My Only Love: Aku Hanya Bisa Mencintaimu

Aku Sudah Beristri



Aku Sudah Beristri

2Awalnya Axelard sama sekali tidak berniat melakukan apa-apa pada Chleo selain mengungkapkan apa yang ingin diungkapkannya saja. Tapi tangannya bergerak sendiri ingin menyentuh pipi kemerahan yang halus itu.     

Saat tangannya menyentuh pipi Chleo, sekelebat bayangan lain muncul dikepalanya.     

'Wah, enak sekali. Rasanya enak. Kau beruntung memiliki tangan dingin. Aku sangat menyukainya.'     

Dia jelas mendengar kalimat itu. Dia jelas mendengar suara itu. Hanya saja kenapa dia merasa suara yang didengarnya adalah suara Chleo? Dan kenapa wajah wanita yang dibayangannya berubah menjadi wajah Chleo saat ini?     

Tiba-tiba saja Axel memiliki dorongan yang sangat kuat ingin mencicipi bibir mungil yang tampak menggoda itu. Entah kenapa dia merasa sudah lama dia ingin mengecap sepasang bibir manis tersebut.     

Saat ini otaknya tidak bekerja dengan baik. Dia membiarkan tubuhnya bergerak sendiri mendekati gadis muda tersebut. Otaknya kembali bekerja saat melihat mata Chleo terpejam.     

Gadis itu bahkan tampak sangat menantikan apa yang akan dilakukannya membuatnya ingin menggodanya. Karena itu dia mengurungkan niatannya dan menegakkan tubuhnya agar dia tidak lepas kendali lagi seperti tadi.     

Sungguh, rasanya sangat sulit mengendalikan tubuhnya jika sudah menyangkut gadis jelita nan imut berambut hitam ini.     

"Apa yang sedang kau lakukan? Mengapa kau memejamkan matamu?" Axel sengaja mendatarkan suaranya dan memasang raut muka terheran-heran.     

Setelah hampir satu abad berhubungan dengan berbagai macam manusia, Axel sudah mulai terlatih memasang ekspresi seperti apa yang dia inginkan. Dia juga sangat ahli dalam membaca bahasa tubuh manusia.     

Tapi untuk yang satu ini, untuk gadis muda cantik nan imut dihadapannya ini, dia tidak perlu repot-repot membaca bahasa tubuhnya. Dia bisa membaca semuanya melalui ekspresi gadis itu.     

Chleo bagaikan buku terbuka tanpa sampul ditangannya.     

Benar. Semenjak dia pertama kali bertemu dengan Chleo di bandara, tidak ada yang ditutupi oleh gadis itu. Saat merasa tidak suka, gadis itu akan cemberut. Saat merasa senang, gadis itu akan tersenyum lebar. Tidak ada kepalsuan ataupun kepura-puraan dalam tindak tanduk perempuan itu.     

Mungkinkah ini sebabnya dia menjadi tertarik pada Chleo? Mungkinkan ini sebabnya dia sangat ingin menggoda gadis itu?     

Terlebih lagi saat ini gadis itu terlihat begitu menggemaskan saat memasang muka kecewa. Dia bahkan mendesah berat membuatnya tidak lagi bisa menahan tawanya.     

"Hahahahahahaha…hahahahahaha…."     

Chleo mengomel karena dia menertawakannya. Dia bahkan merasakan tangan yang masih digenggamnya dari tadi meronta ingin dilepaskan.     

"Lepaskan aku!"     

Axel memang melepasnya. Tapi tidak sebelum dia menarik gadis itu mendekat ke arahnya. Tangannya yang telah melepaskan pergelangan tangan Chleo langsung saja melingkar ke tubuh mungil Chleo.     

Axel tertawa kecil tubuh mungil yang didekapnya saat ini tiba-tiba saja berdiri kaku dan menegang dalam pelukannya. Dia sudah bisa membayangkan seperti apa ekspresi Chleo saat ini. Pasti dia sedang kebingungan setengah mati dan menebak-nebak apa yang sedang dipikirkannya.     

"Chleo, kenapa kau bisa begitu menggemaskan sekali sih? Aku tidak bisa menahan diri untuk tidak menggodamu." sahut Axel jenaka tanpa melonggarkan pelukannya.     

"Hmph! Kau orang pertama yang terang-terangan mengatakan ingin menggodaku."     

"Oh? Tapi sayangnya, sepertinya aku bukan orang pertama yang mengatakan suka padamu."     

"…"     

"…" Padahal Axel hanya ingin menggodanya saja. Dia sama sekali tidak mengira kalau ternyata tebakannya memang benar! "Memangnya sudah berapa orang yang menyatakan suka padamu?" tiba-tiba saja Axel merasa cemburu dan mulai merasa gelisah. Bagaimana kalau ternyata saat ini Chleo menyukai orang lain? Bagaimana kalau ternyata Chleo sedang menjalani hubungan khusus dengan orang lain?     

"Hahahaha… Tidak banyak kok."     

"Jumlahnya pasti tidak terhitung lagi ya?" tebak Axel sekali lagi dengan tatapan menyelidik.     

Kini dia sudah melonggarkan pelukannya dan menatap lekat tiap perubahan ekspresi Chleo saat ini.     

"Itu… bagaimana denganmu? Aku tidak percaya tidak ada perempuan yang pernah menyatakan perasaannya padamu."     

Axel tidak tahu apakah harus tertawa ataukah menangis. Kenapa disaat seperti ini gadisnya bisa berpikir cepat dan menyerangnya balik?     

"Tidak ada." jawab Axel dengan muka super datar membuat Chleo kesulitan menebak apakah yang dijawabnya adalah kebenaran atau bukan.     

"Kau bohong."     

"Bagaimana kau bisa menuduhku berbohong? Kau yang menghindari pertanyaanku terlebih dulu." Axel kembali melempar 'bola' menyudutkan Chleo yang kembali gelagapan.     

"Itu.. pokoknya aku tidak merasakan apapun terhadap mereka semua. Kenapa kau harus menginterogasiku seperti ini?" rajuknya dengan muka cemberut.     

"Itu berarti kau merasakan sesuatu terhadapku?"     

Chleo kehabisan kata-kata mendengarnya. Apalagi ketika dia melihat seringaian lebar menghiasi wajah tampan dihadapannya yang belum pernah dia lihat sebelumnya, dia sadar… dia telah masuk ke perangkap orang ini.     

"Kau sangat menyebalkan. Apa kau puas mempermainkan orang yang jauh lebih muda darimu. Kau pasti menganggapku seperti anak-anak! Iya kan?" gerutu Chleo menyembunyikan wajahnya didepan dada bidang pria itu.     

Axel terkekeh mendengarnya sembari memperat pelukannya.     

"Chleo, aku bahagia sekali. Aku tidak pernah tertawa seperti ini sebelum bertemu denganmu."     

"…hm…" Chleo beringsut mendongakkan kepalanya dengan muka serius. "Tapi, Axel, aku belum menjawab perasaanmu." yang sebenarnya Chleo ingin membalas pria itu karena membuatnya terkena serangan jantung berulang kali.     

"Bukankah kau barusan membalas perasaanku?" ujar Axel jenaka sembari mencubit pipi halus Chleo dengan lembut.     

"Tidak. Kapan? Aku tidak mengatakan apa-apa. Lagipula, darimana kau tahu aku akan membalas perasaanmu?"     

"Aku bisa melihatnya dari matamu. Sinar matamu sudah membocorkan semuanya. Aku… bisa mengetahui semua isi hatimu." lanjutnya sekali lagi sambil mengeluskan hidungnya ke hidung Chleo membuat muka Chleo semakin memanas.     

Pria ini… begitu mendapatkan jawaban atas ungkapannya langsung bertindak intim sekali dengannya!     

Chleo langsung menutup wajahnya yang terasa panas dengan kedua tanganya membuat Axel tertawa geli.     

"Mulai sekarang kau tidak boleh melihat mataku." ujar Chleo dengan penuh ketekatan.     

"Eh? Kau yakin? Kau tidak ingin diam-diam melirikku?"     

Mama… kenapa aku jatuh cinta pada pria seperti ini? Keluh Chleo dalam hati.     

"Ayo kuantar pulang. Matahari sudah hampir terbenam." ajak Axel masih belum menghentikan senyuman bahagianya.     

Ah, dia tidak pernah merasa sebahagia ini sebelumnya. Untung saja dia mengikuti kata hatinya dan langsung menyatakan perasaannya pada gadis itu. Dia tahu sikapnya yang spontan seperti ini kurang romantis, tapi inilah dirinya yang sebenarnya. Axel adalah orang yang spontan dan bertindak tanpa rencana panjang.     

Tampaknya Chleo juga sama. Dia juga orang yang spontan dan selalu mengikuti apa kata hatinya. Itu sebabnya dia merasa tidak perlu menunggu waktu yang tepat atau merencanakan sesuatu yang romantis untuk mengungkapkan isi hatinya yang sudah meluap-luap ini.     

Jika dia menunggu dan terus menunda, cepat atau lambat seseorang akan mengambil Chleo darinya. Dan dia tidak menginginkannya, apalagi mengetahui begitu banyak yang pernah mengincar Chleo sebelumnya. Karena itulah dia tidak menunggu lagi.     

"Jadi… apakah sekarang… kita adalah satu item?" [biasanya satu item bisa disebut sepasang kekasih]     

"Benar. Jadi kau harus memberitahu para pemuda yang mendekatimu bahwa kau sudah menjadi milik orang lain."     

Dalam hati kecilnya, Chleo merasa sangat senang ternyata Axel merasa cemburu pada orang-orang yang mendekatinya.     

"Baiklah. Bagaimana denganmu? Apa yang akan kau katakan pada wanita yang mengungkapkan cinta padamu?"     

"Aku akan mengaku aku telah beristri."     

"…"     

Istri?! Sejak kapan Axel menikah? Apakah mungkin Axel telah menikah?     

Memikirkan kemungkinan ini membuat Chleo menjadi panik seketika.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.