Aku akan Mengakui Kesalahanku
Aku akan Mengakui Kesalahanku
Namun, tidak ada lagi yang bisa ia lakukan selain menunggu ...
Tak lama kemudian, Chu Zheng yang datang dengan tergesa-gesa juga melihat banyak sampah puntung rokok di samping kaki Su Mohan. Langkahnya tanpa sadar menjadi lebih pelan. "Tuan Su …"
Jari Su Mohan sedikit bergerak, ia tidak melihat ke arah orang yang memanggilnya itu juga tidak memberikan reaksi apapun.
Chu Zheng menatap mata Su Mohan yang tenang dan mengerutkan kening. Tidak ada yang tahu lebih baik darinya bahwa tuan muda bisa memiliki ketenangan yang tak wajar saat berada dalam keadaan sangat genting.
Dua jam kemudian, tangan Su Mohan tidak bergetar lagi, tapi ada aura kematian menguar di sekujur tubuhnya. Ketika lampu di ruang operasi padam dan beberapa dokter keluar dari ruang operasi, Su Mohan akhirnya berdiri dari kursinya dan menatap dokter tersebut, tapi tidak bertanya.
"Kondisinya sudah stabil sekarang. Pasien mengalami pendarahan parah, ditambah dengan patah tulang pada bagian kaki. Sekarang operasi pendarahannya sudah selesai, sedangkan kondisi kakinya masih perlu menunggu beberapa saat, semua itu tidak akan membahayakan nyawanya." Dokter menjelaskan.
Kecemasan Su Mohan akhirnya sedikit mereda, wajah yang terlalu tenang tadi akhirnya sedikit berubah. Setelah ketegangan yang berlebihan, relaksasi yang mendadak ini membuat wajah Su Mohan menjadi pucat. Namun di sisi lain, aura kematian yang menyelimuti dirinya perlahan menghilang dan menjadi hidup kembali.
"Pergi dan cari tahu pelakunya!" Setelah Su Mohan kembali tenang, ia membuka mulutnya dan berkata dengan suara yang rendah serta dingin. Ia tidak akan pernah melepaskan orang yang menyakiti Ye Fei!
Chu Zheng yang melihatnya kembali normal pun merasa lega. Ia kemudian mengangguk dan berbalik untuk pergi.
Lebih dari setengah jam kemudian, Ye Fei dibawa keluar dari ruang operasi. Su Mohan yang kondisinya kembali seperti biasa akhirnya segera mendekat. Ia melihat wajah pucat Ye Fei di tempat tidur. Entah kenapa ia merasa hatinya sakit, membuat Su Mohan hampir tidak bisa berkata-kata.
Ye Fei menetap di ruang VIP lantai lima. Seluruh lantai lima penuh dengan orang-orang berseragam hitam yang berpatroli. Tidak ada pasien lain selain Ye Fei.
Su Mohan dengan pelan menutup pintu. Ia memandang dokter yang berdiri di luar pintu yang sedang menunggunya dan berkata, "Kapan kira-kira dia akan sadar?"
Salah satu dari mereka berkata, "Diperkirakan pasien akan bangun paling lambat besok siang."
"Apakah ada efek samping susulan nanti?"
"Tuan Su jangan khawatir, seharusnya tidak akan ada masalah besar. Tapi sementara ini, lebih baik tidak melakukan olahraga berat dan tidak boleh terlalu emosional. Makanan utamanya harus yang ringan, kakinya juga perlu istirahat untuk beberapa waktu," kata dokter yang lain.
Su Mohan mengangguk lalu melepaskan kekhawatiran di hatinya dengan enggan.
Saat kembali ke bangsal, satu-satunya lampu di bangsal itu berwarna jingga terang. Karena hanya ada Ye Fei sendirian, suasananya terasa sedikit dingin. Su Mohan memindahkan kursi dan duduk di samping tempat tidur. Ia dengan lembut meraih tangan Ye Fei dan berkata, "Jika kamu bangun, aku akan mengakui kesalahanku."
Ye Fei yang berada di tempat tidur masih tenggelam di alam bawah sadar. Tidak ada reaksi apapun padanya, hanya terdengar suara napas teratur yang menunjukkan bahwa Ye Fei masih hidup.
Su Mohan membantu Ye Fei menyeka wajahnya. Matanya yang indah masih merah dan bengkak. Dapat dilihat jika Ye Fei sudah menangis untuk waktu yang lama sebelumnya.
Tidak lama kemudian, pintu kamar terbuka. Su Mohan mengerutkan kening dan melihat ke arah Chu Zheng yang tiba-tiba muncul di sana tanpa membuka mulutnya.
Chu Zheng meletakkan sebuah kotak di meja samping tempat tidur dan berkata, "Ini adalah kue yang Nona Ye buatkan untuk Anda siang ini. Dan ini adalah hadiah yang dipilih Nona Ye untuk Tuan pagi ini."