Ilmu Pengguncang Alam Semesta

Obrolan Di Malam Hari



Obrolan Di Malam Hari

1Aula Desolate memiliki seorang kakak seperguruan murid langsung tambahan setelah duel Lin Dong dan Jiang Hao berakhir. Kemungkinan masalah ini bakal menimbulkan keribuatan besar di dalam Sekte Dao saat beritanya tersebar. Karena bagaimanapun juga, tidak ada seorang murid pun dalam beberapa tahun terakhir yang berhasil menjadi kakak seperguruan murid langsung dari aula manapun setelah bergabung tidak sampai sebulan.     

Chen Zhen mengayunkan lengan bajunya setelah mengumumkan kalau Lin Dong menjadi kakak seperguruan murid langsung kelima. Semua orang segera menyaksikan kalau tanah di sisi empat platform batu kini naik ke atas. Yuan Power ajaib langsung membuat platform batu baru yang tingginya sama seperti empat platform lainnya.     

Tempat itu bakal menjadi tempat duduk pribadi Lin Dong selama kompetisi bulanan di masa depan. Lokasi tersebut merupakan simbol reputasinya. Lin Dong juga merespon dengan bergerak dan bergegas menuju ke platform tersebut.     

"Haha, Dik Lin Dong, selamat." Ekspresi tulus Pang Tong saat ini juga memperlihatkan senyuman ketika dia menyapa Lin Dong.     

Fang Yun, Song Zhou, dan para kakak seperguruan murid langsung lainnya juga menganggukkan kepalanya pada Lin Dong. Jika mereka sebelumnya sudah meremehkan Lin Dong karena sisi senioritas, maka sikap itu sudah tergantikan sepenuhnya. Lin Dong sudah memperlihatkan kemampuan tempur yang mencengangkan selama duelnya barusan, dan bahkan mereka tidak berani meremehkannya.     

"Kuharap empat kakak seperguruan bakal membimbingku di masa depan nanti."     

Lin Dong tak sombong dan bersikap ramah ketika menyaksikan mereka semua tersenyum padanya. Kemungkinan dia bakal berlatih di Aula Desolate dalam waktu yang lama di masa depan nanti. Oleh karenanya, tentu dia tak ingin memiliki hubungan buruk dengan kakak seperguruannya. Setelah menghadapi berbagai macam pertarungan di Perang Seratus Dinasti, dia lumayan menikmati atmosfer di dalam Aula Desolate. Karena bagaimanapun juga, tak ada seorang pun di dunia ini yang suka kalau harus terus-menerus bertarung…     

Pang Tong dan tiga praktisi lainnya tersenyum dan mengangguk ketika menatap senyuman ramah di wajah Lin Dong. Mereka sontak menghela napas dalam hati. Sikap Lin Dong akhirnya membuat mereka memahami sikap nekat dan resolusi yang terdapat dalam tulang pemuda tersebut. Mereka juga pernah mendengar tentang kekejaman dalam Perang Seratus Dinasti. Demi mampu membuat jalur melangkah dengan latar belakangnya yang berasal dari dinasti level bawah, kerja keras yang dilakukan oleh Lin Dong kemungkinan bakal membuat mereka semua malu jika dijelaskan secara detail.     

"Adik seperguruan ini punya potensi yang luar biasa. Pantas saja Paman Guru Chen Zhen dan Wu Dao memiliki harapan besar padanya…" Mereka berempat saling bertukar pandang dan melihat pemikiran serupa di dalam pikiran masing-masing.     

Setelah menyapa kelompok Pang Tong, Lin Dong akhirnya duduk di platform batunya dan mendongak. Ketinggian platform batu itu membuatnya bisa melihat ke seluruh wilayah puncak gunung. Ada banyak orang di bawah saat dia menunduk. Puluhan ribu murid Aula Desolate duduk diam di sana. Ekspresi mereka ketika menatap ke arahnya dipenuhi dengan rasa hormat.     

Chen Zhen kembali duduk di kursi batunya. Dia lantas mengayunkan lengan bajunya dan mengumumkan kalau kompetisi bulanan dimulai. Namun, pertarungan selanjutnya jelas tidak semengerikan duel Lin Dong dan Jiang Hao. Tapi karena banyaknya murid yang berada di sana, kejadian itu juga terlihat mengagumkan.     

Para murid cabang memiliki jumlah terbesar di antara murid-murid Aula Desolate. Murid-murid cabang itu terus-menerus berharap bisa menjadi murid penuh di Aula Desolate. Karena hanya dengan menjadi murid penuh di sana, mereka bakal memenuhi syarat masuk ke pegunungan Aula Desolate dan berlatih di sana. Terlebih lagi, mereka bakal bisa mempelajari ilmu bela diri yang sangat banyak dan mendalam.     

Maka dari itu, bakal terlalu ada banyak murid cabang yang berusaha habis-habisan selama kompetisi bulanan demi mengerahkan 120 persen kekuatan mereka, dengan harapan mereka bakal diangkat sebagai murid penuh.     

Kompetisi bulanan Aula Desolate berlangsung selama seharian penuh. Hasil akhirnya membuat duo Chen Zhen merasa cukup puas. Di antara puluhan ribu murid cabang, terdapat lebih dari 100 murid yang memperlihatkan performa luar biasa dan memenuhi syarat naik menjadi murid penuh. Di waktu yang bersamaan, kejadian itu menaikkan kekuatan Aula Desolate secara keseluruhan.     

Saat cahaya bulan berangsur-angsur menyinari pegunungan Aula Desolate, daerah puncak gunung yang seharian ini ramai, akhirnya mulai berubah hening. Ketika sekelompok besar murid mulai meninggalkan tempat itu, suara angin berembus kencang terus terdengar dari puncak gunung.     

Lin Dong juga berdiri di platform batunya. Dia melemaskan pinggangnya dengan malas dan hendak pergi dengan kelompok Mo Ling saat Wu Dao mendadak muncul di sampingnya.     

"Nak, performamu hari ini cukup baik." Wu Dao tersenyum menatap Lin Dong dan tertawa.     

"Heh, Paman Guru Wu Dao terlalu memujiku. Kebetulan saja aku berhasil memenuhi kriteria untuk mempelajari Desolate Demon Eye. Terlebih lagi, aku belum sepenuhnya menguasainya dan cuma mempelajari tahap awalnya." Lin Dong berkata sambil tersenyum. Meskipun Wu Dao adalah Wakil Kepala Aula Desolate dan dia memiliki reputasi yang sangat tinggi, tapi Lin Dong tidak bersikap terlalu takut di hadapannya.     

"Kau ini…"     

Wu Dao tersenyum dan menggelengkan kepalanya. Dia berpikir sesaat dan menambahkan, "Saat ini, kau adalah kakak seperguruan murid langsung di Aula Desolate. Sebaiknya mulai sekarang kau berlatih dengan baik. Great Desolate Tablet bakal dibuka tiga bulan lagi. Apakah kau bisa menguasainya atau tidak, semua tergantung nasibmu."     

"Tiga bulan lagi…"     

Lin Dong awalnya tercengang. Sorot berapi-api terpancar dari matanya. Lin Dong tentu paham kalau meskipun dia sudah menjadi sosok legendaris di Aula Desolate, tapi kasus itu cuma berlaku di tempat tersebut. Sekte Dao tergolong besar, dan jumlah praktisi jenius di tiga aula lainnya sama banyaknya seperti bintang. Jika dia ingin unggul di antara empat aula, maka dia harus berhasil memahami Great Desolation Scripture. Karena kalau tidak, dia pasti berakhir merugi ketika berhadapan dengan para praktisi papan atas dari tiga aula lainnya yang sudah memahami tiga kitab misterius agung.     

Namun, karena pamornya juga yang membuat murid-murid di Aula Desolate tak sabar menunggu Great Desolate Tablet terbuka. Jika Lin Dong benar-benar bisa memahami Great Desolation Scripture, maka reputasinya bakal melampaui empat kakak seperguruan murid langsung lainnya. Bahkan, Lin Dong bakal bisa menyaingi murid papan atas dari tiga aula lainnya.     

Tentu saja, kalau dia sampai gagal, kemungkinan dia bakal memunculkan gosip tidak sedap. Performanya barusan terlalu menyilaukan, dan dia bahkan bisa dibandingkan dengan praktisi yang memiliki reputasi sangat tinggi di hati murid-murid Sekte Dao. Oleh karena itu, jika dia gagal mempelajari Great Desolation Scripture, kemungkinan bakal ada cukup banyak murid Aula Desolate yang diam-diam merasa kecewa…     

Jika dibandingkan dengan Great Desolation Scripture, semua pencapaiannya sebelum ini bahkan tidak pantas disinggung…     

Lin Dong menatap pada mata Wu Dao yang menatap tulus dan sedikit menaikkan bibirnya. Untuk beberapa alasan yang tak diketahui, sepertinya banyak harapan yang ditempatkan pada bahunya…     

"Aku akan berusaha keras," jawab Lin Dong lembut.     

"Tak lama setelah Great Desolate Tablet terbuka, bakal ada ujian aula. Hasil yang bakal didapatkan oleh Aula Desolate kemungkinan bakal tergantung pada kalian berlima…" kata Wu Dao sambil tersenyum.     

"Bagaimana dengan kekuatan kakak seperguruan Ying Xiaoxiao dari Aula Sky?" Lin Dong mengerjapkan mata dan mendadak bertanya.     

"Xiaoxiao, ah … Dia adalah wanita yang sangat berbakat. Sekarang ini dia pasti sedang berusaha melewati Nirvana Tribulation kesembilan." Wu Dao membuka mulutnya. Sepertinya bahkan dia juga mengakui bakat Ying Xiaoxiao.     

"Berusaha melewati Nirvana Tribulation kesembilan…" Hati Lin Dong agak terguncang. Wanita itu memang pantas menjadi kakak seperguruan wanita di Aula Sky. Kekuatannya kemungkinan sebanding dengan Ling Qingzhu…     

"Kudengar dari kawanmu, Lin Diao, kalau kau punya hubungan yang rumit dengan Ling Qingzhu dari Nine Heavens Supreme Purity Palace?" Di hadapan Lin Dong, Wu Dao mendadak bertanya saat Lin Dong masih dalam kondisi tercengang karena kekuatan kakak seperguruan wanita, Ying Xiaoxiao.     

"Urgh?"     

Lin Dong terkejut. Dia mendongak dan menatap ekspresi rumit Wu Dao. Dia segera merasa kalau wajahnya memerah. Lin Dong lantas tertawa getir tapi tak yakin sebaiknya merespon seperti apa. Apa dia bisa memberitahu Wu Dau kalau dia pernah berhubungan fisik dengan wanita itu? Kalau ucapannya sampai tersebar, kemungkinan bakal ada banyak orang yang menuju ke Sekte Dao dan membuat masalah dengannya dalam beberapa hari setelahnya…     

"Tsk, tsk, matamu tergolong bagus. Ling Qingzhu adalah praktisi terkenal di antara generasi muda di Benua Xuan Timur. Bahkan Xiaoxiao … gadis muda itu kalah pamor dengannya. Ada banyak praktisi muda dari berbagai macam sekte super yang mengejar Ling Qingzhu selama beberapa tahun ini demi mendapatkan hati wanita cantik itu. Tapi, tak ada seorang pun yang berhasil."     

Wu Dao menepuk bahu Lin Dong. Senyumnya muncul tipis di bawah sinar bulan. "Targetmu benar-benar menantang. Semoga berhasil. Aku percaya padamu. Kalau kau bisa mendapatkan Ling Qingzhu, aku percaya kalau ekspresi para praktisi dari Nine Heavens Supreme Purity Palace bakal sangat menarik."     

Lin Dong tersenyum malu. Wu Dao benar-benar terlalu menyanjungnya. Lin Dong jelas paham seberapa besar jarak antara dirinya dan Ling Qingzhu. Bahkan setelah bertahun-tahun bertarung keras, masih terdapat jarak yang cukup besar di antara mereka berdua. Namun, jarak itu sekarang sudah terlihat dan tak lagi abadi serta tak kasatmata seperti di masa lalu.     

Usahanya selama bertahun-tahun ini tak sia-sia. Dirinya yang sekarang sudah bukan pemuda lemah yang cuma bisa mendongak menatapnya.     

Lin Dong menghirup udara dingin dalam-dalam. Dia menoleh dan matanya menatap ke arah kejauhan. Cahaya bulan menyinari wajahnya, dan memperjelas sosoknya yang tangguh. Lin Dong sudah bertahan melewati saat-saat terkeras. Sekarang ini, sudah tak ada alasan baginya untuk menyerah.     

Ling Qingzhu, aku benar-benar menanti pertemuan kita selanjutnya…     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.