Dia Adalah Suamiku
Dia Adalah Suamiku
"Chleo, kau tahu benar candaanmu ini tidak lucu."
"Aku tidak sedang bercanda. Aku serius dengan ucapanku. Anggap saja kencan hari ini adalah hadiah terakhir dariku. Terima kasih atas semuanya. Aku tidak akan pernah melupakan..."
BRAK!! Kalimat Chleo terpotong karena Alexis mendobrak mejanya dengan kasar. Chleo sungguh berharap dia bisa mengakhiri hubungan mereka dengan baik. Dia tahu Alexis akan marah padanya, tapi dia tidak pernah menyangka pemuda itu akan semarah ini. Alexis bahkan mencengkeram pergelangan tangan Chleo menuntut penjelasan membuat Chleo mengernyit kesakitan.
"Kau sedang bercanda kan? Katakan padaku kalau kau sedang bercanda, aku tidak akan marah."
Hati Chleo semakin merasa teriris mendengar nada yang memohon dari suara orang yang dicintainya. Chleo tidak tahan lagi melihat kesedihan pria itu. Dia ingin segera pergi sebelum hatinya kembali goyah lalu masuk ke dalam pelukan Alexis.
Dia harus ingat akan ancaman Vasili padanya. Jika dia kembali bersama Alexis, Vasili pasti akan mencelakai Alexis. Tidak hanya Alexis, Vasili akan melukai keluarganya.
Meskipun dia merasa tidak dicintai, tapi Chleo masih menyayangi kedua orangtuanya. Dia masih menyayangi keluarganya meskipun dia merasa ibunya pilih kasih dan lebih menyayangi Diego daripada dirinya.
Karena itu, dia tidak mungkin membiarkan Vasili menyakiti keluarganya. Walaupun dia harus mengorbankan kebahagiaannya, masih tidak apa-apa selama dia bisa melindungi semua orang yang dicintainya.
Pada akhirnya Chleo memutuskan untuk berbohong pada Alexis.
"Aku jatuh cinta pada orang lain. Maafkan aku. Kita sudah tidak bisa bersama lagi." Chleo mengucapkannya dengan suara lantang dan tegas seolah dia sama sekali tidak berbohong.
"Kau bohong. Aku tahu kau bohong. Kau hanya mencintaiku. Kenapa kau membohongi perasaanmu sendiri?" tentu saja Alexis tidak bodoh langsung percaya akan pengakuan Chleo.
"Itu tidak benar. Aku tidak bohong. Selama 4 bulan ini aku bersamanya. Dia sudah menggantikan posisimu di hatiku. Lepaskan aku! Kau menyakiti tanganku. Lepas...Hmph!"
Tiba-tiba Alexis mencium paksa Chleo dengan kasar. Awalnya Chleo meronta dan berusaha melepas diri, namun kemudian dia menyerah. Chleo membiarkan Alexis mencurahkan luapan amarahnya kedalam ciumannya.
Setetes air matanya mengalir membasahi pipinya merasakan bibir kekasihnya yang sudah lama tidak dirasakannya.
Padahal sebelumnya Alexis menciumnya dengan lembut dan penuh cinta. Namun kini, ciumannya lebih kearah menuntut dan sangat mendominasinya. Chleo bahkan mengerang kesakitan saat Alexis menggigit bibir bawahnya dengan kasar.
Ketika Chleo hendak memeluk Alexis dan berusaha membalas pagutan kekasihnya, Chleo merasakan hawa dingin merasuk kedalam tubuhnya. Chleo kembali merasa takut dan langsung memberontak. Dia takut, Vasili ada disana mengawasi mereka dan bersiap melukai Alexis jika Chleo tidak segera mengakhiri hubungan mereka.
Hanya saja, tidak peduli seberapa kuat Chleo mendorong tubuh Alexis, pemuda itu masih tidak berniat melepasnya. Akhirnya Chleo terpaksa menggigit bibir pria itu dengan keras hingga mengeluarkan darah. Dalam sekejap kedua bibir mereka berpisah dan mereka sama-sama saling terengah-engah untuk mengambil napas.
Begitu pelukan Alexis melonggar, Chleo menampar Alexis sekuat tenaga.
PLAK!!
"MULAI SEKARANG, JANGAN MENEMUIKU LAGI!" Chleo sungguh berusaha keras menjaga suaranya agar terdengar lantang dan meyakinkan. Lalu dia langsung pergi meninggalkan Alexis sendirian.
Begitu jarak diantara mereka cukup jauh, Chleo menangis dengan tersedu-sedu sambil berjongkok. Betapa sangat menyakitkan harus berpisah dari orang yang sangat dicintainya. Apalagi dia yang harus melukai perasaan orang itu.
Tidak lama kemudian Chleo melihat sepasang kaki dihadapannya. Chleo mendongak untuk melihat pemilik kaki itu yang tidak lain adalah raja biru.
"Aku akan membencimu seumur hidupku."
"Tidak masalah."
Chleo sama sekali tidak menyadari kesedihan yang terpancar pada suara raja biru yang pedih serta ekspresi penderitaannya ketika melihat air matanya.
-
Pada hari yang sudah ditetapkan, Vasili membawa Chleo kembali ke New York untuk meregistrasikan pernikahan mereka di catatan sipil. Mereka sama sekali tidak mengadakan pesta atau perayaan karena Vasili tahu, Chleo pasti tidak menginginkannya.
Barulah setelah itu mereka mengunjungi kediaman keluarga Regnz untuk pertama kalinya sebagai pasangan suami istri.
Chleo berpikir selama ini kedua orangtuanya tidak menyayanginya dan tidak peduli akan keberadaannya. Karena itu dia tidak mengharapkan reuni mengharukan dari keluarganya.
"KAK CHLEO!"
Tentunya, satu-satunya yang hanya menyambutnya pulang adalah adiknya.
Begitu mendengar Chleo telah kembali pulang ke New York dengan selamat, Diego langsung keluar dari kelas kuliahnya dan melompat naik ke motor besarnya menuju ke rumahnya.
Begitu melihat kedatangan Chleo didepan rumahnya, Diego langsung memeluk Chleo dengan erat sambil mengangkatnya hingga kakinya terangkat dari tanah. Kini tubuh Diego jauh lebih besar dan tinggi daripada Chleo, karena itu mengangkat tubuh Chleo sangatlah mudah baginya.
"Akhirnya kau pulang juga! Kau kejam sekali sama sekali tidak menghubungi kami selama ini." gerutu Diego.
"Maaf." ucap Chleo dengan perasaan bersalah. "Setidaknya kalian baik-baik saja, iya kan?"
"Apanya yang baik-baik saja? Mama sering jatuh sakit memikirkanmu, papa juga tidak bisa konsen di pekerjaannya. Kalau bukan karena paman Darrel yang menenangkan kami, kami sudah pasti akan menjemputmu dari sana!"
"Ha? Apa maksudmu?"
Rupanya, tanpa sepengetahuan Chleo, selama ini orangtuanya sudah mengetahui keberadaannya. Darrel yang tinggal di Washington berhasil meyakinkan kedua orangtuanya untuk melindunginya diam-diam.
Darrel menduga saat ini Chleo butuh waktu seorang diri. Karena itu, beliau membujuk Vincent untuk tidak datang ke Seattle dan menempatkan beberapa anak buahnya untuk melindungi Chleo diam-diam bila Chleo mengalami ancaman bahaya.
Chleo sama sekali tidak percaya akan penjelasan Diego. Jadi selama ini kedua orangtuanya mengkhawatirkannya? Jadi selama ini ibunya menyayanginya?
"Chleo?"
Chleo melihat seorang wanita berusia awal 50 tahunan berjalan kearahnya dengan mata sendu. Wanita itu adalah ibunya. Tubuh ibunya lebih kurus daripada apa yang diingatnya. Sinar matanya lebih kelam daripada yang diingatnya. Apakah ini ibunya?
"Chleo," panggil Cathy sekali lagi sembari melangkah ke arah Chleo dengan dua tangan terbuka.
Begitu berdiri dihadapannya, Cathy langsung mendekapnya dengan erat sambil terisak.
"Putriku, kenapa kau tega sekali meninggalkan kami? Apa kau tahu aku menunggumu tiap hari tiap malam?"
Mendengar kalimat sang ibu dan juga isakan disebelah telinganya membuat Chleo ikut terisak bersamanya. Pada akhirnya keduanya saling berpelukan untuk melepas rindu antara satu sama lain.
Cathy melonggarkan pelukannya untuk melihat wajah putri tercintanya. Berulang kali Vincent memperingatkannya untuk bersikap ceria dihadapan Chleo. Tapi apa daya, tiap kali Cathy melihat warna rambut putrinya yang sangat mirip dengan sahabatnya, Cathy selalu teringat akan kematian sahabat dan saudara kembarnya.
Pada akhirnya, Cathy tidak bisa menyembunyikan kesedihannya dan tanpa sadar bersikap dingin pada putrinya. Ketika Chleo kabur dari rumah 4 bulan yang lalu barulah Cathy menyesal. Tidak seharusnya dia mencurahkan kepedihannya pada putrinya.
Chleo sudah cukup menderita dan memiliki trauma serta fobia akut. Seharusnya dia bisa menjadi ibu yang kuat dan menemani Chleo setiap kali putrinya mengalami masalah.
Tapi Cathy tidak sanggup menutup kesedihannya atas kepergian orang-orang yang disayanginya. Pertama adalah Kitty, lalu disusul oleh Kinsey dan Marcel. Cathy sudah tidak sanggup menghadapi kepergian satu-satu keluarga kandungnya. Kalau bukan karena Vincent yang selalu setia menemaninya, entah seperti apa keadaannya sekarang.
Cathy hendak menyelesaikan salah paham ini, dia hendak meminta maaf pada putri tercintanya ketika matanya menyadari orang asing yang sedari tadi berdiri di belakang putrinya.
"Ini.. siapa?"
Chleo membalikkan badannya untuk melihat orang yang ditunjuk ibunya. Dia ingat tujuannya datang kemari untuk memberitahu keluarganya mengenai pernikahan mereka.
Chleo menggigit bibirnya seolah dia merasa enggan menjawab pertanyaan ibunya. Namun pada akhirnya dia memaksakan diri untuk menjawabnya.
"Mama, perkenalkan. Dia adalah Harry McKenzie, dia adalah suamiku."
BOOM!!
Seolah seperti mendengar sebuah ledakan bom di otak Cathy dan Diego ketika mendengar pengakuan Chleo.
CHLEORA SUDAH MENIKAH?!