Kembali Bekerja
Kembali Bekerja
Yah, dalam hal ini Axel yang paling banyak menggodanya. Padahal Chleo sendiri juga suka usil, tapi entah kenapa tiap kali bersama Axel dia kalah telak menghadapi pria itu.
Chleo mengambil ponselnya lalu membuka kunci layar monitornya begitu dia berada dalam lift. Dia tersenyum malu-malu layakya seorang gadis yang baru pertama kali jatuh cinta.
Baiklah, jangan salahkan dia. Ini memang pertama kalinya dia merasakan yang namanya cinta. Itu sebabnya dia tidak bisa berhenti tersenyum mengingat kejadian apapun mengenai kekasihnya.
Tadi pagi sebelum mereka berangkat, Chleo meminta Axel untuk segera memakai sweaternya dan diapun turut memakai miliknya sendiri. Lalu dia mengajak pria itu berfoto bersama dengannya.
Semula dia berpikir Axel tidak suka difoto mengingat di mansion milik pemuda itu tidak ada satupun foto yang terpajang disana. Entah foto keluarganya atau dirinya sendiri, tidak ada satupun foto yang ada disana.
Setelah bertanya-tanya pada butler yang setia pada Axel serta para pelayan lainnya, barulah dia ketahui bahwa Axel sangat tidak suka difoto.
Awalnya Chleo hanya iseng memintanya untuk berfoto bersama, kalau ditolak yah Chleo tidak akan memaksa. Tapi ternyata, pemuda itu menerimanya! Dia merasa sangat senang sekali dan cukup puas dengan jawabannya.
Tidak berhenti sampai disitu, rupanya Axel mengikuti gaya konyolnya saat melakukan wefie. Seperti gaya memanyunkan bibir seperti mulut bebek atau saat melakukan ekspresi imut dengan mengepalkan kedua tangan lalu bergoyang ke atas bawah disebelah kedua wajah mereka.
Siapa yang menyangka Axel begitu ahli berpose di depan kamera?
Gaya elegan yang macho, gaya imut seperti anak-anak serta gaya biasa seperti orang normal bisa dilakukan pria itu dengan sempurna! Bahkan Chleo sendiri yang sedari kecil sangat suka berpose di depan kamera kalah aura dengan pria itu.
Sungguh! Axelard merupakan pria hebat yang sempurna yang belum pernah ditemuinya. Seakan pria itu bisa melakukan segalanya dan tidak ada yang tidak bisa dilakukannya. Memasak, mengambil gambar indah, serta berkomunikasi dengan siapa saja tanpa memandang umur.
Pria itu bisa beradaptasi dengan cepat terhadap lingkungan serta orang baru. Akan sangat sulit untuk tidak menyukai pria itu karena Axel merupakan orang yang cerdik berwawasan luas sehingga dia sanggup menyeimbangi topik yang dibahas siapapun.
Ah, bagaimana dia bisa seberuntung ini bertemu dengan orang sehebat Axel? Untung saja Axel hanyalah orang biasa, kalau tidak, mungkin dia harus bersaing dengan perempuan lainnya di kalangan super untuk memperebutkan Axel.
Sekarang saja, dia masih ragu memperkenalkan Axel pada teman-teman kuliahnya agar tidak mempersiapkan acara kencan buta untuknya. Dia takut teman-temannya akan jatuh hati pada Axel dan berusaha merayunya. Dia takut Axel tidak akan tertarik padanya lagi, karena itu dia tidak berani membiarkan Axel menjemputnya langsung di kampus.
[author: tidak perlu takut, Chleo. Axel sudah tergila-gila padamu dan tidak mungkin melirik wanita lain :face_with_hand_over_mouth::face_with_hand_over_mouth:]
Kalau di kantor masih tidak apa-apa. Lagipula, rata-rata orang yang bekerja disini sudah berumur dan menikah. Terlebih lagi mereka tidak akan memperdulikan mobil mewah yang dikendarai Axel untuk mengantar-jemput dirinya.
Mobil mewah?
Chleo memang tidak begitu mengerti tentang otomotif, tapi setidaknya dia bisa menilai sebuah produk yang berharga mahal atau murah. Dia yakin sekali mobil yang dinaiki Axel hingga sekarang pasti harganya sangat mahal. Dia tidak tahu seberapa mahal, karena dia tidak pernah tertarik akan mobil.
Sehingga dia juga tidak tahu, mobil sejenis yang dipakai Axel apakah merupakan mobil kalangan atas ataukah kalangan yang terjangkau?
Sayang sekali tokoh utama kita ini begitu naif. Padahal dia cerdik, tapi terkadang sangat cuek. Sudah ada begitu banyak petunjuk yang diberikan Axel pada Chleo. Mansion besar di pinggiran kota, mobil mewah dengan program auto drive, serta gelang emas putih dengan kualitas terbaik sebagai hadiah natalnya.
Axel sengaja memberi banyak petunjuk dan menunggunya untuk bertanya. Sayangnya, Chleo sama sekali tidak curiga dan tidak pernah bertanya. Sepertinya satu-satunya cara untuk membuat Chleo mengenali Axel sebagai orang yang kaya hingga bisa menyamai kekayaan Regnz serta Alvianc adalah dengan melakukan hal yang ekstrim.
Hal 'ekstrim' inilah hadiah yang telah disiapkan Axel untuk Chleo dengan menggunakan alasan hadiah tahun baru yang terlambat.
Ting!
Pintu lift yang dinaiki Chleo terbuka. Dia segera menyimpan ponselnya kembali dan menyapa senior-senior rekan kerjanya.
"Selamat pagi semuanya…" barulah dia sadar, hanya ada Xavier dan Mrs. Montgomery disana membuatnya menutup kembali mulutnya rapat-rapat.
Dasar bodoh! Ini masih jam sembilan pagi, tentu saja belum ada yang datang kecuali Mrs. Montgomery dan asistennya.
Jam masuk normal bagi para pegawai full timer adalah jam sebelas siang, sementara kepala divisi beserta asistennya harus datang lebih awal untuk mengadakan meeting sebentar dengan direktur divisi.
Kalau setelah dipikir-pikir, mengapa Xavier memintanya datang jam sembilan pagi? Dia kan tidak akan mengikuti rapat para ketua divisi kan?
"Chleo, kau sudah datang. Kemarilah, ada kabar gembira untukmu."
Kabar gembira? Lalu mengapa raut muka Mrs. Montgomery begitu sinis padanya? Apakah wanita itu masih tidak menyukainya? Sebenarnya hal apa yang sudah dia lakukan hingga membuat wanita itu begitu membencinya?
Chleo mengambil napas panjang untuk memperkuat mentalnya. Kalau seandainya saja tidak ada Mrs. Montgomery disini, dia pasti bisa lebih bersantai dan tenang. Tapi karena ada wanita itu disana yang sedang mengawasi semua pergerakannya membuatnya menjadi lebih tegang. Berulang kali dia mengingatkan dirinya untuk tidak melakukan kesalahan yang bisa dijadikan wanita itu sebagai celah untuk memecatnya.
"Coba lihat ini." Xavier memberikan sebuah tablet yang menayangkan beberapa gambar padanya.
Semula gerakan Chleo dipenuhi keraguan dan tidak ambil pusing akan apa yang akan dilihatnya. Dia melirik sekilas dengan enggan ke arah wanita tua itu yang semakin meliriknya dengan judes. Sebenarnya apa salahnya terhadap wanita itu? Rutuk Chleo dalam hati.
Memutuskan untuk fokus pada tablet yang diberikan Xavier, Chleo berdiri menyamping menghindari posisi wanita tersebut dan bersembunyi di balik tubuh Xavier. Rasanya dia tidak akan bisa merasa leluasa kalau diperhatikan sepasang mata yang memusuhinya tanpa tahu penyebab permusuhannya itu.
Dia memang tidak peduli dan dia juga tidak merasa takut. Tapi entah kenapa dia selalu merasa mual tiap kali ada yang memandanginya dengan tatapan menakutkan seperti yang dilakukan Mrs. Montgomery.
Chleo mulai merasa tenang dan kini bisa fokus pada tugasnya. Dia melihat ke arah tampilan gambar pada tablet tersebut dan mengernyit ketika mengenali beberapa gambar itu.
Dengan tangan gemetar dia menscroll ke bawah menunjukkan gambar-gambar lainnya dengan mulut terbuka lebar.
"I…ini…"