Ilmu Pengguncang Alam Semesta

Keluar Sekte



Keluar Sekte

3Sinar matahari menyinari dari langit, lalu berubah menjadi cahaya yang memperjelas lekuk tubuh nona muda di platform yang menggoda dan langsing di sana.     

Rambut hitam wanita itu diikat menjadi ekor kuda sederhana yang memanjang sampai ke pinggang. Ekor kuda itu agak melengkung, membuatnya terkesan muda dan sisi ceria yang diam-diam mekar di dirinya. Penampilan itu jelas bakal membuat kondisi mental siapapun di sekitarnya menjadi bersemangat.     

Siapapun yang melihat nona muda yang cantik dan polos itu bakal merasa senang. Namun tidak demikian dengan Lin Dong. Saat dia memandang wajah cantik Ying Huanhuan, tanpa sadar Lin Dong mengusap hidungnya. Rupanya kawan perjalanannya adalah wanita itu…     

Baru sekarang dia akhirnya sadar mengapa senyuman Wu Dao terlihat aneh. Sepertinya pak tua itu sudah tahu sejak awal.     

Pandangan mata Lin Dong masih mengarah pada Ying Huanhuan selama sesaat, dan dia kembali menoleh ke arah berbeda. Di sisi wanita itu, terdapat dua pemuda yang berdiri dengan sikap arogan.     

Mereka berdua berpostur tinggi dan kurus, dan terlihat cukup menyilaukan. Salah satu dari mereka mengenakan baju putih, sedangkan sisanya berpakaian berwarna hitam. Jika melihat sekilas, siapapun bisa mengetahui kalau mereka menguarkan aura yang menakjubkan. Ketika mereka sesekali menatap ke arah Lin Dong, siapapun dapat menyadari adanya sorot arogan dalam tatapan mata keduanya. Tentu saja, Lin Dong mengabaikannya. Aula Desolate-nya berada di level paling bawah selama bertahun-tahun. Oleh karenanya, ketika murid tiga aula lainnya melihat mereka, tentu murid-murid itu merasa lebih superior.     

Berdasarkan aliran Yuan Power yang menguar dari badan mereka—yang tidak lebih lemah dibandingkan Jiang Hao—Lin Dong bisa menebak kalau mereka pasti memiliki reputasi yang cukup dihormati di aula masing-masing. Bahkan, mereka mungkin saja merupakan kakak seperguruan murid langsung juga. Oleh karena itu, bukan tanpa alasan mengapa mereka bersikap agak arogan.     

Seorang pak tua berambut putih tersenyum dan menatap ke arah Wu Dao serta Lin Dong yang berjalan turun dari platform. Dia lantas tersenyum dan berkata, "Haha, rupanya anggota Aula Desolate sudah tiba…"     

Wu Dao tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Dia lantas membungkuk ke arah pak tua itu dan memperkenalkannya pada Lin Dong. "Sesepuh ini adalah Sesepuh Bai Hua."     

"Jadi rupanya ini pemuda bernama Lin Dong dari Aula Desolate yang akhir-akhir ini membuat sensasi? Baru bergabung dengan aula kurang dari sebulan, dan sekarang sudah menjadi kakak seperguruan murid langsung? Sepertinya dia mungkin bakal mematahkan rekor-rekor sebelumnya," kata pak tua sambil tersenyum menatap Lin Dong.     

Setelah pak tua itu berbicara, Ying Huanhuan yang berada di belakangnya tidak bisa menahan diri untuk memandang Lin Dong. Wanita itu tentu tahu mengenai insiden tersebut. Terlebih lagi, ketika Ying Huanhuan pertama kali mendengarnya, tak cuma dia, namun kakak perempuannya juga—Ying Xiaoxiao—terkejut dibuatnya. Rupanya mereka berdua tidak pernah menyangka kalau Lin Dong benar-benar bisa menjadi kakak seperguruan murid langsung di Aula Desolate dalam waktu sangat singkat.     

"Sesepuh, Anda terlalu memuji. Semua berkat kemurahan hati para kakak seperguruan yang membiarkanku lulus dari tes mereka," jawab Lin Dong sambil tersenyum tipis.     

Ketika mendengar jawaban Lin Dong yang merendah, pak tua berambut putih itu cukup puas. Dia mengusap jenggotnya dan menganggukkan kepalanya menatap Wu Dao. "Tidak arogan dan tidak pemarah. Dia bibit yang baik. Sepertinya kali ini Aula Desolate-mu beruntung."     

"Begitulah…" kata Wu Dao sambil tertawa tanpa memperlihatkan sikap sopan sama sekali. Sikap yang diperlihatkan Lin Dong selama beberapa waktu ini terus-menerus melampaui ekspektasinya. Kalau terus begini, asalkan Lin Dong diberi waktu, maka pencapaiannya di masa depan nanti pasti tergolong spektakuler.     

Pak tua itu tertawa lalu menoleh ke arah Lin Dong dan tiga praktisi di sana. "Huanhuan akan memimpin misi kali ini. Untuk informasi detailnya, dia akan memberitahu dan menjelaskannya pada kalian di perjalanan nanti."     

Ketika mendengar ucapan pak tua itu, Lin Dong melongo selama sesaat. Dia tidak bisa menahan diri untuk menatap ragu-ragu ke arah wanita muda di hadapannya—yang mengenakan baju putih dan rok hijau. Wanita itu terlihat seperti nona muda naïf dan tak berpengalaman. Mengapa sesepuh itu memilihnya sebagai pemimpin?     

Sudut mulut Lin Dong terangkat. Dia adalah pemuda yang keluar dari tempat seperti medan pertarungan kuno. Namun, dia tak pernah menyangka kalau mereka bakal memilih nona muda konyol itu sebagai pemimpin…     

Terlebih lagi, faktor yang benar-benar membuat Lin Dong terperangah adalah reaksi dua pemuda di sana setelah pak tua itu berbicara. Mereka berdua yang berasal dari Aula Earth dan Flood rupanya sama sekali tidak tidak keberatan. Seolah-olah mereka sangat setuju dengan pembagian posisi tersebut.     

"Jangan-jangan nona muda ini tidak sesederhana apa yang terlihat?" gumam Lin Dong diam-diam.     

"Ya? Apa kau keberatan dengan pembagian yang ditentukan oleh Sesepuh Bai Hua?"     

Ketika Lin Dong berbicara dalam hati, suara jernih dan manis terdengar di sisi telinganya. Pemuda itu lantas mendongak dan hal pertama yang dilihatnya adalah Ying Huanhuan tersenyum sangat manis, sampai-sampai bisa melemahkan tulangnya. Namun, di dalam mata lebar dan cantik itu, Lin Dong bisa menyadari sifat licik bagai rubah. Dia segera mengayunkan tangannya dan berkata, "Aku akan melakukan apapun yang diinstruksikan oleh sesepuh."     

Respon cekatan Lin Dong membuat alis berbentuk bulan sabit Ying Huanhuan mengernyit. Namun, dia cuma bisa menelan kata-katanya yang hendak terlontar keluar. Tak lama kemudian, dia menaikkan sudut mulutnya dan berkata, "Aku sudah memimpin kelompok keluar sekte selama lebih dari 10 kali. Oleh karenanya, aku jauh lebih berpengalaman dibandingkan kau, orang baru. Di dunia ini, lebih tua bukan berarti bakal memberimu hak untuk bersikap arogan."     

Saat ucapan itu terucap dari mulutnya, Wu Dao dan Sesepuh Bai Hua sontak terperangah. Mereka cuma bisa menggelengkan kepala tak berdaya setelahnya. Bahkan penonton tak berdosa seperti mereka tertarik dalam konflik tersebut. Sepertinya mulut nona muda ini masih tetap tajam…     

Ekspresi Lin Dong tidak berubah. Meskipun perbedaan antara umur Ying Huanhuan dan pengalaman yang dimilikinya membuat Lin Dong terkejut, tapi, ya, cuma sebatas itu. Mungkin Lin Dong tidak bisa menandingi sisi wawasan dan pengalaman yang dimiliki Ying Huanhuan, tapi setelah berusaha keras keluar dari medan pertarungan kuno, Lin Dong memiliki sikap waspada dan kejam yang tidak dimiliki oleh para murid sekte super tersebut.     

Namun, ketika Ying Huanhuan melihat ekspresi tenang Lin Dong, wanita itu segera menggertakkan giginya. Pemuda ini terlalu kurang ajar…     

"Ayo pergi."     

Ying Huanhuan melihat sekilas ke arah Lin Dong. Tak lama kemudian, tanpa ragu, dia mengulurkan jarinya yang cantik mirip giok transparan. Sosoknya sekarang bagai karya seni yang sempurna, dan membuat siapapun tidak bisa mengalihkan pandangan mereka.     

"Dong!"     

Jari lentik Ying Huanhuan yang seperti giok mengayun indah di depannya. Suara jernih tak diduga muncul setelahnya, dan akhirnya menghilang di langit.     

"Hiss!"     

Tak lama usai suara itu menghilang, suara teriakan jernih terdengar dari pegunungan hijau besar tidak jauh di sana. Suara itu berasal dari burung condor hijau besar yang terbang di atas platform dan membawa serta angin kencang bersamanya.     

"Ayo, kita pergi dan cepat kembali."     

Saat sosoknya yang menggoda itu bergerak, Ying Huanhuan menaiki condor hijau tersebut. Ketika melihatnya, murid-murid Aula Earth dan Flood segera mengikutinya. Lin Dong sempat ragu-ragu selama sesaat dan akhirnya memberi hormat pada Wu Dao dan Bai Hua, lalu pergi dari sana.     

"Huaa!"     

Setelah mereka bertiga naik di atas condor hijau, Ying Huanhuan menepuknya lembut. Burung itu mulai mengepakkan sayapnya yang besar, dan membuat angin kencang berembus. Sosoknya akhirnya bergerak dengan secepat kilat.     

Di platform, Wu Dao menatap ke arah condor hijau di cakrawala. Dia lantas menoleh dan bertanya, "Apa mereka kali ini pergi ke arah Blood Cliff Grounds?"     

"Benar."     

"Tempat itu sangat kacau, dan di sana ada campuran orang baik dan bajingan. Apa bakal baik-baik saja kalau membiarkan empat generasi muda itu pergi?" tanya Wu Dao sambil mengernyitkan dahinya.     

"Tenang, tak akan ada apapun yang terjadi pada mereka. Sekte Dao kita memiliki tambang kristal Nirvana di area itu. Berdasar dari laporan yang kuterima, terdapat beberapa aktivitas aneh di sana. Kurasa itu pasti beberapa Hewan Iblis yang mengamuk. Mereka berempat adalah praktisi papan atas dari masing-masing aula. Oleh karenanya, aku percaya kalau mereka pasti bisa menyelesaikan urusan ini," jawab Bai Hua sambil tersenyum.     

Usai mendengar jawabannya, Wu Dao tak berkata-kata lebih jauh. Namun di dalam hatinya, rasa tak yakin perlahan-lahan mulai muncul…     

…..     

Di cakrawala, burung condor hijau mengepakkan sayapnya dan membuat angin berembus kencang saat dia terbang di langit. Mereka sekarang bergerak secepat kilat.     

Lin Dong duduk bersila di punggung condor hijau. Burung condor ini jelas bukan hewan biasa. Burung itu menguarkan energi dari badannya, dan sepenuhnya menghadang angin kencang yang dihasilkan olehnya. Maka dari itu, mereka semua bisa duduk santai di punggung burung tersebut.     

Ying Huanhuan duduk di bagian depan burung condor hijau. Dua murid Aula Earth dan Aula Flood cukup mengenalnya dan duduk agak di belakang wanita tersebut. Dari obrolan mereka, Lin Dong bisa merasakan kalau dua pemuda itu mengagumi Ying Huanhuan. Kondisi itu tidak membuat Lin Dong terkejut, karena Ying Huanhuan tak cuma sangat berbakat, tapi dia juga menawan, imut, serta cantik. Terlebih lagi, wanita itu mengeluarkan kesan tak berdosa yang bisa mempengaruhi semua orang. Bahkan Lin Dong kesulitan menghindarinya. Oleh karena itu, tidak mengejutkan apabila dua pemuda itu mengagumi Ying Huanhuan.     

Lin Dong berangsur-angsur mengalihkan pandangannya dan Ying Huanhuan dan dua praktisi di sana. Dia menoleh menatap lautan pepohonan yang semakin menghilang, dan tidak bisa mengalihkan pikirannya dari tikus kecil serta Api Kecil…     

"Aku penasaran bagaimana kabar mereka sekarang…"     

Lin Dong mengerucutkan bibirnya. Tikus kecil dan Api Kecil sudah pergi selama sebulan. Namun, Lin Dong sama sekali tidak menerima perkembangan berita keduanya. Meskipun dia tahu kalau mereka tidak akan menghadapi masalah besar karena kemampuan yang dimiliki tikus kecil, tapi tidak bisa disanggah kalau hati Lin Dong masih merasa khawatir.     

Setelah terbiasa dan mengandalkan keberadaan mereka selama mengalami berbagai macam kejadian serta pertarungan, Lin Dong kini tidak bisa beradaptasi dengan perpisahan mereka yang tiba-tiba.     

"Hei."     

Ketika Lin Dong agak melamun, suara merdu terdengar dari bagian depan. Dia mendongak sambil menatap kosong ke arah depan, dan pemandangan di sekitarnya berubah dengan cepat. Seorang wanita muda dengan baju putih dan rok hijau memiringkan kepalanya dan menatap ke arah Lin Dong. Ekor kudanya yang hitam legam menyentuh tengkuknya. Ditambah dengan mata lebarnya yang cerah dan cantik seperti danau, sosoknya terlihat sangat menakjubkan.     

"Apa?"     

Setelah melamun karena pemandangan yang mengguncang jiwa barusan, Lin Dong akhirnya kembali tersadar dan bertanya.     

"Kau bersikap agak antisosial. Semua orang di sini adalah kakak seperguruanmu. Sikapmu bakal membuat praktisi lain mengira kau sombong dan penyendiri. Murid-murid Sekte Dao kita tidak bersikap seperti itu selama menjalankan misi," jawab Ying Huanhuan. Nada bicaranya jika dikombinasikan dengan penampilannya yang menyerupai nona muda tergolong cukup menggelikan.     

Lin Dong merasa tak berdaya. Bukankah jelas kalian yang sengaja mengabaikanku? Mengapa sekarang aku yang dikritik karena bersikap sombong dan penyendiri…     

"Kita bisa dianggap sebagai kawan dalam misi kali ini. Karena kau murid baru, kami bakal membimbingmu. Jangan gugup dan anggap saja sebagai latihan penempaan diri. Karena kau pergi dengan tangan dan kaki menempel di badanmu, aku akan memastikan kau kembali tanpa ada daging yang hilang," jawab Ying Huanhuan sambil nyengir.     

Lin Dong mengusap hidungnya dan tak bisa menahan diri untuk tertawa. Dia memiliki kesan yang cukup baik dengan nona muda di hadapannya. Meskipun wanita itu terlihat aneh dan blak-blakan, dia pasti bukan orang jahat.     

"Haha, Dik Lin Dong. Santailah. Kami akan menangani segala sesuatu yang bakal terjadi nanti. Kau cukup menggunakan perjalanan ini untuk mendapatkan pengalaman baru," kata dua pemuda dari Aula Earth dan Flood yang berdiri di sisi Ying Huanhuan sambil tertawa terbahak-bahak. Namun, terdapat sensasi arogan dalam suara tawa mereka.     

Lin Dong tersenyum tipis tanpa memperlihatkan pendapatnya.     

"Kudengar kau berhasil mempelajari 'Desolate Demon Eye' milik Aula Desolate?" tanya Ying Huanhuan mendadak sambil menatap Lin Dong. Setelah dia menanyakan hal tersebut, mata dua praktisi di sana terbelalak selama sesaat. Rupanya mereka pernah mendengar tentang Desolate Demon Eye.     

"Aku cuma beruntung dan hampir tidak bisa mempelajarinya…" Lin Dong ragu-ragu selama sesaat. Dia akhirnya menganggukkan kepalanya dan menjawab.     

"Oh…"     

Ying Huanhuan mengangguk singkat dan ingatan singkat melintas di pupilnya yang cantik. Dia bisa mengingat jelas seperti apa ekspresi terkejut yang muncul di wajah kakak perempuannya ketika mendengar berita tersebut.     

Ying Huanhuan meregangkan badannya dengan malas dan memperlihatkan pinggang lembutnya yang melekuk indah. Setelah melihat sekilas ke arah Lin Dong, dia kembali berbicara. "Aku benar-benar tidak tahu kalau kau rupanya cukup berbakat. Aku akan menarik kembali pendapat awalku kalau kau sombong," kata Ying Huanhuan.     

Usai mendengar ucapannya, Lin Dong jadi tak tahu sebaiknya dia menangis atau tertawa. Meskipun Ying Huanhuan sudah menarik kembali ucapannya kalau dia arogan, tapi berarti penilaiannya kalau Lin Dong punya kepercayaan diri berlebihan masih melekat padanya.     

"Sedangkan satunya lagi, kita akan membicarakannya setelah kau berhasil mempelajari Great Desolation Scripture."     

Seakan tahu apa yang dipikirkan Lin Dong, suara Ying Huanhuan yang lembut dan ramah kembali terdengar.     

Ketika melihat ke arah pipi menawan nona muda itu, Lin Dong tersenyum dan menjawab, "Kalau ingatanku benar, aku ingat kau berkata jika aku berhasil memahami Great Desolation Scripture, kau bakal memenuhi satu permintaanku, 'kan?"     

Ying Huanhuan terperangah selama sesaat, dan semburat merah muncul di pipinya. Wanita itu lantas menggigit bibirnya dan mendelik ke arah Lin Dong. Tak lama kemudian, dia membalikkan badannya.     

"Aku cuma khawatir kau tidak akan bisa memenuhi kriteria itu!"     

Saat menatap ke arah nona muda yang agak murka di sana, Lin Dong malah tersenyum tipis. Sepertinya misi kali ini tidak akan terlalu membosankan seperti yang dikira olehnya…     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.