My Only Love: Aku Hanya Bisa Mencintaimu

Bantuan Dari Raja Biru



Bantuan Dari Raja Biru

0Katie berbaring nyaman dengan lengan Kinsey sebagai bantalnya. Tangannya melingkar ke belakang punggung Kinsey begitu juga sebaliknya.     

Kinsey berhasil membujuknya berbaring bersamanya sambil menjelaskan apa yang terjadi tadi sore. Katie menyetujuinya asalkan Kinsey tidak akan melakukan hal lebih selain memeluknya. Tentu saja Kinsey menyanggupinya dan harus merasa puas selama dia bisa memeluk tubuh wanita yang sangat dicintainya ini.     

"Jadi, apa yang terjadi?" tanya Katie setelah keduanya berbaring dengan nyaman.     

"Lemar berusaha merebut Merah dariku. Dia membelenggu Merah dengan bebatuan es kristal. Efeknya Merah kesakitan dan merasa panas, begitu juga aku. Begitu aku lemah, Lemar menyayat telapak tanganku dan menyatukan darah kami. Aku sempat merasakan sebuah energi panas tertarik keluar dari tubuhku melalui tangan ini." Kinsey menunjukkan telapak tangan kanannya yang sempat disayat oleh Lemar.     

Garis lurus memang sudah menutup, tapi masih ada bekas sayatan lebar disana.     

"Apakah sakit?"     

"Aku sama sekali tidak merasakannya karena rasa panas dan sakit disekujur tubuh lebih terasa menyakitkan daripada sayatan di tangan." jawab Kinsey.     

"Lalu apa yang terjadi?"     

"Merah berusaha melawan dan terus memanggilku. Jadi aku mencoba melawan. Semula aku berhasil membalikkan keadaan, tapi sayangnya aku lengah. Dia menghunuskan pisaunya tepat ke bagian perutku. Untungnya Joan serta lainnya datang tepat waktu dan Merah masih bersamaku. Hanya saja, Merah pingsan dan telah dibawa pergi oleh anak buah Lemar.     

Aku tidak tahu apa yang terjadi setelahnya. Sepertinya aku dioperasi dan tidak sadarkan diri selama beberapa saat. Lalu aku terbangun saat ada hawa dingin yang aneh terasa di bagian perutku yang tertikam. Hawa dingin tersebut menjalar hingga keseluruh tubuh."     

"Hawa dingin?"     

-     

(Flashback ketika Kinsey masih tidak sadarkan diri di rumah sakit.)     

Kesadaran Kinsey mulai kembali ketika merasakan hawa dingin pada luka di perutnya. Tidak lama kemudian hawa dingin tersebut menjalar hingga ke seluruh tubuhnya.     

Anehnya, dia tidak merasa kedinginan atau menderita. Justru sebaliknya. Dia merasa seperti sedang mendapatkan tenaga baru.     

Kinsey membuka matanya dan melihat ada orang asing berdiri disana. Orang itu berambut platinum dengan mata biru cemerlang.     

Siapa orang ini?     

"Ini yang terakhir kalinya aku membantu kalian. Aku sudah tidak memiliki energi lagi untuk menggunakan kekuatanku." sahut orang itu.     

"Siapa..."     

"Tenang saja. Aku bukan musuh kalian. Aku tahu kau adalah origin dari raja merah. Cepat atau lambat kau akan mati jika terus bersamanya. Aku tidak akan membiarkanmu mati karena aku tidak ingin anak itu bertumbuh dengan rasa kehilangan."     

Anak? Anak siapa? Apa yang orang ini bicarakan?     

"Aku memberimu sebagian energi dinginku. Raja merah tidak akan bisa melukaimu. Kau bisa bersamanya selama yang kau mau. Dia juga tidak akan terluka bila bersamamu."     

Benarkah? Bukankah kabar ini terlalu bagus untuk didengar? Apakah dia sedang bermimpi?     

"Sebagai gantinya, kau bukan host Luna lagi."     

Itu berarti dia tidak bisa mendengar suara Merah lagi?     

"Satu lagi. Saat ini raja merah ditahan di kediaman Tettero."     

Setelah mengucapkan kalimat itu, orang tersebut menghilang bagaikan uap panas yang menyatu dengan udara.     

Kinsey mencoba bangkit dari ranjang dan sadar dia berada didalam rumah sakit. Kinsey mengangkat piyama rumah sakit untuk melihat luka di perutnya yang kini menghilang tak berbekas. Dia pasti sedang bermimpi.     

Kinsey menggigit lidahnya dengan keras untuk memastikan apakah dia bermimpi atau tidak. Ternyata... dia tidak bermimpi.     

Sekali lagi dia memeriksa ke arah perutnya. Mulus. Tidak ada bekas tikaman pisau.     

Kinsey teringat dengan kalimat terakhir orang itu. Jika dia memang tidak sedang berhalusinasi, itu berarti... Katie sekarang berada di mansion Tettero.     

Kinsey langsung bergerak mencabuti alat apapun yang menempel pada tubuhnya. Lalu dia berganti pakaian yang dilipat didalam lemari kecil. Disana dia juga menemukan ada sebuah kunci mobil beserta pesan singkat.     

'Aku meminjamkan kunci mobil milik Mertun Tettero untukmu.'     

Kinsey tersenyum miring membaca pesan ini. Orang yang menarik. Pikirnya.     

Kemudian dia berjalan keluar dan menuju keparkiran dengan langkah santai.. sama sekali tidak menunjukkan dia baru saja terluka akibat tusukan pisau. Karena lukanya sudah sembuh secara sempurna.     

-     

"Tunggu dulu. Tadi kau bilang, kau adalah origin?! Sejak kapan?" Katie bergerak mundur untuk menatap wajah kekasihnya menuntut jawaban.     

"Sejak Ode memberitahuku kalau aku adalah origin."     

"Tepatnya, kapan itu?"     

"Entahlah, aku tidak ingat."     

"Dan kau tidak berniat memberitahuku?!" terdengar jelas Katie sangat marah sekarang. "Apa kau sadar aku bisa saja membunuhmu tanpa aku sadari? Kau tega menjadikanku pembunuh?"     

"Sstt.." Kinsey mengeratkan pelukannya karena Katie berusaha bergerak menjauh darinya. "Kalau kau tahu, apa yang akan kau lakukan?" Kinsey bertanya dengan penuh kesabaran sembari menepuk punggung Katie dengan menenangkan.     

"Tentu saja aku tidak akan menemuimu."     

"Aku tahu kau akan melakukannya. Jadi aku tidak memberitahumu."     

"Kenapa kau begitu egois? Apa kau tidak memikirkan perasaanku begitu menghadapi kematianmu dan ternyata akulah penyebabnya? Apa kau tidak peduli pada perasaanku?" Katie mulai terisak merasa dadanya sesak. Dia sama sekali tidak menyangka, Kinsey seringkali nyaris dijemput maut karena dirinya.     

"Aku sangat peduli perasaanmu, mana mungkin aku tidak peduli. Jika kau bahagia, aku juga akan bahagia. Jika kau sedih, aku juga akan sedih. Didunia ini satu-satunya wanita yang ingin kuperdulikan hanya kau. Tapi, aku juga ingin bersamamu. Aku menemukan cara agar aku selamat dari ancaman bahaya yang kualami. Selama aku adalah host Luna, aku akan baik-baik saja. Selama aku sering bersama Merah, aku akan baik-baik saja."     

Mendengar penjelasan ini membuat Katie semakin sedih. Kini dia mengerti kenapa Kinsey sering terlihat bersama Merah. Awalnya dia merasa bingung dan bertanya-tanya apakah Kinsey tidak ingin berdua dengannya? Karena tiap kali mereka berdua, selalu ada Merah menemani mereka.     

Ternyata.. alasan kenapa Kinsey sering dekat dengan Merah agar pria itu tidak celaka saat bersama Katie.     

"Lalu bagaimana dengan sekarang?"     

"Orang itu bilang aku akan baik-baik saja meski tidak ada Merah. Kita bisa bersama selama kita mau."     

"Bagaimana bisa? Siapa orang itu?"     

"Aku juga tidak tahu. Tapi dia bisa menyembuhkan lukaku, sama seperti kemampuanmu. Mungkin.. dia juga sama sepertimu?"     

"Itu tidak mungkin, raja merah hanya ada satu di dunia ini. Dia tidak mungkin raja merah."     

Kinsey tertawa kecil mendengarnya. "Memang benar. Tapi bagaimana kalau dia juga adalah penguasa alam sepertimu? Hanya saja, dia bukan raja merah. Aku sempat melihat warna matanya adalah biru. Jadi mungkin.. raja biru?"     

Katie merenungkan kenyataan baru ini. Lalu dia teringat akan orang yang pernah mengantar Chleo pulang kembali ke vila. Bukankah orang itu juga memiliki mata biru cemerlang?     

"Kinsey, apakah orang itu memiliki rambut platinum dan kulitnya putih pucat?"     

"Benar. Kau pernah bertemu dengannya?"     

"Orang itu yang mengantar Chleora kembali ke vila. Kalian tidak bisa melihatnya, tapi aku dan Chleo bisa melihatnya."     

"Jadi.. yang dikatakan Chleo waktu itu bukan halusinasinya?"     

"Bukan. Memang ada orang yang mengantarnya pulang."     

"Kenapa dia menyelamatkan Chleo?"     

"Aku juga tidak tahu. Tapi dilihat dari gelagatnya, sepertinya orang itu menyayangi Chleo."     

Kening Kinsey mengernyit mendengar hal ini. Dia sama sekali tidak suka dengan informasi ini.     

"Katie, orang itu tampak seumuran dengan kita. Chleo masih enam tahun. Apa maksudmu orang ini menyayangi Chleo? Memangnya dia pedophil?"     

"Eh? Aku juga tidak tahu." Katie tertawa gugup merasakan ketegangan Kinsey.     

Tentu saja Kinsey marah. Dia sangat menyayangi Chleo seperti anaknya sendiri. Dia tidak akan terima orang dewasa memiliki maksud tersembunyi terhadap keponakannya.     

"Bagaimana kalau kita melupakannya? Lagipula saat ini Chleo aman dalam perlindungan ayahnya. Iya kan?"     

"Hm. Kau benar." desah Kinsey berat. Meskipun dia sangat mengkhawatirkan keponakannya, dia tahu prioritasnya saat ini adalah Katie. Lagipula, apa yang dikatakan Katie memang benar. Selama Chleo berada dalam perlindungan Vincent, anak itu akan baik-baik saja.     

Tapi... ceritanya akan lain kalau musuh mereka adalah raja biru yang memiliki kemampuan tak terlihat dan bisa berpindah tempat sesuka hatinya.     

-     

Di Bayern...     

Egon mengambil tabung silinder yang menunjukkan usia kehidupan raja merah. Tadinya lingkaran yang menyala menunjukkan usia kehidupan Katie kurang dua tahun lagi. Tapi kini, semua lingkaran tersebut pecah dan tidak menyala lagi.     

Itu berarti, usia kehidupan Katie telah kembali berjalan normal. Mereka tidak perlu khawatir akan kehidupan Katie yang singkat.     

Hanya saja... Egon sama sekali tidak menyangka, Katie akan menemukan unsur elemen utama didalam tubuhnya.     

"Ketua, apa yang akan kita lakukan?"     

Egon melirik ke arah Walther yang bertanya dengannya. Tidak hanya Walther, tapi ada Ferd dan tiga pejuang Oostven lainnya menanti perintahnya.     

"Sudah saatnya. Mulai detik ini, Operasi kehampaan kembali aktif. Panggil semua anggota Black Zero Operation dan beritahukan.. Waktunya telah tiba."     

"Baik!"     

Secara serempak kelima pejuang tersebut mengiyakan perintah dari Egon lalu melompat keluar menuju ke tempat yang berbeda-beda untuk menyebarkan pemberitahuan ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.