Pertengkaran
Pertengkaran
Tempat itu adalah garis depan Benua Xuan Barat. Sekitar 160 kilometer dari sana dan seseorang akan memasuki wilayah kekuasaan Benua Xuan Barat yang sudah menjadi markas utama Devil Prison.
Beberapa sosok terdiam duduk di gunung yang menjulang tinggi di perbatasan. Sosok mereka terlihat sangat kecil di puncak gunung itu, tapi mereka menguarkan aura mencengangkan yang membuat rasa hormat dan ngeri menyeruak di hati siapapun.
Pasukan Lord Symbol Ancestor sudah mendapatkan penghormatan dari banyak sekali makhluk hidup di dunia ini sejak zaman kuno. Tak hanya karena mereka berada di puncak dunia. Melainkan mereka juga mau mengorbankan diri demi orang lain.
Dulu, Lord Symbol Ancestor sudah menyulut reinkarnasinya dan menyegel Kaisar Yimo serta retakan di antara dunia demi melindungi banyak makhluk hidup di dunia ini. Melalui tindakan itu, mereka bisa mencegah dunia ini terjatuh ke tangan musuh. Delapan muridnya juga sudah memberikan segala yang mereka punya untuk dunia ini. Semua praktisi di dunia ini sangat hormat ketika membicarakan tentang pahlawan-pahlawan itu. Alasan itu pula mengapa kelompok Ying Huanhuan bisa dengan mudah mendirikan tiga aliansi besar. Bukan serta-merta karena tekanan dari kekuatan mereka. Alih-alih, karena apa yang sudah mereka lakukan untuk dunia ini di masa lalu.
Ying Huanhuan terdiam duduk di puncak gunung. Saat ini, kedua matanya tidak terpejam untuk bermeditasi. Jari-jari lentik di balik sarung tangan putihnya membentuk garis-garis melingkar tak tentu arah di sebuah batu di tanah. Kondisinya yang sedang tidak fokus disaksikan oleh Flame Master serta Master-master kuno di sampingnya.
Sikap seperti itu biasanya jarang terlihat pada diri Ying Huanhuan.
Kelompok Flame Master bertukar pandang. Mereka lantas tersenyum kecut dan menggelengkan kepala. Ying Huanhuan sudah bersikap demikian sejak dia menyadari kalau Lin Dong sudah keluar dari proses meditasinya … Namun, paling tidak sikap itu lebih baik dibandingkan perangai dingin yang diperlihatkannya sebelum ini.
"Situasi di Chaotic Demon Sea sudah stabil. Kabarnya Tang Xinlian sudah memimpin setengah pasukan aliansi Chaotic Demon Sea untuk membantu Dunia Iblis, sedangkan Lin Dong mengomando sisa pasukan ke empat Benua Xuan agung." Flame Master mendadak berkata.
Tangan Ying Huanhuan mendadak berhenti bergerak ketika mendengar nama itu. Sesaat kemudian, dia mengangguk.
"Kalau Dunia Iblis dan empat Benua Xuan agung menghabisi pasukan Devil Prison di daerah mereka, maka kita akan bisa menyerang Benua Xuan Barat." Alis Darkness Master terangkat saat dia memandang ke arah Benua Xuan Barat di kejauhan. Meskipun lokasi tempat itu sangat jauh, tetapi mereka masih mampu mendeteksi keberadaan Qi iblis mengerikan yang menguar di sana.
"Aku penasaran apa yang sedang dilakukan Devil Prison. Mereka … terlalu diam."
Thunderbolt Master dan Master-master lainnya juga mengangguk. Devil Prison bisa dibilang tidak melakukan apapun selama beberapa saat terakhir dan hanya membiarkan aliansi menghabisi tiga pasukan Devil Prison. Rupanya, jika menimbang betapa licik perangai Devil Prison, mereka tidak akan melakukan sesuatu yang bodoh seperti mengorbankan hal yang tidak dibutuhkan.
Jika memang demikian, berarti Yimo itu pasti punya tujuan yang tidak diketahui.
Sorot dingin terkumpul di mata cantik Ying Huanhuan ketika urusan serius itu disinggung. Dia lalu mengepalkan tangannya erat. Usai berpikir sesaat, dia lantas berkata, "Kita bisa mempersiapkan diri untuk memanggil jiwa orang itu."
Flame Master serta Master-master kuno lainnya tercengang dan mereka segera menganggukkan kepala. Memang sudah waktunya.
"Mari bersiap-siap…"
Darkness Master berdiri. Kata-katanya mendadak terputus dan ekspresinya menjadi kikuk. Setelahnya dia mendekat ke samping Ying Huanhuan dan berkata dengan nada lembut, "Sepertinya kita tidak bisa melakukannya sekarang."
Flame Master dan para praktisi lainnya juga akhirnya sadar. Mereka menoleh menghadap arah tertentu dan menyaksikan dimensi di sana terdistorsi. Sebuah sosok segera mendekati mereka.
Ying Huanhuan tentu juga bisa menyadari keberadaan aura yang tak asing tersebut. Sorot cemas dan panik terpancar di matanya yang sedingin es, dan tangannya sontak dikepalkan.
"Ha ha, rupanya semua orang ada di sini." Dimensi terdistorsi dan sebuah sosok muncul di puncak gunung. Lin Dong memandang ke arah Flame Master dan para praktisi lainnya. Dia menangkupkan kedua tangannya bersama, lalu tersenyum.
Kelompok Flame Master memandang Lin Dong dan sorot terkejut terpancar di mata mereka. "Kau sudah menciptakan Istana Divine?"
Suara mereka mengandung nada terkejut yang tak mampu disembunyikan. Mereka paham betul betapa sulit menciptakan Istana Divine. Bahkan diri mereka sekarang tidak bisa membanggakan diri kalau mereka sudah berhasil menciptakannya. Tapi, Lin Dong ternyata sudah menyelesaikan tahap itu. Jelas ini membuat mereka sangat terkejut.
"Aku sedang beruntung."
Lin Dong mendarat di tanah. Dia lalu tersenyum dan menggeleng. Dia pun memandang Ying Huanhuan yang berada di puncak gunung. Baju sederhana dan rambut panjang berwarna biru es Ying Huanhuan tertiup karena angin gunung yang sepoi-sepoi. Mata jernih serta cantiknya seakan menghindari tatapan Lin Dong setelah dia melihat pemuda itu mendekatinya.
"Kalian berdua sebaiknya berbicara dulu."
Darkness Master melambaikan tangannya pada Flame Master dan para praktisi lainnya usai melihat kejadian ini. Mereka lantas berbalik dan beranjak pergi.
"Kak!" Ying Huanhuan merasa agak panik di dalam hatinya yang sedingin es ketika melihat mereka hendak pergi. Dia bergegas memaksa mereka agar tetap tinggal. Tetapi, sosok mereka sudah menghilang.
Mata Lin Dong terpaku pada Ying Huanhuan setelah dia melihat kelompok Darkness Master pergi untuk sementara waktu. Setelahnya, dia melangkah maju. Aura Ying Huanhuan yang tidak melemah bahkan ketika dihadapkan dengan Heaven Seat King dari Devil Prison, menjadi tidak bersemangat ketika melihat sikap Lin Dong. Ying Huanhuan tanpa sadar mundur perlahan-lahan.
"Mengapa? Apa kau tidak senang karena aku sudah keluar dari proses meditasiku?" Lin Dong berdiri di depan Ying Huanhuan dan bertanya sambil tersenyum.
"Tidak." Ying Huanhuan menggeleng. Namun, mata cantiknya agak mengerjap.
"Kalau begitu, sebaiknya kau memandangku kalau bicara." Baru kali ini Lin Dong melihat Ying Huanhuan menghindar darinya. Mau tak mau, dia merasa kalau tindakan Ying Huanhuan tergolong menarik. Dia mengulurkan tangannya dan mengangkat dagu tajam Ying Huanhuan yang seputih salju. Sesaat kemudian, dua pasang mata itu saling bertatapan.
Ying Huanhuan juga terkejut karena sikap Lin Dong. Dia memandang ke arah wajah pemuda yang semakin tegas di hadapannya. Tatapan Lin Dong dipenuhi sorot gembira yang tampak lembut, sehingga membuat perasaannya menjadi agak hangat.
"Selamat. Kau sudah menciptakan Istana Divine." Ying Huanhuan berkata dengan nada lembut.
Lin Dong nyengir. Dia melihat sarung tangan panjang seputih salju di kedua tangan Ying Huanhuan. Wanita itu juga sepertinya menyadari arah pandangan mata Lin Dong dan sontak menarik tangannya kembali.
Lin Dong meraih tangan Ying Huanhuan sebelum dia bisa melakukannya. Aura dingin yang mengerikan menguar dari sarung tangan yang dipegang oleh Lin Dong.
"Apa yang terjadi?" Lin Dong agak mengernyit dan bertanya.
"Bukan apa-apa." Ying Huanhuan menggeliat sesaat. Dia ingin menarik tangannya kembali, tetapi genggaman Lin Dong seperti penjepit metal. Lin Dong menatapnya dan mengulurkan tangannya yang lain untuk melepas pelan sarung tangan tersebut.
Ying Huanhuan menghela napas di dalam hati ketika melihat respon Lin Dong. Dia hanya mampu membiarkan Lin Dong melakukan apa yang dia inginkan.
Sebuah tangan seperti kristal terlihat setelah sarung tangan seputih salju dilepas. Tangan yang awalnya putih dan jenjang kini sudah seperti es kristal. Jika dilihat sekilas, seakan-akan sekujur tangan Ying Huanhuan sepenuhnya terbuat dari es.
Lin Dong agak tersentak setelah melihat kedua tangan Ying Huanhuan yang seperti es. Rasa dingin mencekam merambat ke arahnya ketika Lin Dong menggenggam tangan Ying Huanhuan. Aura dingin itu membuat Lin Dong merasakan sensasi sakit yang intens dan tajam.
"Chi! Chi!"
Qi dingin berkumpul di telapak tangan Lin Dong dan sebuah lapisan es tipis menyelimuti tangan Lin Dong. Pemuda itu bisa merasakan kalau Yuan Power di dalam badannya agak melemah ketika tangannya dilapisi oleh es tipis tersebut.
"Apa ini?!" Lin Dong mengabaikan sepenuhnya es yang melapisi tangannya dan dia menatap Ying Huanhuan. Ada nada marah di balik suaranya.
Ying Huanhuan menggigit bibirnya, tetapi dia tetap bersikeras menolak bicara.
"Apa ini dampak karena membuka Ancestral Citadel?" Lin Dong berpikir sesaat dan segera teringat akan sikap aneh Ying Huanhuan pada saat itu.
"Mengapa kau tidak bilang padaku?!"
"Apa kau masih akan masuk ke sana kalau aku bilang padamu?" Ying Huanhuan menatap Lin Dong dan membalas.
"Apa aku akan masuk atau tidak, aku yang akan menentukannya! Bukankah aku pernah bilang padamu kalau kau tidak boleh bohong padaku!" Lin Dong berseru dengan nada murka.
"Bahkan seandainya bukan untukmu, aku tetap akan membuka Ancestral Citadel. Kalau bukan karena Ancestral Citadel, apa kau tahu betapa banyak orang di Chaotic Demon Sea, Dunia Iblis, dan empat Benua Xuan agung yang akan kehilangan nyawa mereka?" Sekarang jelas merupakan pertama kalinya Ying Huanhuan melihat Lin Dong marah padanya. Dia sontak merasa bersalah di dalam hatinya. Meskipun demikian, Ying Huanhuan masih menggertakkan giginya dan berkata.
"Apa kau sangat menikmati menjadi penyelamat dunia?!" Lin Dong berteriak marah. Dia sudah berusaha keras untuk berlatih. Tapi, Ying Huanhuan malah memaksakan diri untuk melukai dirinya sendiri.
"Lalu apa yang sebaiknya kulakukan? Membiarkan Devil Prison menghabisi seisi dunia dan membiarkan semua orang mati bersama-sama?" Ying Huanhuan mengepalkan kedua tangannya dan berseru.
"Baiklah, baiklah! Karena kau sangat suka menjadi penyelamat, maka lakukan apa maumu. Aku tidak akan melibatkan diri lagi denganmu!" Mata Lin Dong terbelalak karena marah ketika dia berbicara.
Sosok cantik Ying Huanhuan bergetar ketika dia menatap lekat pada sosok Lin Dong. Badannya gemetaran dan dia menoleh ke arah lain. Matanya memerah dan air mata mulai menetes di wajahnya.
"Kalau begitu tak usah peduli denganku! Aku tidak perlu kau peduli bahkan seandainya aku mati!" Ying Huanhuan mendorong tangan Lin Dong menjauh dan dia terisak menangis.
Lin Dong menatap sosok Ying Huanhuan yang gemetaran. Saat ini, Ying Huanhuan terlihat sangat lemah. Aura sedingin es itu tak lagi terlihat di sana. Peristiwa itu membuat hati Lin Dong terasa sakit. Dia meraih ke depan dan bermaksud menggapainya. Akan tetapi, Ying Huanhuan malah bersikeras menghindarinya.
Lin Dong tak menyerah. Dia masih saja berusaha meraih tangan Ying Huanhuan. Dia menariknya kuat, lalu mendekapnya paksa ke dalam pelukan. Kedua tangan Lin Dong terasa kuat seperti penjepit. Tangan pemuda itu juga diiringi dengan aura dingin ketika meraih pinggang ramping Ying Huanhuan yang terasa sangat enak dipegang.
Ying Huanhuan menggeliat dengan segenap kemampuannya. Namun, Ying Huanhuan sepertinya lupa kalau dia lebih kuat dibandingkan Lin Dong. Kalau mereka benar-benar bertarung, Lin Dong tak akan mampu menghentikannya.
"Jangan bergerak!"
Lin Dong berteriak marah.
Ying Huanhuan menggertakkan giginya. "Tak usah pedulikan aku."
Lin Dong memperlihatkan wajah serius. Dia menunduk dan mencium bibir merah merekah itu tanpa ampun. Bibir Ying Huanhuan mendadak membeku ketika bibir mereka berdua saling bersentuhan.
Sensasi yang muncul ketika dua bibir mereka bertemu terasa dingin seperti giok, tetapi ada nuansa damai yang khusus di baliknya.
Ying Huanhuan jelas tercengang karena sikap Lin Dong. Sepasang mata biru esnya memandang wajah yang hampir mengenainya. Dia tidak berani bergerak, sedangkan rona merah muncul di wajah cantiknya.
Dua orang itu berciuman di puncak gunung. Baru beberapa saat kemudian, bibir keduanya akhirnya terpisah.
"Kau…" Ying Huanhuan akhirnya tersadar. Matanya yang tampak memerah memandang Lin Dong dengan sorot malu serta marah.
"Kau apa?" Lin Dong menjilat bibirnya. Sesaat kemudian, dia memeluk erat gadis di dekapannya. Sorot cahaya samar terpancar di mata hitam legam pemuda tersebut. Bibirnya lantas mendekati telinga Ying Huanhuan dan Lin Dong berkata pelan, "Kau barusan benar-benar seperti dirimu di masa lalu…"
Seperti gadis kecil yang terkadang akan bersikap semau hati dan membuat ulah. Tetapi juga membuat siapapun tidak mampu berbuat apa-apa, selain menyayanginya.
Ying Huanhuan bersandar pelan di dada Lin Dong dan merasakan kehangatan diri pemuda itu. Air mata muncul lagi di mata Ying Huanhuan. Sesaat kemudian, dia bergumam lirih, "Aku … Aku tidak ingin berbohong padamu. Tapi … Tapi aku benar-benar tidak punya pilihan lain."
Lin Dong merasa sedih di dalam hatinya usai mendengar suara terisak gadis di pelukannya sekarang. Dia lantas mendekapnya erat dan berujar dengan suara serius, "Aku akan melindungimu."
Ying Huanhuan memejamkan matanya dan membenamkan wajahnya pelan di dada Lin Dong. Ada senyum simpul di wajahnya. Namun, senyuman Ying Huanhuan itu juga diiringi dengan raut getir.
Dengan ucapanmu itu, aku akan bisa menerima apapun yang akan terjadi di akhir nanti dengan rasa puas…