Mencuri Hati Tuan Su

Menjaganya seperti Adik Laki-Laki Sendiri



Menjaganya seperti Adik Laki-Laki Sendiri

1Tangan A Lai gemetar saat melihat dua orang yang muncul di hadapannya. Ia berusaha mengangkat telepon untuk bisa mengobrol dengan mereka berdua yang ada di seberang kaca. Bekas luka rokok di pergelangan tangan A Lai yang ramping tiba-tiba terlihat.     

"Hei…" sapa A Lai.     

Tangan Xiang Tianqi sedikit gemetar dan ia melihat wanita di sisi lain kaca itu dengan hampa. Bibirnya bergetar, tetapi ia tidak dapat berbicara untuk waktu yang lama. Ye Fei melirik Xiang Tianqi, kemudian mengangkat telepon dan berbisik, "A Lai, ada apa dengan wajahmu?"     

Ada memar yang tidak terlalu kecil di rongga mata A Lai. Ada juga dua bekas luka berdarah di tulang alis kirinya. Luka itu muncul secara tiba-tiba di wajahnya yang bersih.     

A Lai tersenyum acuh tak acuh, "Kamu juga pasti tahu kehidupan di penjara ini seperti apa. Tidak tahu kapan, pasti selalu ada masalah, entah salah atau benar."     

Ye Fei terdiam beberapa saat sebelum melanjutkan, "Tapi, apakah di dalam penjara ada banyak orang yang tidak mudah ditangani?"     

"Tidak ada. Hanya saja, dua pendatang baru datang untuk memprovokasi kami. Aku tidak memprediksi kekuatannya, jadi aku hanya mengambil ini sebagai pelajaran," kata A Lai sambil menggelengkan kepalanya dengan acuh tak acuh, seolah ingin membuat Ye Fei dan Xiang Tianqi merasa tenang.     

"Jagalah dirimu baik-baik. Tianqi dan aku akan menemukan cara untuk membebaskanmu," bisik Ye Fei.     

"Ye Fei, terima kasih. Jika bukan karena dirimu yang membawanya menemuiku, melihat sifatnya, aku khawatir dia baru akan muncul dalam beberapa bulan lagi," kata A Lai.     

A Lai memandang Ye Fei dengan senyuman ringan yang sangat lembut. Matanya sedikit memerah dan tertutup lapisan kabut. Seperti ada air mata yang membasahi matanya.     

Melihat kesunyian Ye Fei, A Lai berbicara lagi dengan agak berhati-hati. Sepasang mata jernihnya penuh harapan saat ia bertanya, "Operasinya Tianqi…?"     

Hati Ye Fei menegang saat melihat mata A Lai dan tanpa sadar ia menoleh untuk melihat Xiang Tianqi. Xiang Tianqi juga balik menatapnya dengan tatapan memohon. Tangan besar pria itu mencubit lengannya dengan erat di bawah jendela sambil memohon tanpa suara.     

Hati Ye Fei terasa masam. Ia menoleh untuk melihat A Lai dan berbisik, "Jangan khawatir. Operasi Tianqi sangat sukses. Ada dua kali operasi yang tersisa dan akan membutuhkan waktu untuk pulih."     

Tangan besar Xiang Tianqi di lengan Ye Fei mengendur dan pria itu perlahan melepaskan lengannya. Mata pria itu penuh rasa terima kasih ketika menatapnya. Ye Fei tersenyum sedikit enggan, lalu berbalik untuk melihat A Lai.     

Mata A Lai mulai lembab. Ia tersedak dan berkata, "Terima kasih, terima kasih, Ye Fei."     

Ye Fei menggelengkan kepalanya, "Jaga dirimu baik-baik dan berhentu bertengkar dengan orang lain."     

"Ye Fei, ada satu hal lagi. Tolong bantu aku."     

"Katakan."     

"Seandainya, aku sedang berbicara jika seandainya... Seandainya aku mati, tolong bantu aku menjaga Tianqi dengan baik. Dia selalu tidak bisa menjaga dirinya sendiri."     

"A Lai, kamu tidak akan mati. Kamu harus merawatnya dan menjaganya sendiri. Aku tidak peduli," kata Ye Fei. Matanya juga sedikit memerah, tetapi air matanya yang sepertinya sudah mengering akhirnya mengalir lagi pada saat ini.     

"Aku mohon, Ye Fei. Oke?" A Lai menitikkan air mata dan ekspresinya penuh permohonan.     

Bagaimanapun, Ye Fei tidak bisa menjadi tangguh. Ia mengangguk lembut dan berkata, "Jangan khawatir. Jika sesuatu terjadi padamu, aku akan merawatnya seperti adik laki-lakiku sendiri."     

"Akhirnya aku bisa merasa lega…" gumam A Lai dengan lembut.     

Hidung Ye Fei terasa perih dan tetesan air matanya mengalir seperti untaian mutiara yang pecah. Namun, ia takut tangisan yang seperti itu akan membuat A Lai dan Xiang Tianqi semakin sedih. Ia hanya menyerahkan telepon ke tangan Xiang Tianqi, berbalik, dan berlari keluar.     

Ye Fei berjalan keluar ruangan. Angin bertiup di luar saat ia duduk di bangku dan mengenang kenangan bersama A Lai di masa lalu.     

Ye Fei dan A Lai bisa dibilang sebagai dua orang dari dua dunia yang berbeda. Ia telah mengenyam pendidikan ortodoks sejak kecil, mengenakan gaun seorang putri, dan mendengarkan cerita dalam dongeng. Ia selalu terlindungi dengan baik dan tinggal di kastil yang indah. Ye Fei dulu berpikir bahwa dirinya adalah seorang putri sejati yang bahagia.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.