Mencuri Hati Tuan Su

Membuat Diri Sendiri Masuk ke dalam Masalah



Membuat Diri Sendiri Masuk ke dalam Masalah

2"Su Mohan... Aku membencimu…"     

"Semua orang mengatakan bahwa kebencian masih satu jenis dengan rasa cinta. Aku tidak keberatan jika kamu membenciku lebih banyak lagi..."     

"Jadi, kamu ingin aku mencintaimu?"     

Pertanyaan retoris Ye Fei membuat Su Mohan terkejut dan ia sejenak merasa sedikit bingung, Cinta? Apakah aku ingin wanita ini mencintaiku?     

Sambil menggelengkan kepalanya, Su Mohan hanya menganggap ini sebagai lelucon dan berusaha keras untuk bangun.     

Ye Fei menempel di punggung Su Mohan erat-erat. Kukunya yang halus meninggalkan goresan merah di kulitnya, tetapi pria ini tampaknya memiliki kekuatan yang tidak ada habisnya. Bagaimanapun Ye Fei memohon untuk belas kasihan, pria ini tetap tidak melepaskannya.     

Setengah jam kemudian, Ye Fei hampir pingsan. Pria ini jelas menyiksanya dengan sengaja. Benar-benar brengsek...     

"Huhu... Su Mohan, aku salah. Aku tahu aku salah... Aku benar-benar tahu aku salah dan aku tidak akan berani mengulanginya lagi!"     

Saat Su Mohan melihat Ye Fei menangis dan memohon seperti kucing, ia mengangkat tangannya untuk menyeka tetesan air mata wanita itu. Lalu, ia mencium bibir Ye Fei yang merah dan bengkak dengan lembut. "Karena kamu tahu bahwa kamu salah, bisakah kamu berbicara tentang ketidaksukaanmu kepadaku yang membuatmu jijik?"     

Ye Fei jelas terkejut. Matanya yang berkaca-kaca menjadi sedikit redup, seolah ia tidak tahu apa yang dibicarakan Su Mohan. Mata Su Mohan menjadi gelap melihatnya. Ye Fei pun dengan cepat meraih lengannya dan berteriak, "Jangan... Aku akan mengatakannya! Aku akan mengatakannya…"     

"Selagi aku masih ingin mendengarkan, sebaiknya kamu memanfaatkan kesempatan itu," kata Su Mohan dengan ringan.     

Setelah menunggu beberapa saat, Su Mohan tidak mendengar jawaban sedikitpun. Ia mendongak dan mendapati bahwa makhluk mungil ini tertidur dengan kepala dimiringkan. Su Mohan sedikit kaget dan langsung melihat jam. Waktu sudah menunjukkan pukul 11:25 malam.     

Su Mohan menjauh dari Ye Fei dengan lembut dan menatap Ye Fei yang masih meneteskan air mata. Ia mengulurkan tangannya dan menyentuh bibir kecil Ye Fei, kemudian tidak bisa menahan diri untuk tidak menciumnya lagi.     

Su Mohan menggelengkan kepalanya dan bertanya-tanya, Apakah aku gila?!     

Masalahnya, hal ini memang sudah tak bisa dijelaskan. Setiap Su Mohan melihat gadis mungil ini, ia seperti memiliki hasrat yang tidak terbatas.     

Su Mohan bangkit, berjalan ke kamar mandi, dan segera mandi. Ketika ia keluar, ia melihat wajah kecil Ye Fei yang tampak seperti kucing. Riasan tipis wanita itu sebelumnya telah berangsur luntur.     

Su Mohan mengerutkan kening, lalu berbalik ke kamar mandi dan mengambil handuk panas. Kemudian, ia duduk di tempat tidur untuk membantu Ye Fei menyeka wajah kecil yang malang itu.     

Setelah Su Mohan berulang kali mengganti handuk sampai tiga kali, wajah Ye Fei sudah kembali menunjukkan kemurnian dan keputihan aslinya. Ia tidak mengerti bagaimana ia masih bisa meletakkan bibirnya pada wajah yang seperti hantu tadi.     

Su Mohan berencana untuk melempar handuknya dan pergi tidur. Namun, matanya mengamati bekas cupang yang meninggalkan bekas memar di tubuh Ye Fei. Ia tidak bisa menahan diri untuk tidak menggotong wanita ini langsung ke kamar mandi dan dengan lembut membantu Ye Fei membersihkan dirinya lagi.     

"Sial! Ini jelas-jelas seperti membuat diriku masuk ke dalam masalah!"     

Su Mohan melihat tubuh Ye Fei yang terlihat seputih salju di dalam air dengan sedikit kesal. Sambil melihat Ye Fei yang sedang tertidur, ia menarik napas dalam-dalam beberapa kali dan melawannya. Ia memandikan Ye Fei dengan cepat agar bisa segera melemparkannya kembali ke tempat tidur.     

Pada akhirnya, setelah Su Mohan memandikan Ye Fei, ia mengambil handuk mandi dan membungkus rambutnya. Ia kemudian mematikan lampu di kamar sampai hanya tersisa cahaya redup di malam hari, lalu ia kembali ke kamar mandi dan mengguyur dirinya dengan air dingin.     

Ketika kesibukannya selesai, hari sudah memasuki tengah malam. Su Mohan duduk di sofa dan mengeluarkan sebatang rokok. ia menyalakan korek api dan memandang wanita yang ada di tempat tidur, kemudian meletakkan rokoknya kembali ke asbak dan akhirnya tidak jadi merokok.     

Benar-benar konyol? Su Mohan benar-benar bisa melayani seorang wanita secara pribadi... Membantunya menyeka wajahnya, membantunya mandi, dan bahkan merasa bersalah padanya! Benar-benar terlalu konyol!     

Su Mohan membuka sebuah buku dengan sedikit kesal dan membacanya di bawah penerangan yang redup. Tetapi, setelah membaca beberapa baris, ia terus mengingat tentang dirinya yang tidak ingin merokok karena takut membangunkan Ye Fei. Ia bahkan lebih mementingkan untuk tidak membuat Ye Fei terbangun daripada memenuhi kebutuhan fisiologisnya sendiri.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.