Mencuri Hati Tuan Su

Aku Akan Segera Kembali



Aku Akan Segera Kembali

1Melihat pemandangan di depan sana, alis Chu Zheng mengernyit dalam.     

Apa yang dipikirkan oleh tuan muda?     

Kenapa tuan muda bisa bersama dengan Ye Ya?!     

Apakah semua pemikirannya salah?     

Chu Zheng hanya ingin menghibur Ye Fei dan tidak tahu bagaimana cara untuk berbicara sementara waktu. Bagaimanapun, adalah fakta bahwa tuan muda tidak pernah merayakan ulang tahun. Tapi anehnya, sekarang beliau bahkan merayakan ulang tahunnya bersama Ye Ya.     

Melihat dua sosok di samping jendela, Ye Fei tidak segera pergi. Tapi dengan tangan gemetar, ia mengeluarkan ponselnya dan menghubungi nomor Su Mohan lagi. Ia tidak percaya ... Ye Fei tidak percaya Su Mohan akan berbohong padanya!     

Nada sambung telepon terdengar selama beberapa saat sebelum akhirnya terhubung. Dan pada saat yang sama, Ye Fei dengan jelas melihat sosok di dekat jendela pergi dari kursi dan berjalan ke kejauhan sebelum menjawab telepon.     

'Haha, apakah kamu takut aku akan mendengar suara Ye Ya? Atau kamu takut Ye Ya akan mendengar suaraku?'     

'Su Mohan, siapa aku di matamu?!'     

'Apakah semua ini hanyalah cinta yang tak terbalas?' Ye Fei terus membatin dengan merana dan sedih.     

"Halo." Suara tenang di seberang telepon sama seperti sebelumnya. Suara Su Mohan terdengar meyakinkan namun misterius.     

Ye Fei memaksakan diri untuk menahan air mata, berpura-pura ceria dan berkata, "Su Mohan, apakah kamu masih rapat?"     

"Ya," balas Su Mohan singkat.     

"Berapa lama lagi rapatnya akan berakhir?"     

"Sebentar lagi."     

Mendengar itu, Ye Fei terdiam. 'Su Mohan, dasar pembohong. Kamu benar-benar berbohong padaku!'     

Seolah menyadari ada yang aneh, Su Mohan bertanya, "Kenapa? Kamu merindukanku?"     

Suaranya masih terdengar memanjakan, seolah-olah itu bisa menahan semua perasaan meluap-luap Ye Fei. Hidung Ye Fei terasa panas. Air mata di matanya perlahan jatuh, mengalir seperti butiran mutiara, membuat layar ponsel yang menempel di pipinya menjadi basah.     

Ye Fei menutup mulut untuk menahan tangisnya dan mengabaikan air mata di matanya. Sudut bibirnya dipaksa untuk tersenyum. "Kalau begitu aku akan pergi ke kantor untuk menemuimu, ya?"     

Su Mohan sesaat menjadi ragu, lalu berkata, "Kamu tunggu di hotel saja, aku akan segera kembali."     

'Tut!' Dengan sebuah suara, Ye Fei tidak menunggu Su Mohan bicara lagi dan langsung menutup telepon. Ia tidak ingin mendengar suara Su Mohan lagi, pun tidak ingin mendengarkan penjelasannya. Adalah fakta yang tak terbantahkan bahwa Su Mohan sudah menipunya!     

Di mata Ye Fei terpantul kilatan yang tampak sedang mencemooh dirinya sendiri. Ternyata dirinya memang dianggap seperti sebuah lelucon, dirinya adalah wanita terbodoh di dunia!     

Tidak cukup hanya dikhianati oleh Li Mingwei satu kali, ia bahkan lebih bodoh lagi karena berpikir bisa mendapatkan cinta Su Mohan!     

Su Mohan, dasar bajingan, aku tidak ingin melihatmu lagi dalam hidupku!     

"Bantu aku memberikan ini padanya!" Ye Fei melepas kalung di lehernya dan melemparkannya langsung ke depan Chu Zheng dengan kasar. Karena terlalu tiba-tiba, Chu Zheng tidak sempat menangkapnya. Kalung yang indah itu langsung jatuh ke tanah. Chu Zheng buru-buru membungkuk untuk mengambil kalung itu. Tapi saat ia menegakkan punggung kembali, ternyata Ye Fei sudah berlari sangat jauh.     

Chu Zheng buru-buru mengejarnya, tapi sosok yang ramping itu samar-samar menghilang. Setelah Chu Zheng menyusuri dua jalan, ia akhirnya tidak bisa menemukan sosok Ye Fei lagi.     

Chu Zheng segera menelepon Su Mohan.     

Pada saat itu, Su Mohan yang berada di restoran melihat ponselnya yang tiba-tiba terputus kemudian merasa panik. Ia memiliki firasat buruk di dalam hatinya. Ketika ia hendak menelepon Ye Fei kembali, nomor telepon Chu Zheng tiba-tiba muncul di layar ponselnya. Alis Su Mohan terangkat seperti membentuk sebuah bukit. Tanpa memberi tahu Ye Ya, ia langsung turun ke bawah.     

Di belakangnya, Ye Ya melihat Su Mohan yang buru-buru pergi. Ia sangat marah. Melihat kue di atas meja yang lilinnya belum mati, wajah kecilnya bagaikan bola yang kempes. Itu pasti ulah Ye Fei si wanita jalang!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.