Ia Sama Sekali Tidak Mau Menyentuhnya
Ia Sama Sekali Tidak Mau Menyentuhnya
Pria itu menjadi marah karena malu. Ia langsung mengangkat tangannya dan menampar wajah Ye Fei dengan keras.
"Wanita jalang! Aku ingin melihat apakah kamu masih berani begitu saat aku menekanmu!"
Ye Fei tertampar dan terhuyung-huyung hingga ia hampir jatuh ke lantai. Apalagi, efek dari alkohol membuatnya merasa pusing. Rasa sakit dan panas menyebar ke sekujur tubuhnya. Salah satu pipinya bengkak dan merasa nyeri.
Hati Ye Fei tenggelam. Su Mohan belum juga datang. Tampaknya hari ini ia tidak beruntung. Sialan! Dia benar-benar pembawa sial! maki Ye Fei.
Entah kutukan Ye Fei benar-benar terdengar atau tidak. Namun, tiba-tiba terdengar suara yang rendah, "Oh? Siapa yang ingin menekan wanitaku?"
Tiba-tiba, musik yang nyaring di bar itu berhenti dan hiruk pikuk kerumunan mendadak terdiam beberapa saat. Setelah semuanya hening, kata-kata lelaki itu dengan jelas tersampaikan ke gendang telinga semua orang. Sepertinya semua keheningan itu hanya untuk menyambut kedatangannya.
Kerumunan itu berangsur-angsur memberikan jalan untuk Su Mohan yang mengenakan gaun tidur beludru tipis warna coklat. Ia muncul di hadapan semua orang dengan mengenakan sepasang sandal di kakinya dan rambutnya masih meneteskan air.
Su Mohan terlihat terburu-buru, namun wajahnya begitu suram, seperti badai di gurun pasir yang tak berujung. Ia menunjukkan semacam tatapan kejam di matanya yang sipit dan tajam. Ada aura seorang pembunuh dingin di mata Su Mohan yang melengkapi semuanya.
Entah kenapa, setelah melihat adegan ini, Ye Fei tiba-tiba tersentuh. Saat ia melihat rambut Su Mohan yang bahkan belum dikeringkan, matanya memerah dan ia berbisik dengan lirih, "Tuan Su…"
Su Mohan melirik Ye Fei dengan wajah serius. Saat ia melihat wajah Ye Fei yang bengkak, amarahnya menjadi semakin kuat.
Aku baru saja mandi dan wanita bodoh ini benar-benar sedang ditindas seperti ini! Bagus… Sangat bagus. Sepertinya aku sudah terlalu lama diam sampai ada yang berani menyentuh wanitaku seperti ini, pikir Su Mohan.
"Masih tidak berjalan ke sini?" Su Mohan bertanya pada Ye Fei dengan suara dingin.
Ye Fei terhuyung-huyung menghampiri Su Mohan dengan beberapa langkah kecil. Saat ia memandang pria terhormat yang mengenakan baju tidur itu, ia hanya merasa bahwa Su Mohan adalah penguasa dunia ini. Bahkan, jika aura kekaisaran Tuan Su memudar, ia masih memiliki kekuatan untuk membuat dunia menyerah karena aura menakutkannya.
Ye Fei memeluk pinggang Su Mohan dengan lembut, bersandar di lengannya, dan berkata dengan matanya yang memerah, "Ini semua karenamu. Jika tidak, aku akan tetap diganggu seperti ini…"
Ye Fei sangat sedih. Pada awalnya ia memang berada dalam masalah. Tetapi, pria itu kemudian datang dan dengan mudah menggulingkan semua yang telah ia kerjakan dengan keras selama ini hingga ia malah dikucilkan seperti itu.
Mendengarkan keluhan Ye Fei, Su Mohan tidak membuka mulut untuk menjelaskan. Matanya yang tajam dan sipit mengamati orang-orang yang ada di sekitarnya. Akhirnya, matanya tertuju pada wajah seorang pria dengan ekspresi ketakutan yang luar biasa. Ia menyipitkan matanya dan berkata, "Kamu yang memukulnya."
Nada bicara Su Mohan acuh tak acuh bukanlah bertanya. Sepertinya kalimat itu adalah sebuah pernyataan. Semua orang terkejut sejenak. Kemudian, orang-orang yang tidak ikut campur segera mundur dua langkah dengan ketakutan untuk menunjukkan bahwa masalah ini tidak ada hubungannya dengan mereka.
Wajah pria besar yang menampar Ye Fei menjadi pucat dan keringat di dahinya mengalir setetes demi setetes. Tatapan mata Su Mohan yang tajam seperti pisau membuat sederet cairan kuning kecoklatan mengalir dari celananya dan mengeluarkan bau tidak sedap.
Duk!
Dengan suara yang keras, pria itu berlutut di lantai dengan ekspresi ketakuran luar biasa, "Tuan Su... Saya... Saya hanya..."
Su Mohan tidak mendengarkan penjelasannya, tetapi hanya berkata dengan acuh tak acuh, "Nyalimu besar juga. Aku bahkan tidak bisa menyentuh seseorang. Dirimulah yang mengajariku lebih dulu."