My Only Love: Aku Hanya Bisa Mencintaimu

Perasaan Sedih



Perasaan Sedih

1Didalam kamar Chleora, tepat ketika jantung Vasili ditikam pecahan keramik oleh Alexsei, sebuah hawa dingin dan butiran salju mengitari di atas tangan Chleora. Chleo yang masih tertidur pulas terbangun merasakan sesuatu pada tangannya.     

Chleo menguap lebar lalu mengusap kedua matanya beberapa kali. Setelah memastikan tidak ada siapa-siapa di dalam kamarnya, Chleo memutuskan kembali tidur.     

Dia menghempaskan tubuhnya ke kasur dengan asal-asalan membuat tangannya menyentuh sesuatu yang dingin tanpa sengaja. Sekali lagi Chleo terjaga dan terkejut merasakan sesuatu yang sangat dingin. Rasa kantuknya yang tadi masih terasa tiba-tiba menghilang.     

Chleo kembali duduk untuk melihat sesuatu yang dingin itu. Karena lampu kamarnya dalam keadaan gelap, Chleo menyalakan lampu hias mini di sebelah ranjangnya. Begitu Chleo bisa melihat sekitarnya dengan jelas, sepasang mata bulatnya terbuka lebar akan apa yang dilihatnya.     

Sebuah bunga terbuat dari es! Kenapa tiba-tiba ada es batu disini?     

Apakah mungkin...     

"Pangeran Es? Pangeran Es!" Chleo berusaha memanggil sang penyelamatnya. Dia beranjak dari ranjangnya lalu membuka jendelanya. Matahari yang baru saja terbit menunjukkan sinarnya, memberi cahaya pada kamar Chleo.     

Chleo berusaha mencari sosok seseorang dari luar jendelanya namun tidak ada siapa-siapa disana. Lalu dia keluar kamar untuk mencari pemuda berambut platinum itu. Tapi juga tidak ditemukannya.     

Pada akhirnya Chleo memutuskan untuk kembali ke kamarnya. Meskipun sangat mengantuk, Chleo tidak memejamkan matanya dan terus memandangi bunga es tersebut. Dia memandanginya sambil tersenyum-senyum sendiri.     

Tidak lama kemudian es yang tampaknya tidak akan mencair dalam waktu yang lama, tiba-tiba retak pada bagian kelopak bunganya. Chleo menjadi panik dan segera menahannya agar retakan tersebut tidak menjadi besar. Sayangnya retakan itu semakin besar hingga seluruh bagian bunga tersebut. Lalu bunga es tersebut hancur berkeping dan menguap menjadi satu dengan udara.     

Ekspresi sedih menghiasi wajah imut Chleo lalu tanpa sadar air matanya menetes. Padahal hanya sebuah bunga es saja, tapi kenapa bisa membuatnya sesedih ini?     

Pada akhirnya Chleo beranjak dan keluar dari kamarnya. Kali ini dia menuju ke kamar kedua orang tuanya. Tanpa ragu, Chleo membuka pintu kamar mereka lalu berjalan menaiki ranjang dimana orangtuanya masih tertidur lelap.     

Chleo merangkak menyusup keantara kedua orangtuanya. Vincent dan Cathy sama-sama terbangun merasakan seorang penyusup yang menghalangi mereka untuk saling berpelukan. Setelah sadar bahwa penyusup tersebut adalah Chleo, mereka berdua saling berpandangan.     

Tumben sekali Chleo ingin tidur bersama mereka. Biasanya Chleo ingin tidur sendiri untuk menunjukkan bahwa dia sudah bukan anak kecil lagi.     

"Ada apa sayang? Kau tidak bisa tidur?" tanya Cathy dengan penuh perhatian.     

"Mama, aku merasa sangat sedih sekali."     

Cathy baru menyadari pipi putrinya basah karena air mata. Cathy segera menyalakan lampu lalu memangku putrinya kedalam dekapannya. Vincent agak mengernyit sedikit ketika matanya tiba-tiba diserang oleh cahaya lampu.     

"Ada apa?" tanya Vincent.     

"Tidak ada apa-apa. Mungkin dia mengalami mimpi buruk." jawab Cathy menenangkan agar Vincent kembali tidur.     

Vincent bergerak mendekat lalu mengelus punggung Chleo dengan lembut. Karena tidak kuasa menahan rasa kantuknya, Vincent kembali tidur karena dia yakin Cathy lebih sanggup daripada dirinya untuk menghibur Chleo.     

Dengan penuh kesabaran Cathy memeluk putrinya sembari menepuk punggung Chleo dengan penuh kasih sayang.     

Rasanya sungguh aneh sekali. Dirinya saja masih belum bisa merelakan kepergian sahabatnya, dia harus menghibur Kinsey. Apalagi dia harus bekerja sama dengan Stanley untuk memastikan kakaknya tidak bertindak gegabah karena betapa besarnya rasa kehilangan pada diri kakaknya.     

Kini untuk pertama kalinya, putrinya membuat pengakuan yang tidak pernah ia dengar sebelumnya. Chleo sedang bersedih? Kenapa? Untuk apa?     

Selama ini Cathy dan Vincent selalu memastikan kebahagiaan serta kesejahteraan kedua anak mereka. Tidak peduli apakah Cathy merasa sedih karena kehilangan sahabatnya, Cathy selalu memaksakan diri untuk tetap bersikap ceria demi kedua anaknya.     

Dan kini Chleo mengaku dia sedang bersedih? Apakah karena dirinya?     

"Chleo sayang, apakah kau mau menceritakan mama kenapa kau bersedih? Apa kau mengalami mimpi buruk lagi?"     

Semenjak Chleo diculik beberapa bulan yang lalu di Jerman, anak ini memang didatangi mimpi buruk ketika tidur. Tapi tidak sering, dan Chleo masih bisa kembali bersikap normal. Dia tidak merasa trauma dan tidak takut pada orang asing, meskipun kini dia agak menjaga jarak terhadap orang asing... yang merupakan tindakan bagus sebenarnya. Dengan begitu Chleo tidak akan mudah akrab dengan orang asing yang malah akan diculik kembali.     

Chleo menggeleng pelan. "Aku tidak tahu mama. Hanya merasa sedih. Kenapa aku bisa merasa sedih mama? Rasanya sangat tidak menyenangkan."     

Cathy tersenyum lembut mendengarnya. Sepertinya di usia enam tahun ini Chleo merasakan emosi negatif untuk pertama kalinya. Perasaan takut, perasaan putus asa ketika diculik, dan kini perasaan sedih. Padahal, Vincent telah berusaha sebaik mungkin agar tidak ada satupun emosi negatif ini menghinggap pada kedua anaknya.     

Yah, mungkin ada kalanya mereka akan merasa sedih, tapi setidaknya.. Vincent tidak ingin anaknya mengalami trauma atau takut yang berlebihan.     

"Rasa sedih memang tidak menyenangkan. Ada berbagai macam perasaan kesedihan didunia ini. Kalah dalam lomba, mendapatkan nilai jelek disekolah dan juga.. kehilangan orang yang disayangi. Tapi apakah kau tahu? Tidak peduli jenis macam rasa kesedihannya, ingatlah selalu, masih ada papa mama yang akan menyayangimu, mendukungmu dan selalu di pihakmu. Percayalah ketika kau keluar dari rasa kesedihanmu, kau akan menemukan kebahagiaan yang akan menggantikan semua kesedihanmu."     

"Benarkah?"     

"Tentu saja. Seperti ketika pelangi akan muncul setelah hujan deras, sebuah tawa selalu ada ditengah tangisan. Tidurlah. Mama akan menemanimu. Hm?"     

Chleora mengangguk pelan lalu berbaring diapit oleh kedua orang tuanya.     

Orang tua favoritnya.     

-     

Prosesi pemakaman Vasili Peskhov dilakukan secara sederhana. Semua yang mengurusi pemakaman serta menghalau wartawan untuk mencari informasi mengenai kematian Peskhov bersaudara adalah Rothbert Hammilton.     

Rothbert sengaja tidak memasang foto apapun diatas peti mati Vasili dan Alexsei. Rothbert pula yang tidak memperbesar masalah penyebab kematian agar polisi tidak menginterogasi seluruh penghuni kediaman keluarga Peskhov.     

Vasili mati dibunuh oleh Alexsei sementara Alexsei mati karena jantungnya membeku akibat kena serangan energi dingin raja biru. Rothbert mengetahui hal ini, tapi dia menyembunyikannya. Dia hanya memberitahu bahwa Vasili mati karena depresi akut akibat kehilangan kedua orang tua yang sangat disayanginya, sedangkan Alexsei mati karena serangan jantung.     

Rothbert melakukannya dengan penuh kehati-hatian dan rapi. Tidak ada yang mencurigai penyebab kematian Peskhov bersaudara. Karena itu semuanya berjalan dengan lancar.     

Satu-satunya yang tersisa adalah Alexis Peskhov yang masih berusia 10 tahun. Anak itu baru saja kehilangan sang kakek. Kini dia harus kehilangan ayah serta paman yang disayanginya. Pasti anak itu merasa terpukul sekali.     

"Tuan muda Alexis, apakah anda ingin ikut saya? Saya akan melayani anda seperti saya melayani Tuan Vasili. Saya juga akan menuntun anda untuk meneruskan warisan Tuan besar Peskhov. Ketika anda menemukan tujuan dan cita-cita yang ingin dicapai, saya akan melepas anda pergi. Bagaimana?"     

"Kau siapa?" tanya Alexis dengan tatapan sendu. Dia tidak pernah bertemu dengan orang ini sebelumnya. Tapi dia juga tidak peduli bila dia akan ditipu. Lagipula, sekarang dia sendirian di dunia ini. Semua keluarganya meninggalkannya seorang diri di dunia ini.     

"Nama saya Rothbert Hammilton. Saya orang kepercayaan Tuan Vasili. Bila anda berkenan, izinkan saya untuk menjadi wali anda. Ini semua atas permintaan Tuan Vasili di surat wasiat sebelum beliau tiada."     

"Paman Vasili yang memintamu?"     

"Benar." Jawab Rothbert dengan senyuman khas kebapakannya.     

"Baiklah. Aku akan menurutimu."     

Semenjak itu Alexis kecil dirawat dan diasuh oleh Rothbert dan tinggal bersama keluarga Rothbert di London.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.