Ilmu Pengguncang Alam Semesta

Menyerang Lebih Dulu



Menyerang Lebih Dulu

3Lin Dong dan belasan praktisi ahli Klan Blood Demon Shark saling berhadapan di udara di atas lautan. Atmosfer di sana sangat menegangkan, dan sorot dingin terpancar di mata mereka semua.      

Para praktisi ahli Klan Blood Demon Shark biasanya bersikap sewenang-wenang. Mustahil menghitung berapa banyak nyawa yang melayang di tangan mereka. Oleh karena itu, mereka semua sangat beringas dan kejam. Namun, Lin Dong juga bukan orang suci. Beberapa waktu lalu, pemuda itu sudah memukuli praktisi ahli Tingkat Semi Profound Death sampai pria itu hampir menjadi kerangka. Sikap beringas di dalam tulang-belulang Lin Dong bahkan lebih besar dibandingkan anggota Klan Blood Demon Shark.      

Ini adalah perselisihan antara dua pihak dimana keduanya tidak ada yang mau mengalah.      

"Nak, apa kau yakin ingin bermusuhan dengan Klan Blood Demon Shark? Percayalah padaku, sikapmu ini sangat bodoh." Ekspresi Komandan Xia berubah serius dan gelap. Akan tetapi, nada bicaranya jelas lebih baik dibandingkan sebelumnya. Sepertinya dari pertarungan singkat barusan, pria itu juga paham kalau rupanya tidak mudah mengalahkan Lin Dong seperti apa yang dibayangkan olehnya.      

"Aku tidak ingin menjadi musuh. Tapi, aku juga tak ingin diusik pihak lain."      

Mata Lin Dong memandang ke arah Komandan Xia yang terlihat suram. Kilau dingin di matanya rupanya agak melemah. "Aku tentu sudah pernah mendengar tentang nama klan kalian yang terhormat. Aku tak ingin tahu misi apa yang sedang kalian lakukan sekarang. Tapi, tolong jangan ganggu perjalananku. Aku juga punya urusan darurat yang perlu segera dilakukan."      

"Mengapa tidak begini saja? Kita tidak akan saling mengganggu dan bakal saling mengalah. Kita bakal mengurusi masalah masing-masing. Bagaimana menurutmu?"      

Mata Komandan Xia memicing. Mata merah gelapnya terlihat cukup mengerikan. Dia memandang ke arah mata Lin Dong, dan mata pria itu bercahaya. Sesaat kemudian, aura mengerikan yang menyelimuti badannya sontak berkurang banyak, dan senyuman terbentuk di wajahnya yang serius dan mencekam. "Kawanku ini benar. Kami memang agak sembrono barusan. Dari apa yang terlihat, kemungkinan kau bukan orang yang kami cari."     

Senyuman yang terkesan ramah muncul di wajah Lin Dong ketika dia mendengar ucapan tersebut. Namun, ada rasa waspada yang juga menyeruak di hatinya. Perubahan sikap Komandan Xia memang agak terlalu aneh.      

"Apa aku bisa pergi sekarang?" Lin Dong tersenyum dan bertanya.     

"Silakan."     

Komandan Xia nyengir dan mengangguk. Sesaat kemudian, dia mengayunkan tangannya. Para praktisi ahli Klan Blood Demon Shark di sekelilingnya sempat ragu, tapi akhirnya mundur sambil menguarkan aura mengancam.      

"Terima kasih banyak."      

Lin Dong menangkupkan kedua tangannya bersama. Tanpa menunda lebih lama, sosoknya bergerak dan bertransformasi menjadi cahaya hijau yang melesat ke kejauhan. Namun, kilau dingin berpendar di matanya ketika dia memunggungi Komandan Xia. Lin Dong sadar kalau perubahan mendadak pada diri Komandan Xia berarti pria itu punya rencana yang tersembunyi…      

Namun, Lin Dong sekarang tidak bisa menebak apa yang sedang dipikirkan oleh Komandan Xia. Sosoknya berubah menjadi secercah cahaya hijau yang segera menghilang di kejauhan.      

"Komandan Xia, apa kita bakal semudah itu membiarkannya pergi?" Seorang praktisi ahli Klan Blood Demon Shark tak mampu menahan diri dan bertanya setelah sosok Lin Dong menghilang di kejauhan.      

"Membiarkan dia pergi?" Wajah Komandan Xia akhirnya menguarkan aura mencekam setelah mendengar kata-kata tersebut. Dia terkekeh dengan suara bernada dingin dan mengerikan. "Pertama kali bocah itu bertemu kita adalah tujuh hari yang lalu. Tapi, rupanya dia tetap berada di tempat ini selama tujuh hari terakhir. Bagian laut di area ini adalah daratan tandus. Mengapa dia tetap berada di tempat terpencil seperti ini selama tujuh hari? Jangan bilang karena dia ingin bersenang-senang?"     

"Maksud Komandan Xia…"      

"Orang yang menyelamatkan Mu Lingshan kemungkinan adalah dia!" Tatapan mata Komandan Xia terlihat penuh kebencian.      

"Lalu mengapa kau membiarkannya pergi?" Seseorang bertanya dengan nada terkejut.      

"Karena aku tak yakin bisa menghadangnya." Komandan Xia menjawab dengan nada acuh. Matanya menatap ke arah di mana Lin Dong pergi, lalu menambahkan, "Meskipun pemuda itu terlihat hanya seperti praktisi level Profound Life Tingkat Awal, tapi kekuatan tempurnya setara dengan praktisi level Profound Life Tingkat Menengah. Seandainya aku mengerahkan semua kemampuan dan menyerangnya, kemungkinan aku tidak akan bisa menghadangnya di sini meskipun nantinya aku keluar sebagai pemenang."      

"Apa yang sebaiknya kita lakukan selanjutnya?"      

"Heh, mencoba kabur dari Klan Blood Demon Shark di lautan ini bukan hal yang mudah. Aku sudah menggunakan Blood Shark Seeking Technique padanya. Dia tidak akan bisa kabur…"      

"Selain itu, segera sampaikan informasi ini pada pemimpin kelompok lainnya. Bilang pada mereka agar bergegas. Aku baru yakin bisa menangkap orang itu setelah mereka datang."      

"Baik!"      

Para praktisi Klan Blood Demon Shark di sekeliling segera merespon usai mendengar perintah Komandan Xia. Sesaat kemudian, sosok mereka menyelam ke dalam air. Tak lama setelahnya, gelombang-gelombang sonik menyebar secepat kilat secara diam-diam di air.      

"Dasar orang bodoh yang tidak tahu batasan. Berani-beraninya kau ikut campur dalam urusan Klan Blood Demon Shark. Selanjutnya, aku akan membuatmu tahu siapa yang tidak boleh diusik di Chaotic Demon Sea ini."      

Mata Komandan Xia kembali memandang ke arah di mana Lin Dong pergi sambil bergumam. Sorot kejam terpancar di matanya.      

…..     

Cahaya hijau melesat di langit. Namun, ekspresi Lin Dong tidak terlihat tenang. Alih-alih, raut pemuda itu terlihat agak mengerikan. Dia menatap ke area di belakangnya, dan perlahan-lahan mengepalkan tangannya. "Orang itu … apa dia benar-benar membiarkanku bebas semudah ini?"      

"Kau sedang dibuntuti." Yan menjawab dengan suara samar.      

"Apa?!" Lin Dong segera menjadi waspada setelah mendengarnya. Pandangan matanya diedarkan ke sekitar, tapi dia tidak melihat satu pun sosok manusia, maupun hawa keberadaan siapa pun di sana.      

"Pasti itu adalah metode pelacakan yang unik milik Klan Blood Demon Shark. Benda itu ada di dasar laut." Yan mengingatkan.      

Lin Dong menunduk, dan cahaya hijau menyeruak di dalam matanya. Sepertinya tatapan mata pemuda itu bisa langsung menembus lautan. Dia mampu melihat sebuah cahaya merah buram yang berenang sigap ke arahnya di dasar lautan.      

"Orang itu pasti sudah merasakan kekuatanmu. Dia tak berani menangkapmu seorang diri. Sikapnya sekarang ini hanya berusaha membuatmu lengah. Dia bakal mengepung dan menangkapmu ketika bala bantuan tiba," kata Yan.      

Kilau dingin terpancar di mata Lin Dong. Dia tahu kalau selain Komandan Xia, pasukan Klan Blood Demon Shark punya 10 praktisi ahli lainnya yang sudah mencapai level Profound Life Tingkat Awal. Jika mereka bekerja sama, maka memang bakal menjadi bencana yang cukup merepotkan bagi Lin Dong.      

"Apa kau bisa menghilangkan benda yang membuat mereka bisa mengikuti kita?" tanya Lin Dong.      

"Bakal cukup merepotkan. Metode pelacakan yang dimiliki Klan Blood Demon Shark punya aspek uniknya tersendiri," jawab Yan.      

Lin Dong mengerucutkan bibirnya, dan kilau beringas terpancar di matanya. Kalau memang demikian, sepertinya dia hanya bisa menyerang dan menghabisi mereka.      

"Kak Lin Dong, kau sedang dibuntuti oleh mereka." Suara Mu Lingshan mendadak terdengar dari Burning Sky Cauldron ketika Lin Dong sedang berkomunikasi dengan Yan di dalam kepalanya. Karena Lin Dong tidak memblokir indera gadis itu, maka Mu Lingshan bisa merasakan segala sesuatu yang terjadi di dunia luar.      

"Ya."      

Lin Dong mengangguk. Mu Lingshan berasal dari Suku Sea Demon. Bukan hal yang aneh kalau dia bisa mendeteksi Klan Blood Demon Shark sedang melacak mereka, meskipun Lin Dong gagal menyadarinya.      

"Karena kita tidak bisa kabur dari mereka, maka kita hanya bisa menyerang." Lin Dong berkata lembut.      

Mu Lingshan yang berada di dalam Burning Sky Cauldron terdiam sesaat. Gadis itu sadar kalau sepertinya dia sudah membuat Lin Dong dalam masalah. Suaranya kembali terdengar tak lama kemudian, "Kak Lin Dong, kalau kau mau bertarung melawan mereka, aku bisa meminjamkan 'Life Death Coffin Cover'-ku."      

Lin Dong bisa merasakan kalau Burning Sky Cauldron di balik lengan bajunya bergetar usai Mu Lingshan berbicara. Tak lama kemudian, sebuah cahaya hitam melesat keluar. Cahaya itu berubah menjadi penutup peti mati hitam yang sangat tebal di hadapan Lin Dong. Gejolak energi yang sangat mengerikan menguar dari penutup peti mati tersebut.      

Lin Dong memandang ke arah Life Death Coffin Cover di depannya dan agak terperangah. Pemuda itu sama sekali tidak menyangka kalau Mu Lingshan rupanya sangat mempercayainya. Jika keberadaan benda berharga itu sampai terbongkar, maka pasti bakal memanen serangan dari berbagai macam praktisi ahli yang bergairah menginginkannya…      

"Baiklah."      

Namun, Lin Dong tidak ragu. Dia jelas tahu kalau bakal kesulitan menghadapi seorang praktisi ahli level Profound Life Tingkat Menengah dan 10 praktisi level Profound Life Tingkat Awal. Tapi jika dia punya Life Death Coffin Cover, maka kondisinya pasti bakal jauh lebih mudah.      

"Kalau demikian…"      

Tangan Lin Dong menyentuh Life Death Coffin Cover. Dia jelas bisa merasakan penolakan yang menguar dari dalam penutup peti itu ketika Lin Dong mengulurkan tangannya. Namun, sebuah kendali pikiran segera terlontar dari dalam Burning Sky Cauldron, menghilangkan sensasi penolakan tersebut. Rupanya, Mu Lingshan sudah ikut membantunya.      

Tangan Lin Dong menyentuh Life Death Coffin Cover. Sesaat kemudian, dia mengangkatnya dan memosisikan penutup peti itu di punggungnya. Mulut Lin Dong lantas terbuka dan menyunggingkan senyuman yang ganas serta dipenuhi dengan raut kejam.      

"Kalau memang demikian, kita sebaiknya menyerang mereka terlebih dulu sebelum orang-orang itu berkumpul."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.