I'LL Teach You Marianne

Gelombang cinta



Gelombang cinta

0Berita tentang perayaan ulang tahun pernikahan ke 50 orang tua Chester Llyod, meski sebenarnya yang dibahas orang-orang bukanlah tentang jalannya acara. Pesona Chester Llyod sang sekretaris jenderal PBB paling muda yang seorang duda itu mencuri perhatian semua warga Swiss, sungguh ketampanan pria itu benar-benar menghipnotis para wanita di penjuru negeri. Banyak sekali wanita yang masih membicarakan Chester pagi harinya, begitupula dengan para staf Muller Finance Internasional pagi ini. Mereka semua membahas pesona seorang duda tampan itu di hampir semua tempat, mulai dari area parkir, taman, lift bahkan di ruangan kerja. Para wanita itu sudah benar-benar terpikat akan pesona seorang Chester Llyod.     

"Para wanita ini benar-benar kurang kerjaan, kenapa juga harus membicarakan pria yang bahkan tak mereka kenal,"ucap Alice pelan saat sedang berjalan menuju lift bersama Jack dan kedua asistennya.     

"Karena bergosip adalah salah satu kegiatan menyenangkan untuk seorang wanita,"sahut Nicholas dengan cepat sambil menyeruput kopi kesukaannya tanpa rasa bersalah.     

"Ck aku wanita, tapi aku tak suka bergosip!" Alice menjawab ketus perkataan Nicholas.     

Erick tersenyum. "Itu karena kau sudah memiliki aku, coba saja kalau kau masih single akan lain ceritanya."     

Wajah Alice memerah. "Jangan terlalu percaya diri anak muda, aku tak menggosipkan Chester bukan karena dirimu."     

"Kalau bukan karena aku lalu karena apa?"tanya Erick kembali menggoda kekasihnya.     

"Karena malas saja."Alice menjawab singkat pertanyaan Erick dan bergegas masuk ke dalam lift menyusul Jack yang sejak tadi menjadi pendengar yang baik ketiga anak buahnya.     

Begitu Alice masuk ke dalam lift Erick pun langsung menyusulnya, pintu lift pun tertutup rapat. Ketiganya pun langsung menutup mulutnya rapat-rapat dan kembali profesional, satu hal yang mereka selalu lakukan saat sudah masuk dalam lift adalah menghentikan pembicaraan tak penting yang tak ada hubungannya dengan pekerjaan. Tak lama kemudian lift pun tiba di lantai tertinggi, lantai dimana ruangan Jack berada.     

Bos dan ketiga karyawannya itu pun masuk ke ruangannya masing-masing, Jack yang sudah tak sabar ingin berbicara dengan Luis langsung menutup rapat pintunya dari dalam karena tak mau diganggu saat sedang berbicara dengan Luis yang saat ini tengah berada di rumah keluarga Allen untuk memberi peringatan kepada kedua orang tua Giselle secara langsung. Jack sudah mempercayakan urusan Giselle kepada Luis, ia yakin Luis mampu membuat teman lamanya itu menyerah dan tak mengganggu lagi kehidupannya dengan Anne.     

Setelah berbicara selama hampir 20 menit dengan Luis di telepon Jack tersenyum lebar, ia senang sekali mendengar laporan Luis. Brandon Allen dan istrinya akhirnya tahu mereka berurusan dengan orang yang salah, bahkan Giselle yang awalnya tak mengaku kalau ia mengincar Jack akhirnya mati kutu saat Luis membongkar semua rahasianya di depan kedua orangtua dan kekasihnya, Frederick. Frederick sendiri yang sebelumnya sudah sempat berbicara dengan Jack pun tak bisa berkata apa-apa, ia hanya menutup rapat mulutnya dan menjadi pendengar yang baik saat Luis memberikan peringatan terakhir pada keluarga itu. Sebagai mantan polisi khusus terbaik di Luksemburg cara bicara Luis sungguh sangat berwibawa dan penuh intimidasi sehingga membuat semua orang yang berada di ruang tamu keluarga Allen tak ada yang bisa membantahnya.     

"Terima kasih Tuhan, semoga setelah ini semuanya akan baik-baik saja. Aku hanya ingin hidup bahagia bersama istri dan anak-anakku,"ucap Jack pelan dengan mata terpejam saat pembicaraannya dengan Luis terputus.     

Setelah melampiaskan kebahagiaannya beberapa saat Jack kemudian kembali sibuk dengan pekerjaannya, proyek besar kolaborasi dengan Connery Corporation akan segera dilakukan. Pembangunan pulau buatan seperti di Dubai akan segera direalisasikan di Korea dan Jack sangat bersemangat akan itu, hubungannya dengan Aaron benar-benar sangat baik. Jack yakin proyek yang sedang Connery Corporation kerjakan akan menjadi sebuah maha karya luar biasa di Asia Timur.     

Mansion Jack, 13.00 PM.     

"Telan dulu makanannya sayang, jangan pergi dulu."     

"Baby, ayo tinggal sedikit lagi."     

"Ayo sayang, Mommy lelah mengejarmu."     

"Jangan ke area harimau sayang, Daddy sedang di kantor."     

"Satu sendok lagi Christian."     

Anne nampak kepayahan saat sedang menyuapi Christian makan, anak itu benar-benar sangat aktif dan hanya mau makan jika sang ibu yang menyuapinya. Semakin membesar perut Anne semakin manja pula Christian, sebenarnya hal ini sudah pernah dibicarakan dokter Caitlyn padanya dan Anne sudah sangat siap menghadapi perubahan sikap putra pertamanya itu. Karena itu Anne sangat sabar ketika Christian membutuhkan waktu hampir satu jam lebih untuk menghabiskan makanannya.     

Sebenarnya Anne sejak awal belum mau memberikan Christian adik, menurut Anne usia Christian yang masih dua tahun itu belum cukup untuk diberikan adik. Apalagi mengingat betapa kurang kasih sayangnya Christian dari Jack sejak kecil, namun karena Jack yang tak sabar itu dan terus menerus memenjarakan Anne diatas ranjang hingga akhirnya ia hamil. Sebuah kehamilan yang tak Anne rencanakan sama sekali, namun karena Jack terus menerus menyakinkan Anne kalau Christian akan baik-baik saja akhirnya Anne pun menerima kehamilannya dengan baik.     

"Akh.."     

"Nyonya, anda kenapa?"     

"Apa perut anda berkontraksi, Nyonya?"     

"Apa perlu kami menghubungi dokter, Nyonya?"     

"Ya sudah aku hubungi Tuan saja terlebih dahulu kalau begitu…"     

"Jangan, ini hanya sebuah tendangan saja. Sepertinya putriku akan menjadi perempuan tanggung nantinya, tendangan-tendangan yang ia berikan akhir-akhir ini semakin menyakitkan,"ucap Anne pelan melarang pelayannya menghubungi Jack.     

Keempat pelayan itu lalu berlutut mengelilingi Anne yang sedang duduk di kursi malasnya.     

"Anda yakin Nyonya? Wajah anda sedikit pucat."     

Anne menganggukkan kepalanya perlahan. "Yakin, lagipula usia kehamilanku baru masuk delapan bulan. Masih ada beberapa minggu lagi putriku lahir."     

"Apa saat ini perut anda masih sakit lagi, Nyonya?"tanya salah satu pelayan pada Anne yang baru saja minum air putih.     

"Tidak, perutku sudah baik-baik saja dan tolong pastikan Christian menghabiskan semua makanannya…"     

"No, I only want to eat with Mommy, not with other maid!"Christian dengan lantang memotong perkataan Anne tiba-tiba muncul dihadapan Anne.     

Anne tersenyum, ia kemudian melambaikan tangannya ke arah putra kesayangannya yang mata birunya sedang menatapnya tajam itu. "Come on over here, Mommy wants to hug you."     

Alih-alih melakukan perintah sang ibu Christian tiba-tiba berkacak pinggang. "No, I don't want Mommy hugging me. I'm not a kid anymore, I'm an older brother now."     

Anne terkekeh. "Memangnya kalau kau sudah besar jadi tak mau dipeluk lagi, begitu?"     

"Sure."     

"Memangnya kenapa?"     

"Aku tak mau adik bayi menertawakanku, Mommy,"sahut Christian lantang.     

Tawa Anne semakin keras, ia kemudian bangun dan mendekati Christian yang berdiri tak jauh darinya. "Kalau kau tak mau memeluk Mommy makan Mommy yang akan memelukmu,"ucap Anne pelan sambil berlutut dan memeluk Christian.     

Meski pada awalnya menolak namun akhirnya Christian pun menerima pelukan sang ibu dan menggunakan kedua tangan mungilnya untuk membalas pelukan pada ibunya.     

"Berapa lama lagi little princess lahir, Mom?"tanya Christian pelan saat tengah memeluk ibunya.     

"Beberapa minggu lagi,"jawab Anne lembut.     

"Kenapa lama sekali, apa dulu aku juga lama berada di perut Mommy?"     

Anne terkekeh geli dan melepaskan pelukannya dari tubuh putra pertamanya yang sangat menggemaskan itu. "Tentu saja, semua bayi di dunia ini memiliki waktu yang sama ketika berada di dalam perut ibunya untuk bertumbuh sebelum siap dilahirkan ke dunia, baby."     

Christian menganggukkan kepalanya, ia seperti paham dengan apa yang dibicarakan sang ibu. Melihat ekspresi menggemaskan putranya Anne menjadi gemas dan kembali memeluknya erat sebelum akhirnya tiba-tiba Anne merasakan sakit yang lebih dahsyat pada perutnya.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.