Mencuri Hati Tuan Su

Aku Akan Mematahkan Kakimu



Aku Akan Mematahkan Kakimu

1Su Mohan mendorong kursi roda ke depan untuk beberapa saat. Tapi kepala pelayan tidak mengikuti. Ia tetap berada di dekat lift dan berdiri dalam keadaan siaga.     

Ye Fei tidak tahu jika ia sudah berada lantai atas, tapi ia merasa sangat hangat. Aromanya wangi. Aroma ini bukanlah aroma buatan, melainkan aroma asli dari bunga dan tanaman. Udara juga terasa hangat, diiringi dengan aroma sinar matahari.     

"Baiklah, kamu bisa membuka mata sekarang," kata Su Mohan lembut.     

Ye Fei membuka matanya perlahan, kemudian ia langsung merasakan dirinya diselimuti oleh sinar matahari. Ketika ia melihat ke atas, ruangan itu penuh dengan bunga-bunga yang bermekaran dengan sempurna. Beberapa bunga mawar menutupi area yang luas di tanah. Ada juga bunga melati, baby's breath, serta bunga-bunga lainnya. Bunga-bunga itu saling terjalin membentuk sebuah kelompok. Cabang dan daun yang hijau merambat di dinding. Di antaranya terdapat beberapa bunga mekar yang sedikit menonjol.     

Ye Fei tidak menyangka jika tempat ini adalah ruangan yang penuh dengan bunga. Ada bunga yang wangi dan tanaman-tanaman hijau. Jendela dengan gaya Perancis besar di ruangan dalam kondisi setengah terbuka. Sinar matahari masuk menyelimuti seluruh ruangan. Ada sebuah bangku taman yang dikelilingi oleh bunga-bunga di bagian tengah. Di sisi lain ada meja bundar dan beberapa sofa yang mengelilinginya, membuat suasana terlihat malas namun asri.     

Ye Fei menatap ruangan yang penuh dengan bunga itu untuk waktu yang lama. Ia sangat menyukainya.     

Jika dipikir-pikir, tidak ada wanita yang tidak menyukai bunga. Bahkan jika tidak menyukai bunga itu sendiri, tidak ada yang tidak menyukai aromanya.     

"Su Mohan … Kamu ... benar-benar gemar menyia-nyiakan uang, ya?" Ye Fei sebenarnya iri dan cemburu. Semua jenis perasaan benci terjalin menjadi satu untuk sementara waktu. Kehidupannya yang dulu padahal bisa dianggap sudah sangat mewah, tapi sekarang tampaknya pria ini seperti sudah melakukan sebuah kejahatan!     

Tapi kenapa Su Mohan membawanya ke sini?     

Apakah ruangan ini sengaja disiapkan untuk dirinya?     

Hati Ye Fei merasa hangat, tapi tiba-tiba lehernya terasa dingin. Ternyata kalung yang telah lepas dan dijatuhkan beberapa kali oleh Ye Fei digantung di lehernya lagi.     

"Jika kamu berani menghilangkannya sekali lagi, aku akan mematahkan kakimu." Ekspresi Su Mohan muram, ia membantu Ye Fei memasang kalungnya.     

"Jangan lakukan itu, kakiku sudah patah sekarang." Ye Fei menciutkan leher dan menjulurkan lidahnya dengan sedikit rasa bersalah. Bukan karena ia ingin membuangnya, tapi karena kalung itu berisi perangkat pelacak, mana mungkin Ye Fei mau memakainya sepanjang waktu. Memangnya ia mau menunggu Su Mohan menemukannya setiap saat?     

"Huh." Su Mohan mendengus dengan nada yang dingin. Jika Ye Fei tidak marah dan melemparkan kalungnya, dia tidak akan menderita karena kecelakaan itu.     

Saat memikirkan ini, Su Mohan mau tak mau memikirkan kembali mobil hitam yang memiliki niat membunuh itu.     

'Kruyuk …'     

Su Mohan terkejut beberapa saat karena mendengar suara perut yang keroncongan. Akhirnya ia mendengar Ye Fei dengan jujur ​​berkata, "Su Mohan, perutmu menjerit …"     

Su Mohan merasa tidak berdaya untuk sementara waktu, kemudian ia memukul kepala Ye Fei dengan pelan. Ternyata kemampuan Ye Fei membalikkan fakta benar-benar menjadi semakin baik.     

Ye Fei tersenyum dan mengusap perutnya yang kempes.     

Su Mohan berbalik dan mendorong kursi roda Ye Fei ke bawah. Ye Fei menatap rumah kaca itu, ada sorot keengganan di matanya. Su Mohan tidak bisa menahan diri untuk tidak berkata, "Ruangan ini tidak akan kemana-mana."     

"Akan sangat bagus jika rumahku juga bisa memiliki rumah kaca." Ye Fei mengatupkan bibir, tapi kemudian ia berpikir. Rumahnya yang mana? Ia hanya memiliki setengah dari aset rumah keluarga Ye, jadi di manakah rumah Ye Fei?     

Saat memikirkan hal ini, perasaan frustrasi melintas di mata Ye Fei.     

Ia tiba-tiba merasa dirinya menjalani kehidupan yang menyedihkan. Tanpa kerabat, tanpa orang tua, tanpa karir, dan tanpa rumah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.