—yang sudah berselisih dengan Lin Dong sebelumnya.      

Di depan Lei Qian, terlihat seorang pria tampan berjubah putih yang sedang berbaring di rerumputan dengan sebuah daun berada di sela-sela bibirnya. Tangannya diletakkan di belakang kepala, dan dia menatap langit malam dengan malas. Beberapa saat kemudian, mata pria itu mengerjap, lalu menatap ke arah Lei Qian dan berkata, "Kudengar kau terdesak sampai harus kabur dengan ekor di sela-sela kedua kakimu oleh murid baru Sekte Dao di Distrik Treasure Seeking?"      

"Aku hanya sedang lengah dan dipukul oleh pemuda itu. Dalam pertarungan sebenarnya, aku akan menghancurkan semua tulang di dalam badannya dalam 10 ronde!" Lei Qian mengernyit, lalu tertawa dingin.      

"Heh, hanya kau yang bisa kalah dalam taruhan sejelas itu, benar, 'kan, Boss?" kata pria berjubah putih sambil nyengir. Dia memiringkan kepalanya menatap ke belakang. Ada seorang pria berbaju hijau yang diam bersila di sana.      

Jika membahas dari segi penampilan, pria itu jelas tidak seelegan pria berjubah putih. Akan tetapi, pria berbaju hijau itu lumayan tampan. Sepasang matanya terlihat memanjang dan sipit, sehingga memberinya kesan enak dipandang.      

Kali ini, pria itu menunduk dan perlahan-lahan mengelap pedang besi di tangannya, seakan pria itu sama sekali tidak berminat dengan cekcok yang terjadi di antara Lei Qian dan pria berjubah putih.      

"Kalau kau merasa dipermalukan, sebaiknya ambil kembali harga dirimu dengan kekuatanmu sendiri selama Kompetisi Sekte Agung. Kau pasti bakal berjumpa lagi dengannya," kata pria berbaju hijau sambil memfokuskan perhatiannya pada pedang besi di tangannya. Dia lantas tersenyum samar. Senyumannya itu terlihat tajam seperti ujung pedang.     

"Hutang itu pasti akan kutagih!"      

Lei Qian berseru dengan sorot mengerikan memenuhi matanya. Dia mendadak berkata, "Selain itu, pemuda bernama Lin Dong sepertinya bertemu Ling Qingzhu hari ini. Dari apa yang terlihat, mereka sepertinya cukup dekat."     

Tepat setelah dia mengucapkan kata-kata itu, senyuman—yang tidak terlihat seperti senyuman—muncul di wajah pria berjubah putih. Dia lantas menengadah dan menatap pria berbaju hijau yang sedang mengelap pedang baja.      

Kecepatan pria itu mengelap pedang bajanya segera melambat, dan samar-samar dia mengernyitkan alis. Sesaat kemudian, pria itu mendongak dan menatap Lei Qian. Seolah berkata sendiri, pria itu bergumam, "Apa dia … ingin mati?"     

Ketika suaranya terdengar, angin kencang mendadak menyapu halaman tersebut. Dalam sekejap, tanah di sana tergores oleh belasan sabetan dalam yang tingkat kedalamannya tak mampu diukur.      

Saat melihat kejadian itu, Lei Qian dan pria berjubah putih saling bertukar pandang. Mereka lantas mengedikkan bahu. Rupanya Sekte Dao bakal mengalami pertumpahan darah selama Kompetisi Sekte Agung mendatang…     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.