Gaun Tidur Sutra Berwarna Krem
Gaun Tidur Sutra Berwarna Krem
Ye Fei berbaring di kursi, menatap Su Mohan sejenak, dan berpikir bahwa pria seperti ini bisa membuat wanita manapun menjadi gila. Namun, ia cepat-cepat membuang pikiran itu dari kepalanya. Ia segera mencuci tangannya dan mengeringkan rambutnya. Lalu, ia memandangi dua baju tidur sutera yang baru saja dikirim oleh pelayan. Ia tertegun sejenak dan berpikir, Sebenarnya, pria itu sepertinya tidak jahat…
Ye Fei memilih untuk mengenakan gaun tidur krem dengan leher berpotongan V yang diikat dengan renda dan bagian rok yang dihiasi beberapa sulaman berbentuk bunga. Gaun itu sederhana dan elegan sehingga Ye Fei menyukainya. Sudah lama sekali sejak ia terakhir mengenakan pakaian yang bagus, jelas karena ia dipenjara selama enak tahun. Sejak dibebaskan dari penjara, ia hanya mengenakan piyama yang berharga tidak lebih dari belasan Yuan. Ye Fei tersenyum pada bayangan dirinya sendiri di cermin dan berpikir, Tidak masalah! Semuanya akan baik-baik saja!
Su Mohan melihat jam, lalu mendongak beberapa kali ke arah kamar mandi yang pintunya tertutup. Apa yang sedang dilakukan wanita ini? Bagaimana bisa dia begitu lama di dalam sana? Tepat ketika ia hendak bangkit, Ye Fei berjalan keluar dengan mengenakan gaun tidur berwarna krem. Wanita itu melangkah santai sambil menyenandungkan sebuah lagu sehingga menunjukkan bahwa ia sedang dalam suasana hati yang baik.
Su Mohan kembali meluruskan pinggangnya dan bersandar di sofa seperti semula, seolah-olah belum bergerak. Begitu Ye Fei melihat bahwa Su Mohan mengabaikannya, ia berlari ke sisi Su Mohan sambil tersenyum dan melongokkan kepala kecilnya untuk melihat dokumen di tangan pria itu. Tulisan hitam yang tertera di kertas putih tampak sangat jelas. Sayangnya, karena Ye Fei belum lulus kuliah, ia tidak mengerti apa isinya dan hanya mengenali huruf-hurufnya saja.
Tanpa sadar, Ye Fei teringat bahwa ibu tirinya, Jiang Huiru, selalu menentangnya yang ingin belajar bisnis dan manajemen. Jiang Huiru bilang ia takut Ye Fei bisa kelelahan. Setelah dipikir-pikir lagi, salah satu dari dua putri Jiang Huiru belajar dengan kakek di luar negeri. Putrinya yang satu lagi juga belajar bahasa asing, kaligrafi, dan berhitung. Ye Fei adalah satu-satunya anak bodoh yang tidak tahu apa-apa. Ye Fei pun berpikir bahwa jika saja Ye Ya memiliki pengalaman yang sama sepertinya, ia tidak akan mengalami kekurangan sampai harus menjual anggur. Setidaknya, kemampuan yang Ye Ya miliki akan cukup untuk menghidupi dirinya sendiri.
Ye Fei sedikit menghela napas dan memegang tangan Su Mohan lebih erat. Ia harus menggenggam pria ini sampai mati. Jika tidak, ia benar-benar tidak tahu apa yang harus dilakukannya di masa depan. Su Mohan yang hendak menandatangani dokumen tiba-tiba merasa ada beban di lengannya. Kemudian, aroma samar masuk menusuk hidungnya dan sedikit cahaya musim semi yang tersisa bersinar dari atas dada wanita itu hingga membuat matanya sedikit redup.
Ye Fei bersandar pada lengan Su Mohan dan menatap dokumen itu. Lalu, ia akan menatap Su Mohan dari waktu ke waktu sembari menemaninya membaca dokumen itu lagi. Namun, sepuluh menit kemudian, Ye Fei mulai merasa bosan. Teks yang padat di dokumen itu tampak membosankan dan hambar. Meskipun Su Mohan membacanya dengan serius, halaman ini begitu panjang untuk dibaca. Ye Fei berpikir, Bagaimana mungkin dia belum membalik halaman itu untuk waktu yang lama…?
Ye Fei mengangkat kepala kecilnya dari lengan Su Mohan, bersandar di sofa, dan mulai bermain dengan jari-jarinya. Ia berencana untuk menghias kukunya dengan indah jika ada waktu. Ia tidak akan pelit jika itu dapat menarik perhatian Su Mohan. Namun, ia tidak tahu warna apa yang disukai Su Mohan.
---
Dari 15 Februari 2020, koin yang sudah digunakan untuk membeli buku yang tidak terpilih akan dikembalikan dalam waktu 30 hari. Perlu diperhatikan Fast Pass yang sudah digunakan tidak bisa dikembalikan.
Buku-buku yang terpilih untuk dilanjutkan akan memiliki tanda khusus di pojok sampul dalam 30 Hari untuk menunjukkan kelanjutannya.
Terimakasih atas pengertian Anda.