Menjadi Teman
Menjadi Teman
Chleo ingat ekspresi Ashley kala itu sangat syok, tapi bukan jenis syok yang kecewa melihatnya hidup dan sehat. Kalau bukan karena kecewa lalu jenis syok seperti apa yang dirasakan Ashley waktu itu?
Chleo berusaha menggali ingatannya lebih dalam dan teringatlah dia akan satu hal yang dulu pernah ia anggap tidak penting.
Hari itu dia memang berjalan meninggalkan pelataran rumahnya, tapi dia berbalik untuk melihat apakah gadis itu hendak menyusup ke dalam rumahnya ataukah sudah pergi.
Dia berencana akan membuatnya tertangkap basah kalau seandainya Ashley membobol rumahnya dan melakukan rencana jahat lainnya. Dengan begitu dia bisa melaporkan Ashley ke polisi dan meminta bantuan paman Darrel untuk menyelesaikan masalah kepolisian ini diam-diam.
Biar bagaimanapun Chleo tidak ingin terlibat dalam hal kepolisian dan dia juga ingin merahasiakan identitasnya selama mungkin. Karena itu meminta bantuan paman Darrel adalah cara terbaik mengingat pria itu sanggup melakukan apapun tanpa ketahuan.
Namun apa yang dilihatnya sama sekali tak terduga.
Ashley mengelus dadanya beberapa kali sambil menghembuskan nafas seolah dia merasa lega akan sesuatu. Chleo juga berani bersumpah dia sempat melihat senyuman yang tak kentara tersungging pada wajah gadis itu!
Awalnya dia berpikir itu hanyalah senyuman biasa atau senyuman sinis karena rencananya yang ingin menculiknya ternyata gagal. Tapi kalau setelah dipikir-pikir kembali, senyuman itu sangat tulus seolah gadis itu benar-benar merasa lega kalau dirinya masih hidup.
Apakah mungkin Ashley memang benar-benar merasa lega? Apakah senyuman yang ditunjukkannya kala itu memang tulus?
Chleo juga ingat, semenjak pertemuan mereka di depan rumahnya, Ashley tidak lagi mengganggunya ataupun muncul di kelas jurusannya.
Apakah mungkin Ashley telah menyesali perbuatannya dan bertobat? Apakah mungkin gadis itu telah berubah dan sama sekali tidak bermaksud menyakitinya?
Tidak. Kalau memang bukan Ashley yang menculiknya dan membawanya ke gedung perusahaan ayahnya, lalu bagaimana bisa Ashley merasa lega seolah gadis itu sudah tahu dia akan mati jika seandainya Axelard tidak datang tepat waktu?
Ashley tidak akan datang ke rumahnya kalau seandainya gadis itu tidak tahu apa-apa soal penculikannya. Kenyataan bahwa Ashley menanyakan bahwa Chleo masih hidup, itu berarti gadis itu tahu bahwa dia berada di atas atap sebuah gedung perusahaan!
Tapi...
Chleo teringat akan ucapan adiknya yang mengatakan penculiknya kali ini bukanlah manusia biasa. Dia juga tidak tahu apakah makhluk mistis ini merupakan sekongkolan Ashley atau tidak, tapi yang pasti seseorang berencana menjadikan Ashley sebagai kambing hitam bila seandainya Chleo ditemukan tak bernyawa di depan gedung perusahaan ayahnya.
Waktu mendengarkan penjelasan Diego yang satu ini, Chleo sama sekali tidak menggubrisnya karena otaknya melawan keras hal-hal yang membuat Ashley menjadi pihak tak bersalah.
Chleo juga ingat Ashley masih belum tahu siapa latar belakang keluarganya, jadi tidak mungkin Ashley bisa berpikiran untuk membunuhnya di tempat perusahaan ayahnya.
Kecuali jika gadis itu sudah tahu siapa dia sebenarnya namun berpura-pura tidak tahu dan terus bersandiwara untuk membuatnya lengah, maka lain cerita.
Chleo kembali mengingat-ingat apa saja yang terjadi beberapa hari terakhir ini. Mulai dari terdamparnya mereka di padang gurun, lalu ditangkap oleh sekelompok manusia berkulit hitam yang ternyata hendak memakan mereka, hingga Ashley yang membawanya melarikan diri dengan kemampuan tak terduga.
Dipikirkan seperti apapun, gerak-gerik serta kemampuan Ashley untuk bertahan hidup sungguh patut dicurigai.
Sepengetahuannya, Ashley adalah anak tuan gubernur yang terlalu dimanjakan sehingga bertumbuh menjadi anak yang sombong serta arogan. Jadi tidak mungkin gadis itu memiliki insting bertahan hidup yang kuat hingga mampu menganalisa kegiatan sehari-hari dari para penangkapnya.
Ashley adalah perempuan yang patut diwaspadai dan dicurigai. Tidak peduli apakah Ashley yang meletakannya di atas gedung tinggi untuk membunuhnya atau bukan, kemampuan serta karakter Ashley yang sebenarnya tidak bisa dipandang sebelah mata.
Hanya saja kecurigaannya hancur seketika begitu mengingat kembali betapa kerasnya tangisan Ashley disaat Chleo tidak bisa membuka matanya ataupun berteriak karena badannya dipenuhi dengan rasa sakit yang luar biasa.
Dia mengira dia sedang bermimpi dan sama sekali tidak mengira bahwa Ashley bisa menangis sepedih itu untuknya. Ini pertama kalinya dia mendengar ada yang bisa menangis hingga meraung-raung seperti Ashley.
Tidak. Chleo tidak akan mungkin memiliki kesempatan untuk mendengarnya, karena selama ini Chleo selalu terlindungi dan kehidupannya dipenuhi dengan sukacita. Sehingga tidak ada tangisan sedih ataupun meratap dari keluarganya karena tidak pernah sekalipun dia dihadapkan situasi yang sangat berbahaya seperti tadi.
Jika seandainya ibunya berada disini dan melihat tubuhnya yang dipenuhi luka serta berlumuran darah, dia yakin ibunya juga akan menangis seperti Ashley. Tidak hanya ibunya, bahkan mungkin ayahnya yang tampak selalu kuat dan gagah mungkin juga akan meneteskan air mata?
Dia memang tidak pernah melihatnya langsung, tapi ibunya sering menceritakan bagaimana perasaan sang ayah ketika dia pernah diculik saat masih kecil dulu. Ayahnya beserta paman Kinsey sudah siap akan membunuh seseorang jika seandainya waktu itu dia tidak kembali dengan selamat.
Chleo mengambil napas panjang lalu menghembuskannya secara perlahan sebelum akhirnya dia memutar tubuhnya dan kini tubuh bagian depannya berhadapan dengan punggung Ashley.
"Ash, kau sudah tidur?" Chleo tidak tahu apa yang diinginkannya saat dia memanggil Ashley. Apakah mungkin dia ingin mencoba memperbaiki hubungan buruk diantara mereka? Apakah hubungan mereka masih bisa diperbaiki?
Yah, tidak ada salahnya mencobanya.
"…" sayangnya, tidak ada jawaban ataupun gerakan untuk merespon pertanyaannya.
Mungkin gadis itu sudah terlalu lelah dan langsung tertidur, pikir Chleo dalam hati.
Sesungguhnya, Ashley sama sekali belum tidur, tapi dia langsung memejamkan matanya dan berpura-pura sudah tidur begitu Chleo memanggilnya. Saat ini suasana hatinya cukup membaik dan dia tidak mau merusak suasana hatinya dengan bertengkar lagi dengan Chleo.
Bertengkar? Ashley tertawa sinis dalam hati. Seandainya saja mereka memang hanya bertengkar seperti yang dilakukan teman perempuan pada umumnya. Setidaknya suatu saat nanti mereka bisa kembali berteman.
Tapi hubungan mereka sudah bukan teman sedari awal. Sudah terlalu banyak Ashley berbuat jahat pada Chleo sehingga tidak mungkin baginya mendapatkan pengampunan dari Chleo menilai betapa keras kepalanya gadis itu.
Chleo masih menatap punggung Ashley yang bergerak naik-turun secara teratur menandakan gadis tersebut masih bernapas. Dia tidak tahu apakah Ashley sudah benar-benar tidur atau hanya berpura-pura saja, tapi dia memutuskan untuk mengungkapkan apa yang dirasakannya saat ini.
Dia harus mengungkapkannya sekarang sebelum hubungan mereka menjadi lebih buruk daripada sekarang.
"Aku minta maaf atas ucapan kasarku tadi. Aku memang curiga dan tidak menyukaimu dan tetap menuduhmu tanpa bukti serta… sempat berencana ingin meninggalkanmu disini. Maafkan aku. Aku benar-benar minta maaf. Aku janji tidak akan menuduhmu ataupun mencurigaimu lagi. Aku secara resmi memaafkan perbuatanmu di masa lalu terhadapku, karena itu… aku harap kau juga bisa memaafkanku. Dan juga… kalau kau tidak keberatan…" Chleo menggigit bibirnya dengan gugup. "Aku akan sangat senang jika kau bersedia menjadi temanku."
Ashley langsung membuka matanya dengan sangat lebar. Dia sama sekali tidak menyangka Chleo akan mengajaknya berteman?
Tadinya dia yang ingin mencoba berteman dengan Chleo, tapi gadis itu dengan caranya sendiri berhasil menutup semua jalan untuk membangunkan hubungan pertemanan mereka. Dia sudah menyerah dan tidak lagi ingin memusingkan karakter Chleo yang begitu keras kepala dan menyebalkan. Tapi kini gadis itu sendiri yang menawarkan diri untuk berteman dengannya? Benarkah itu?
Ashley bergerak memutar untuk berhadapan dengan Chleo namun Chleo sudah kembali pada posisinya semula dan hanya punggungnya saja yang terlihat.
"Aku tidak keberatan menjadi temanmu kalau kau benar-benar tidak mengingat kembali dosaku padamu."
Chleo kembali berputar dan kini dua pasang mata saling beradu.
"Benarkah?"
"Hm. Sebenarnya, aku juga ingin memulai dari awal dan berteman denganmu." lanjut Ashley dengan suara pelan nyaris seperti sedang berbisik.
"Kalau begitu, mulai sekarang kita berteman?" sekali lagi Chleo duduk sambil mengulurkan tangan kanannya ke arah Ashley. Ashley bahkan bisa melihat sinar antusias pada sepasang mata coklat Chleo. Jadi gadis ini serius ingin berteman dengannya?
Ashley tersenyum lebar lalu ikut duduk dan menyambut uluran tangan Chleo dengan sama terbukanya. Begitu keduanya saling berjabat tangan, Chleo tertawa kecil disusul dengan tawa ceria dari Ashley.
Kemudian keduanya saling mengobrol tanpa rasa kantuk. Keduanya sama-sama antusias menceritakan hal-hal receh seperti menggosip atau membahas asmara mereka.
Rasanya, keduanya sama-sama sanggup untuk bergadang demi memperdalam ikatan persahabatan mereka, kalau seandainya saja Bai Yu tidak muncul tiba-tiba ke dalam kamarnya.
"Kalian…"
Ashley melongo tak percaya saat mendengar kucil gemuk berbicara bahasa manusia.
Kucing bisa bicara?!
"Cepat pegang tubuhku dan berdiri di ujung sana."
Ashley merasa lebih syok lagi saat kucing tersebut berubah wujud menjadi harimau bersayap seperti apa yang dilihatnya pertama kali di tengah padang pasir.
"Cepat!"
Chleo yang pertama kali merespon dan segera menarik tangan Ashley untuk segera berdiri di sisi Bai Yu setelah memastikan tangan Ashley mencengkeram bulu lembut harimau tersebut.
Tidak lama kemudian, suara belasan kendaraan terdengar dan berhenti mengepung gubuk ini.
Ashley serta Chleo saling berpandangan dengan rasa ketakutan yang sama.
Apakah mungkin, manusia berkulit hitam telah menemukan mereka??
>>>>>>>> from author
Halo para pembaca, sekarang ada event baru Win-Win. Nah saya mau coba up tiap hari lagi disini sktr 1-2 bab per hari (ga tahu bisa apa ga T.T, semoga aja bisa)
Tolong bantu kasih semangat dong dengan beli tier saya disini. Cuman 1 koin aja lo.
Klo kalian berbelas kasih pada si author yang malang ini, boleh tambah beli tier di Elementalist sama Flame Queen (eak, authornya lagi mengemis ini :grinning_face_with_sweat::grinning_face_with_sweat:)
Bantu doa juga ya, biar saya sehat selalu (krn skrg sakit batuk ga sembuh2 uda hampir 2 bln :woman_facepalming::woman_facepalming:), jadi bisa semangat tulis terus.
Ps: kayaknya gantian Awas Papa yang bakalan up lambat :grinning_face_with_sweat::grinning_face_with_sweat:
Happy reading!