My Only Love: Aku Hanya Bisa Mencintaimu

Saling Menuduh



Saling Menuduh

3Axel telah kembali ke dunia astralnya semenjak beberapa jam yang lalu. Kini, tinggal Chleo serta Ashley yang berbaring di ranjang cukup untuk dua orang dalam diam.     

Chleo menatap gelang yang diberikan Axel padanya. Axel memberikan gelang platinum yang sudah dipasangi alat pemancar sinyal khusus. Axel memberitahunya gelang tersebut berasal dari pamannya dan Diego dalam perjalanan kemari untuk menjemputnya.     

Saat ini mereka tidak tahu pasti lokasi Chleo namun dengan bantuan gelang ini, Diego akan bisa menemukannya dengan mudah. Mereka hanya berharap Diego bisa segera tiba menjemputnya sebelum orang-orang kanibal berkulit hitam menemukan mereka kembali.     

Awalnya saat Harmonie memberitahu Stanley mengenai kondisi Chleo, Stanley langsung memberitahu Diego dan Diego segera menghubungi Axelard.     

Pada akhirnya, tanpa membongkar identitas Axel sebagai raja biru ataupun identitas Harmonie sebagai raja kuning, ketiganya saling bekerja sama untuk menyelamatkan Chleo diam-diam.     

Saat ini Diego meminta bantuan Yuna untuk berangkat ke Afrika diam-diam dan membuat alasan yang masuk akal agar kedua orangtuanya tidak ada yang curiga. Yuna juga mulai merasa gelisah karena sudah beberapa hari ini Vectis miliknya tidak muncul walaupun dia sudah memanggilnya berulang kali.     

Mengetahui kenyataan ini membuat Diego menjadi lebih yakin bahwa orang yang mengincar kakaknya memang adalah Vectis. Sepengetahuan Diego serta Yuna, Vectis Yuna diberi tugas untuk menjaga Chleo selama perjalanan ke the Great Falls. Namun semenjak hari itu, Vectis tersebut tidak muncul selama beberapa hari hingga program camping tersebut berakhir namun kakaknya tidak terlihat.     

Barulah dia mendapat kabar dari Stanley bahwa entah bagaimana caranya, Chleo sudah tidak lagi berada di Amerika, melainkan berada di Afrika. Mendengar kabar buruk ini, Diego langsung bekerja sama dengan Yuna dan langsung berangkat ke Afrika bersama beberapa orang kepercayaan Yuna.     

Karena mereka tidak tahu kapan Vectis Yuna akan muncul lagi atau tidak, Diego menyuruh Yuna membawa beberapa pengawalnya yang tangguh untuk melindungi gadis itu jika seandainya mereka bertemu dengan musuh tak terduga.     

Sementara Diego tidak membawa pengawal apapun untuk menghindari kecurigaan keluarganya. Dia hanya membawa helper Miyu serta alat komunikasi khusus yang langsung menghubungkannya dengan Stanley.     

Stanley juga membantunya dengan menghubungi salah satu mantan rekan hackernya yang tinggal di Afrika. Dengan begitu, Diego serta Yuna tidak perlu khawatir akan tidak bisa berkomunikasi dengan penduduk untuk menyewa mobil ataupun keperluan lainnya.     

Sementara menunggu kedatang Diego yang masih berada di dalam pesawat, mari kita kembali ke tempat gubuk dimana Chleo serta Ashley beristirahat.     

Jam sudah larut malam tapi tidak ada satupun dari mereka yang merasa mengantuk. Mungkin sebelumnya mereka sudah terlalu lama tidur sehingga saat ini kelopak mata mereka menolak untuk dipejamkan. Hanya saja… kesunyian diantara mereka sangat mencekam membuat keduanya sulit bernapas.     

Chleo sangat suka berbicara dan selalu saja ada bahan omongan terlintas di pikirannya. Begitu juga dengan Ashley yang juga suka berbicara apalagi membahas gossip terpanas disekitarnya.     

Tapi kini dua orang yang sama-sama enerjik dan suka bersuara tiba-tiba diam bagaikan tidak ada manusia didalam ruangan itu. Yang terdengar hanyalah hembusan napas mereka serta hembusan angin yang sesekali terdengar dari luar gubuk tua ini.     

Chleo memainkan gelang platinumnya dengan mengelus-ngelusnya dengan ibu jarinya sambil bertanya-tanya kapan adiknya akan datang. Sementara Ashley memainkan jari-jarinya seolah dia sedang merobek kertas besar menjadi potongan-potongan kecil.     

Karena sudah tidak tahan dengan kesunyian serta kegelapan akibat minimnya penerangan, Chleo memutuskan untuk bicara duluan. Lagipula, dia yang pertama kali membuat percakapan mereka tadi siang menjadi tegang. Jadi sudah seharusnya dia yang memulai dulu pembicaraan sekaligus meminta maaf akan sikap kasarnya.     

"Soal tadi siang, aku minta maaf."     

"…"     

"Maaf karena aku mencurigaimu. Mulai sekarang aku tidak akan mencurigaimu lagi." lanjutnya lagi saat tidak mendapatkan respon apapun dari gadis yang berbaring disebelahnya.     

"Sudahlah. Lagipula aku bisa mengerti kenapa kau bisa langsung mencurigaiku tanpa bukti. Aku tidak terlalu menyalahkanmu."     

"Tapi… apa yang membuatmu berubah pikiran? Maksudku… sebelum ini kau sangat tidak menyukaiku, tapi kenapa kau menangis dan mengkhawatirkanku?"     

"Sudah kubilang, aku menangis karena…"     

"Aku tahu kau bohong. Kau selalu menggaruk lehermu dan mengalihkan matamu dari lawan bicaramu tiap kali kau berbohong. Dan juga, aku mendengar jelas suara tangisanmu."     

Ashley bangun dari berbaringnya dan melirik ke arah Chleo dengan kesal. "Jadi sebenarnya kau sadar tapi kau tidak mau bergerak dan berpura-pura sudah mati??"     

Kening Chleo mengernyit mendengar tuduhan tak masuk akal ini. "Kau pikir aku bisa bergerak dalam keadaan seperti itu? Kepalaku terbentur kemana-mana dan seluruh tubuhku sakit semua. Bagaimana caranya aku bisa bergerak dalam keadaan seperti itu?"     

Chleo turut bangun dan duduk berhadapan dengan Ashley dengan sama-sama melipat kedua tangannya didepan dadanya.     

"Oh, kupikir kau tidak bisa merasa sakit mengingat aku tidak bisa menemukan luka apapun pada tubuhmu. Tidak hanya badanmu, tapi lihat…" Ashley menunjukkan kedua tangannya yang seharusnya juga terluka tapi kini tampak mulus bersih seperti kulit bayi. "Aku juga tidak terluka. Apakah ini mimpi? Ataukah mungkin yang kita alami selama ini adalah halusinasi? Chleo, kau menuduhku kalau aku yang menyebabkan semua ini, tapi bagaimana denganmu? Jangan-jangan kaulah yang menyebabkan kita kemari. Jangan-jangan kau yang begitu membenciku sehingga membalasku dengan cara yang keji seperti ini."     

Chleo mendengus kasar mendengar Ashley asal menuduhnya. "Setidaknya aku sama sekali tidak pernah berniat menculikmu!"     

"Tapi kau berniat meninggalkanku disini sendirian bersama superpower kekasihmu itu! Tatap mataku kalau itu tidak benar!"     

"…" Chleo tidak bisa membantahnya. Dia memang sempat berpikiran untuk meninggalkan Ashley seorang diri di tempat asing ini. "Kau yang memulainya duluan." lanjutnya tanpa mau mengalah sedikitpun. "Kalau seandainya kau tidak pernah menyuruh orang menculikku, aku juga tidak akan pernah berpikir untuk meninggalkanmu disini."     

"…"     

"…"     

Untuk beberapa saat keduanya saling beradu mata untuk melihat siapa yang berpaling duluan. Namun keduanya sama-sama keras kepala dan tidak ada yang mau mengalah. Pada akhirnya keduanya mendengus kesal bersamaan lalu berbaring kembali dengan menghadap ke arah berlawanan.     

Chleo menghadap ke kanan sementara Ashley menghadap ke kiri membuat kedua punggung mereka yang saling berhadapan.     

Detak jantung mereka masih saling berirama menandakan rasa amarah mereka masih belum reda. Keduanya sama-sama memejamkan mata berusaha untuk tidur sambil menenangkan gejolak emosi mereka. Tapi mereka tetap tidak bisa tertidur dan masing-masing merenungkan pikiran jahat terhadap satu sama lain.     

Kesunyian kembali mengisi suasana ruangan itu selama beberapa menit dan emosi mereka yang tadinya meluap-luap kini mulai surut.     

Ashley merenungkan segala perbuatannya pada Chleo disaat dia memfitnah, serta berniat menculik gadis itu. Dia menyesal dan rasa penyesalannya mulai menggerogoti hatinya. Jika seandainya waktu bisa diputar ulang, Ashley tidak akan menyudutkan Chleo. Mungkin saat ini dia bisa berteman baik dengan Chleo.     

Entah kenapa, Ashley memiliki keinginan kuat untuk berteman dengan gadis berambut hitam ini. Kini dia menyesalinya namun dia juga tidak bisa berbuat apa-apa.     

Chleo sudah menganggapnya sebagai orang yang jahat dan tidak mungkin mereka bisa menjalin sebuah persahabatan.     

Tanpa ia sadari, air mata menetes dari sebelah matanya membuatnya bertanya-tanya. Apakah dia begini depresinya mengetahui tidak bisa berteman dengan Chleo?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.