Karena Lumayan Besar
Karena Lumayan Besar
Mengejar?
Bagaimana cara mengejarnya?
Sejak kapan seorang Su Mohan mengejar wanita dalam hidupnya!?
Ye Fei mengangkat kelopak matanya dan melihat ekspresi pria itu secara diam-diam. Ia jadi merasa sedikit khawatir. Apakah ia akan ditolak karena ulahnya sendiri? Apakah Su Mohan akan menoleh dan pergi? Padahal pria di depannya ini adalah Tuan Muda Su yang bermartabat!
Wajah Su Mohan cemberut dan ia tidak mengatakan sepatah kata pun. Ketika ia akan mengatakan sebuah ancaman lagi, siapa yang menyangka kalau Ye Fei akan mengambil inisiatif untuk berbicara lebih dulu kali ini. "Su Mohan, bukan hal yang tidak mungkin jika kamu ingin aku memberimu kesempatan. Tapi, kita harus membuat tiga peraturan dan memperbarui kontrak kita lagi."
Ye Fei mengangkat kepalanya dan memandang pria di sebelahnya. Melihat pria itu masih tidak menjawab, Ye Fei melanjutkan, "Pertama, tanganmu harus bersih dari masalah. Kamu tidak diizinkan untuk menyentuh wanita lain kecuali diriku."
Su Mohan hanya menatap Ye Fei. Ia tidak berbicara, mengangguk, atau menolak.
Melihat ini, Ye Fei melanjutkan, "Kedua, tidak boleh membatasi kebebasan pribadiku."
Su Mohan masih tidak menjawab, seolah-olah mendengarkan dengan sangat serius. Fei Ye berkata lagi, "Ketiga, ehem, hubungan badan harus dikendalikan, tidak boleh lebih dari dua kali seminggu. Ehem ehem. Untuk saat ini hanya ada tiga peraturan. Jika ada tambahan, aku akan menambahkan persyaratan lainnya. Tentu saja, jika kamu memiliki persyaratan, kamu juga bisa mengajukannya."
Tepat ketika Ye Fei memandang Su Mohan dengan sorot penuh kemenangan, tubuh pria itu langsung menghalangi pandangannya. Kemudian bibirnya bisa merasakan sesuatu yang lembut, sementara napas dingin pria itu masuk melalui bibirnya, menenggelamkannya sedikit demi sedikit.
Kali ini, Ye Fei tidak mendorongnya. Ia dengan lembut mengangkat tangannya dan memeluk leher Su Mohan. 'Su Mohan, sepertinya aku jatuh cinta padamu.'
Setelah setengah jam, Su Mohan perlahan mengangkat kepalanya. Sudut bibir dari keduanya menyisakan benang saliva yang menyerupai benang perak. Pipi Ye Fei tersipu dan napasnya menjadi hangat.
Su Mohan diam-diam memandang makhluk kecil di depannya. Senyuman Ye Fei sepertinya telah terukir di benaknya, kemudian perlahan berakar dan bertunas di sana.
Karena ciuman yang panjang ini, kesombongan Ye Fei benar-benar hilang. Ia memandang pria yang berbaring di sampingnya dan berkata dengan lembut, "Su Mohan, apa yang membuatmu jatuh cinta padaku?"
Su Mohan meletakkan salah satu lengannya untuk menjadi sebuah bantal, lalu memeluk Ye Fei dengan tangannya yang lain. Ia lantas menatap langit-langit ruangan, memikirkan pertanyaan dari Ye Fei.
Apa yang ia sukai dari wanita itu?
Ia juga tidak tahu apa yang ia sukai dari wanita itu?
Dalam segi kecantikan, Ye Fei memang sangat cantik. Tapi dari awal Su Mohan juga tidak pernah kekurangan wanita cantik di sekitarnya. Dari segi pengetahuan, bahkan mungkin pengetahuan yang dimiliki Ye Fei tidak lebih dari setengah botol. Dalam hal kepribadian, Ye Fei sesekali menunjukkan cakarnya. Wanita itu arogan dan pencemburu. Sepertinya Ye Fei tidak memiliki kelebihan lain kecuali bagian menonjol di depan dan bagian belakang tubuhnya.
"Karena lumayan besar." Su Mohan menjawab tegas. Di dalam hati, ia memuji kecerdasannya sendiri.
Ye Fei sedikit terkejut, lalu ia melihat tangan iblis yang ada di dadanya. Wajahnya seketika menghitam. "Su Mohan, kamu bajingan!"
Su Mohan tertawa pelan dan berbisik di telinga Ye Fei, "Kebetulan sekali ini sangat cukup jika dipegang dengan satu tangan."
Wajah Ye Fei menjadi merah, meskipun rasa malu yang dirasakan pada Su Mohan tidak terlalu berlebihan, tapi mendengarkan nada Su Mohan yang nakal, Ye Fei masih sedikit tidak bisa menerimanya untuk sementara waktu.