Wanita yang Kotor
Wanita yang Kotor
"Hah... Bajingan... Aku tidak mau…" Ye Fei menjambak rambut Su Mohan dan tampaknya ia agak bingung tentang situasi saat ini. Kedua kakinya menendang Su Mohan dalam kekacauan itu dan ingin mendorongnya pergi, tapi ia malah menghalangi pria itu. Tangan besar Su Mohan mengunci Ye Fei seperti penjepit besi dan ia tidak peduli dengan rambutnya yang berantakan.
Tiba-tiba Ye Fei merasa perutnya mual lagi dan ia hampir muntah. Masalahnya, pria di depannya selalu membuat masalah. Dalam kecemasan, ia memegang tangan Su Mohan dan menampar pria itu. Lalu, ia bangkit dan muntah.
Plak!
Su Mohan tertegun dan sesaat lupa untuk bereaksi. Ketika ia tersadar, mata Su Mohan memerah dengan kobaran api tipis. Beraninya wanita ini memukulku! Dia berani mengalahkanku! pikir Su Mohan dengan geram. Setelah Ye Fei muntah, ia berbaring di lantai dalam keadaan linglung seperti mayat. Ia sama sekali tidak menyadari apa yang terjadi. Kondisi Ye Fei membuat Su Mohan marah dan menendang rak pakaian di samping hingga menimbulkan suara keras. Ye Fei masih berbaring di samping muntahannya dan tidak bisa bergerak.
Su Mohan mengambil napas dalam-dalam, lalu membungkus Ye Fei dengan jasnya dan mengangkatnya. Pria itu memeluknya dari samping dan menuntunnya berjalan keluar dari kamar ganti. Mereka naik lift dan langsung menuju kamar suite di lantai paling atas, tapi wanita di lengan Su Mohan tidak bisa tenang sama sekali. Kedua kakinya berjuang mati-matian dan kedua tangan juga bergerak ke segala arah. Begitu mereka memasuki ruangan, Su Mohan langsung melemparkan Ye Fei langsung ke tempat tidur.
Setelah Su Mohan berjalan ke kamar mandi dan mengisi bak mandi dengan air, ia berjalan keluar lagi dan mendapati Ye Fei masih di ranjang dalam posisi sebelumnya yang tengkurap dan wajahnya terbenam di tempat tidur. Su Mohan yang geram pun menarik rambut Ye Fei dan menyeretnya turun dari tempat tidur menuju kamar mandi.
Rasa sakit membuat Ye Fei membuka matanya dan kembali memberontak, tapi ia belum menyadari situasinya dengan jelas. Ia terlempar ke dalam air hingga air bercipratan ke mana-mana. Air dingin membawa rasa kesemutan dan membuat Ye Fei menggigil. Ia melihat rambutnya sendiri mengambang dan setelah beberapa saat, ia tidak bisa bernapas. Air mengalir ke mulut dan hidungnya hingga ia merasa seperti tercekik. Ia tiba-tiba mulai berjuang mati-matian.
Su Mohan tidak peduli pada Ye Fei dan tidak berencana untuk membangunkan wanita yang ia lemparkan ke dalam air. Ia menendang pintu kamar mandi hingga terbuka dan berjalan keluar, lalu duduk di samping tempat tidur dan melonggarkan dasinya. Aku pasti gila. Aku bahkan bisa menyentuh wanita kotor seperti itu! pikir Su Mohan yang merasa sangat marah. Semua orang di dunia tahu bahwa Su Mohan memiliki kebiasaan yang sangat bersih. Namun, ia tahu bahwa Ye Fei seperti bunga yang indah dan menggoda di mana-mana hingga banyak kupu-kupu dan kumbang menghampirinya. Ia bahkan tertarik pada wanita itu dan ia tidak bisa berhenti untuk menginginkannya lagi dan lagi.
Su Mohan melihat baju yang dilemparkannya ke tempat tidur dan ada pula jas yang tadi ia dipakaikannya untuk Ye Fei, Ia langsung mengambil jas itu dan melemparkannya ke tempat sampah, namun tampaknya itu belum cukup. Ia bahkan melepas kemeja yang Ye Fei tadi pegang dan membuangnya. Su Mohan kira satu bulan sudah cukup untuk menenangkan dirinya, tapi ia akhirnya menyadari bahwa sampai hari ini ia benar-benar meremehkan pengaruh dari wanita itu. Su Mohan kira ia bisa bersikap saja dan tertawa sambil melihat Ye Fei saat terinjak-injak karena telah mengkhianati dirinya. Namun, ketika ia melihat wanita itu membuka kancingnya, ia berharap ia bisa mencungkil mata semua mata yang melihatnya.