Mencuri Hati Tuan Su

Berjalan di Tepi Sungai



Berjalan di Tepi Sungai

0'Cup!'     

Ye Fei langsung menciumi wajah Su Mohan dengan penuh semangat. Ia tidak bisa menahan diri untuk tidak melihat boneka di tangannya. Karena dirinya menyukai benda-benda seperti ini sejak ia masih kecil. Untuk alasan ini, ia sengaja membangun lemari besar berisi boneka-boneka cantik seperti ini.     

Tapi, sejak Ye Fei keluar dari penjara, boneka-boneka cantik yang ia kumpulkan sebelumnya tidak lagi menjadi miliknya. Menurut keadaannya sekarang, ia tidak punya uang untuk membeli boneka yang lebih mahal dari uang sewanya. Oleh karena itu, ia tadi sangat ingin mengajak Su Mohan untuk berpartisipasi dalam permainan di Kastil Lewis barusan.     

"Kapan kamu mengambilnya? Kenapa aku tidak tahu?" tanya Ye Fei sambil mendongak karena terkejut, dan mata besarnya berkedip.     

Su Mohan dengan lembut mengaitkan bibirnya dan tersenyum, "Itu baru saja dikirim oleh seseorang," katanya.     

"Aku tidak melihatnya," ucap Ye Fei sedikit terkejut.     

"Kamu sedang melakukan pembayaran di kasir."     

Ye Fei mengangguk, dan seketika suasana hatinya menjadi sangat baik. Ia tidak pernah mengira bahwa Su Mohan bisa begitu peduli, juga tidak pernah mengira jika Su Mohan mampu mengingat hal kesukaannya.     

Rok boneka itu berwarna biru, dan warna favoritnya juga warna biru. Ini sangat jelas membuktikan, di antara begitu banyak warna, Su Mohan memberinya sesuatu berwarna biru. Namun, ini tidak akan pernah menjadi sebuah kebetulan.     

Keduanya kembali ke mobil, dan Ye Fei masih tenggelam dalam kegembiraan. Saat melihat itu, Su Mohan jelas dalam suasana hati yang baik, karena sudut mulutnya selalu membentuk lengkungan yang dangkal.     

Keduanya tidak langsung kembali ke hotel. Sebab, Su Mohan mengemudikan mobil ke tepi sungai. Setelah keduanya turun dari mobil, mereka berjalan-jalan dengan pelan di sepanjang tepi sungai, layaknya sepasang kekasih biasa.     

Air sungai yang bergelombang terus berputar dan bergelombang. Dari waktu ke waktu, ini menimbulkan kumpulan cipratan kecil. Angin malam yang jernih bertiup, meniup rambut panjang dan lembut milik Ye Fei, yang terbang di depan dada Su Mohan.     

Ye Fei berdiri di tepi sungai, perlahan berhenti dan menoleh, menatap pria di sampingnya dan berkata dengan lembut, "Su Mohan, terima kasih."     

Su Mohan hanya menatapnya, dan Ye Fei berkata lagi dengan suara rendah, "Terima kasih telah melindungiku di pesta pertunangan Han Xueqian dan Li Mingwei terakhir kali. Aku tidak pernah berpikir bahwa kamu akan berdiri untuk melindungiku saat itu. Perasaan dilindungi seperti itu tidak pernah ada selama bertahun-tahun sebelumnya."     

Ye Fei tidak lagi menatap Su Mohan, namun berbalik untuk melihat sungai yang suram dan gelap. Meskipun cahaya lampu di sekitarnya terang, itu masih tidak bisa menghangatkan sungai yang sepi.     

Mata Su Mohan tertuju pada punggung Ye Fei. Lalu angin sungai meniup rambut panjangnya yang terbang. Tubuhnya yang ramping dengan kesuraman dan kesepian yang tak bisa dijelaskan, seolah tampak semakin jauh darinya.     

Su Mohan mengerutkan kening dengan tidak puas, dan merasakan sakit yang tumpul di hatinya. Ia lantas melepas mantelnya dan memakaikannya pada Ye Fei, lalu memeluknya erat di belakangnya, seolah-olah dengan cara ini ia tidak akan pergi.     

Ye Fei tersenyum ringan dan berkata, "Benar-benar hangat."     

Keduanya berdiri di tepi sungai untuk waktu yang lama. Angin dingin yang seperti bisa membuatnya lebih sadar dan memberi tahu dengan jelas bahwa Ye Fei harus menjaga hatinya.     

Tidak tahu berapa lama mereka berdiri. Sampai selanjutnya, mereka menyusuri sungai. Ye Fei melepas sepatunya dan mengenakan mantel Su Mohan. Ia melompat ke tepi pada sungai yang lembut, dan berjalan meninggalkan serangkaian jejak kaki yang panjang.     

Su Mohan berjalan di sampingnya dengan kemeja putih tipis, memegang sepatu hak tinggi Ye Fei di satu tangan, dan tidak pernah melepaskan genggaman tangannya pada tangan yang lainnya.     

Sosok mereka menjadi semakin kecil di sepanjang tepi sungai. Setelah sekian lama, mereka berangsur-angsur berubah menjadi dua bintik hitam kecil. Akhirnya, karena tidak ada cahaya, mereka berangsur-angsur tenggelam dalam kegelapan malam.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.