Mencari Cara Untuk Menyelamatkan Chleo
Mencari Cara Untuk Menyelamatkan Chleo
Ashley segera berbalik untuk melihat arah jalan mereka tapi dia hanya menemukan pemandangan yang sama membuatnya kebingungan setengah mati.
Disaat bersamaan Vectis yang berhadapan dengan Bai Yu tersenyum miring begitu merasakan dua manusia telah tiba di wilayah kekuasaannya.
"Sudah cukup main-mainnya. Aku harap kita tidak akan pernah bertemu lagi."
Bai Yu mengerang jengkel lalu menghembuskan pusaran angin dari mulutnya kearah lawannya sebelum Vectis tersebut menghilang tanpa bekas.
Apa maksudnya dengan bermain-main? Bai Yu langsung teringat akan tugasnya yang harus menjaga Chleo. Dia langsung terbang melesat dan menggeram frustrasi begitu menyadari Chleo sudah tidak ada di dunia ini.
Dalam sekali hempasan yang kuat, Bai Yu melesat ke langit dan langsung terbang menuju ke majikannya dengan kecepatan penuh.
Bagaimanakah nasib Chleo beserta Ashley setelah ini?
***
Bai Yu merubah wujudnya sebagai kucing gemuk seperti biasa agar halaman rumah belakang Stanley tidak hancur karena harus menampung tubuhnya yang super besar.
Tanpa menunggu waktu ataupun ragu, Bai Yu langsung mengatakan yang sebenarnya pada Stanley serta Harmonie.
"Apa maksudmu Chleo sudah dibawa pergi?" Stanley nyaris tidak percaya mendengar penjelasan kucing gemuk yang kini duduk tegak di halaman belakang rumahnya. Sementara Harmonie terduduk lemas sambil menutup wajahnya dengan depresi mendengar kabar buruk ini.
Untungnya Meisya beserta si kembar sedang keluar rumah sehingga mereka tidak perlu menjelaskan keluarganya bagaimana bisa kucing putih berbulu tebal ini sanggup berbicara bahasa manusia.
Stanley segera menghubungi Diego dan menyalakan loud speaker. Secara singkat Stanley menjelaskan apa yang diceritakan Bai Yu dengan detail membuat Diego nyaris terkena serangan jantung.
Padahal Diego beserta Yuna baru saja tiba di bandara Afrika, tapi Diego malah mendapat kabar buruk ini dari pamannya.
"Bagaimana bisa? Bukankah paman bilang ada binatang mistis milik raja kuning disana? Kenapa kakakku bisa diculik juga?!"
"Diego, tenanglah." sebuah suara perempuan yang merdu terdengar dari seberang beusaha menenangkan Diego.
Apakah mungkin Yuna?
"Bai Yu, katakan padaku, apa yang harus kita lakukan untuk menyelamatkan Chleo?"
Bai Yu menundukkan kepalanya, tidak langsung memberinya jawaban.
"Sepertinya percuma. Anak itu pasti sudah mati ditangan Vectis. Tidak ada yang bisa kita lakukan."
"Omong kosong! Pasti ada cara untuk mengeluarkannya dari sana!" Diego semakin tidak bisa menahan emosinya dan seluruh sikap tenang serta santai hancur seketika begitu mendengar kakak tersayangnya tidak ada di dunia manusia lagi.
Yuna kewalahan meredakan emosi Diego namun tetap tidak berhenti mengelus dada pemuda itu walau Diego sama sekali tidak menggubrisnya.
Stanley ikut duduk disebelah putrinya dengan raut muka berkabung dan tidak lagi bicara. Situasi saat ini benar-benar jauh dari jangkauan mereka yang hanya manusia biasa apalagi kalau Bai Yu, sang binatang mistis terkuat sudah mengatakan tidak ada harapan lagi bagi Chleo.
Sepasang mata Harmonie berkaca-kaca melihat ayahnya serta Bai Yu menyerah sementara dia mendengar suara kakaknya yang marah-marah sambil mengutuki semua Vectis yang mengincar Chleo.
"Bai Yu, apakah tidak ada cara lagi? Kita bisa berharap Vectis belum menemui kak Chleo."
Bai Yu menggelengkan kepalanya dengan sedih. Dia masih belum berani mengangkat kepalanya memandang lurus ke sepasang mata coklat Harmonie.
"Maaf."
"Ada satu cara."
Tiba-tiba saja sebuah suara seperti cello namun terdengar dingin muncul di dekat Bai Yu membuat semuanya menoleh ke arah pemilik suara tersebut.
Stanley mengernyit heran melihat Axel tiba-tiba muncul di halaman belakang rumahnya. Darimana pria itu bisa tiba di rumahnya? Bagaimana pria itu bisa masuk tanpa terdeteksi oleh asisten digitalnya?
"Axelard? Apa yang kau lakukan disini?"
"Axel? Axel ada disana?" kali ini Diego yang bertanya begitu mendengar nama Axelard keluar dari mulut pamannya. "Kau bilang ada satu cara untuk menyelamatkan kakakku. Apa cara itu?"
"Kita bisa datang ke dunia itu dan menjemput Chleo."
Semuanya tanpa terkecuali terkesiap mendengar usulan Axelard. Bahkan Bai Yu sendiri juga turut terkejut sama sekali tidak menyangka sang raja biru akan berpikir untuk mendatangi dunia Vectis.
"Bagaimana caranya?" Bai Yu merasa heran bagaimana mereka bisa membuka portal milik Vectis kalau tidak ada Vectis yang mengizinkan mereka memasuki dunia mereka.
"Membuka paksa portal ke dunia mereka. Untuk melakukan itu, aku akan membutuhkan bantuan tiga raja warna lainnya. Merah, violet, dan juga kuning." Axel menatap lurus ke arah Harmonie saat menyebut warna 'kuning'.
Tampaknya kini Axel sudah mengetahui identitas raja kuning generasi sekarang.
Sementara Stanley yang cukup berpengalaman menghadapi hal-hal mistis mulai menduga-duga identitas pemuda didepannya. Rambut platinum, kulit putih yang pucat serta mata biru terang seperti batu safir… semua ciri-ciri ini merupakan ciri khas yang dimiliki raja biru!
Stanley menjadi ingat Diego pernah menyerahkan keselamatan Chleo pada seseorang di malam gala show bulan February yang lalu. Awalnya dia tidak mengerti bagaimana bisa orang yang dimaksudkan Diego sanggup menyelamatkan Chleo bila penculik keponakannya adalah Vectis. Tapi kini dia mengerti.
Rupanya, orang yang dimaksudkan adalah raja biru. Kekasih Chleora, keponakan perempuannya adalah raja biru. Justru kenyataan inilah yang membuatnya semakin depresi.
Pertama adalah Kinsey yang jatuh cinta pada raja merah, lalu putri bungsunya dipilih menjadi raja kuning, sekarang… keponakannya malah jatuh cinta pada raja biru?
Sepertinya dia tidak akan terkejut lagi jika seandainya salah satu anggota keluarganya akan berhubungan dengan raja violet suatu hari nanti.
"Apa yang bisa aku lakukan? Tubuh fisikku hanyalah anak berusia sepuluh tahun. Kekuatanku tidak akan begitu berarti untuk membuka paksa pintu gerbang itu."
"Aku menyadarinya. Saat ini raja merah juga hanyalah anak remaja dan belum berusia enam belas tahun, tapi ada cara untuk menutupi itu semua. Asalkan kau bersedia membantuku, sisanya serahkan padaku."
"Jika memang ada cara untuk menyelamatkan kakakku, aku akan melakukan apapun." jawab Moni dengan tegas seakan dia bukanlah anak kecil yang masih berusia sepuluh tahun.
"Moni," mau tidak mau Stanley merasa khawatir terhadap putrinya. Kalau bisa, dia ingin mencegah putrinya untuk mendatangi dunia lain yang tidak dikenalnya. Apalagi segala sinyal dari program ciptaannya tidak akan bisa mencapai dunia tersebut dan dia tidak akan bisa mengawasi ataupun melindungi putrinya.
Akan lebih mudah jika medan pertempuran ada di bumi ini. Selama masih berada di dunia manusia ini, Stanley merasa percaya diri bahwa dia sanggup melindungi serta menyelamatkan anggota keluarganya.
Tapi dia tidak akan bisa berbuat apa-apa jika ternyata medan pertempurannya berada di dunia lain. Dan kini dia harus tega melepas kepergian pergi anak perempuan satu-satunya ke dunia asing itu? Bagaimana mungkin dia bisa tega?
Stanley memang mengkhawatirkan keponakannya. Dia juga akan melakukan apapun untuk membawa kembali keponakannya dengan selamat. Tapi… jika sampai harus melibatkan putrinya, dia lebih memilih agar Moni tidak ikut menyelamatkan Chleo.
Lagipula, tidak ada jaminan bahwa Chleo masih hidup menilai dari ucapan Bai Yu. Sudah sekian lama Vectis mengincar Chleo sehingga tidak ada yang bisa menjamin para Vectis akan berdiam diri dan tidak langsung menyerang Chleo begitu gadis itu tiba di dunia mereka.
Stanley tampak termenung… lebih tepatnya berada dalam pergumulan yang sangat berat. Dia memang menyayangi Chleo. Bisa dibilang, dia melihat anak itu bertumbuh sejak lahir dan telah menganggap anak itu seperti putrinya. Tapi dia juga sangat menyayangi putri kandungnya.
Dia tidak tahu apakah dia sanggup melepaskan kepergian putrinya untuk menyelamatkan Chleo sementara nyawa putrinya bisa menjadi taruhannya.
"Papa, aku memang adalah Harmonie tapi disaat bersamaan aku adalah sahabat raja biru karena aku memiliki ingatan raja kuning sebelum aku. Ditambah lagi, aku juga sangat menyayangi Chleora tidak peduli sebagai Harmonie atau raja kuning. Tidak hanya Chleo, papa, mama dan juga semua keluarga kita, aku menyayangi kalian semua."
Harmonie meletakkan tangan mungilnya ke pipi ayahnya seraya mengelus wajah ayahnya dengan lembut.
"Jika ada yang bisa kulakukan untuk menyelamatkan Chleo, aku akan melakukannya tanpa ragu. Izinkan aku pergi, sebagai gantinya, aku berjanji akan mengembalikan Harmonie padamu."
Nafas Stanley tercekat mendengarnya. Apa maksudnya mengembalikan Harmonie padanya? Apakah itu berarti raja kuning akan mengorbankan nyawanya sendiri hanya untuk memastikan Harmonie kembali dalam keadaan sehat?
"Sepertinya kau menyadari perasaanku terhadap raja warna?" tebak Stanley sambil menggenggam tangan mungil putrinya di wajahnya. Hatinya serasa diiris pisau saat melihat putrinya memasang senyum sedih.
Semenjak Stanley mengetahui putrinya menjadi raja kuning, Stanley memang merasa skeptis terhadap putrinya. Tapi dia tetap menyayangi putrinya, hanya saja dia selalu berdoa tiap malam agar sumber energi kehidupan yang masuk ke dalam tubuh putrinya segera keluar dan menemukan wadah yang baru.
Dia ingin putrinya bertumbuh sebagai anak remaja normal tanpa berhubungan dengan hal-hal mistis yang sungguh melelahkan jiwa serta mentalnya. Stanley sama sekali tidak ingin berhubungan dengan makhluk mistis atau semacamnya dan ingin menghabiskan kehidupannya dengan damai.
Tapi sekarang…
"Maafkan aku karena sudah membuatmu berpikir seperti itu. Tapi kau adalah putriku. Tidak peduli apakah sumber energi kehidupan memilihmu sebagai raja kuning, kau tetap adalah putriku satu-satunya. Jika kau hanya kembali sebagai Harmonie, aku akan merasa kehilangan. Jadi, kalian harus kembali. Hidup sebagai Harmonie, sang raja kuning. Kau mengerti?"
Harmonie tampak tercekat saat mendengar kalimat ayahnya. Dia sama sekali tidak menyangka pria tersebut akan menerimanya apa adanya sebagai raja kuning. Tanpa sadar air mata haru menetes membasahi pipinya sembari menikmati elusan lembut nan hangat dari tangan besar sang ayah.
Stanley menghapus air mata yang menetes dari putrinya lalu mengecup dahinya dengan hati yang sangat berat.
"Papa, bagaimana dengan mama dan kak Richard serta kak Raymond? Mereka pasti bingung kalau aku tidak ada."
"Kau tidak perlu mengkhawatirkan mereka. Serahkan disini padaku."
Harmonie menganggukkan kepala mengerti lalu untuk terakhir kalinya dia menghambur masuk kedalam pelukan hangat sang ayah.
Yah, dia berharap ini bukanlah yang terakhir kalinya.
Axelard yang memandang interaksi ayah-anak itu mengepalkan kedua tangannya. Saat itu dia memutuskan akan memastikan Harmonie kembali dalam keadaan utuh tanpa luka.