A little brother
A little brother
Setelah menenggak teh chamomile yang dibuatkan pelayan Anne duduk di balkon, mencoba untuk berbicara dengan Linda yang sudah memulai treatment untuk program hamil yang sedang ia lakukan. Linda dan Paul tak memberitahukan apa yang mereka lakukan pada Anne, sehingga Anne tak tahu apa-apa. Karena itulah Anne menghubungi Linda semalam ini, padahal Linda sudah mulai tidur sejak sore hari bersama Paul.
"Kenapa nomor telepon Linda tak aktif, Paul juga begitu. Tak mungkin mereka sudah tidur, bukankah di Aberdeen saat ini masih jam 7 malam,"gumam Anne lirih sambil melihat jam yang muncul di ponselnya.
Swiss memiliki waktu lebih cepat satu jam dari Skotlandia. Karena itu Anne sekarang mengira di Skotlandia masih jam 7 malam, karena di Swiss sudah jam 8 malam. Padahal sebenarnya Linda dan Paul ada di Luksemburg yang tak memiliki selisih waktu dengan Swiss.
Karena tak berhasil menghubungi Linda, Anne akhirnya memilih untuk membaca majalah terbaru yang ada di hadapannya. Secara tak sengaja Anne membaca artikel tentang Aaron dan istrinya Lily-Rose, Anne tersenyum saat melihat Aaron dan Rose bahagia meski belum memiliki anak setelah 3 tahun mereka menikah.
"Kau berhak bahagia, Aaron. Rose adalah wanita yang tepat untukmu,"ucap Anne lirih, kedua matanya masih menatap foto Aaron yang sedang berpose dengan Rose di ruang tamu rumah besar mereka. Anne ikut bahagia melihat Aaron akhirnya bisa bahagia dengan wanita lain, setidaknya rasa bersalahnya karena sudah berkali-kali menolak Aaron kini hilang karena Aaron sudah memiliki seseorang yang mampu menemaninya dalam suka dan duka.
Setelah berkutat dengan majalah-majalah fashion yang ada di balkon selama 15 menit akhirnya rasa kantuk Anne datang, ia yang sebenarnya sangat butuh sekali tidur pasca aktivitas panjangnya dengan Jack beberapa hari terakhir akhirnya memutuskan untuk tidur. Dan pada saat masuk ke dalam kamar Anne kembali melihat berbagai makanan lezat yang belum ia sentuh sama sekali di atas meja, namun karena rasa kantuk yang sudah tak tertahankan akhirnya Anne memilih untuk tidur daripada makan. Menggunakan selimut tebal untuk menutupi tubuhnya akhirnya Anne tertidur dalam waktu yang cepat, ia benar-benar kelelahan dan butuh waktu istirahat yang banyak. Jack sudah menguras habis tenaganya selama beberapa hari terakhir ini.
5 menit setelah Anne tidur, pintu kamar terbuka dari luar dan muncullah Jack yang sedang menggendong Christian. Sejak tadi Christian merengek minta diantar bertemu sang ibu, sehingga mau tak mau Jack mengabulkan permintaan putranya itu meski ia masih marah pada Anne.
"See, Mommy sudah tidur. Lebih baik kita keluar dan jangan ganggu Mommy,"bisik Jack lirih pada Christian yang masih berusaha untuk turun dari gendongannya.
Christian mengamati wajah Anne yang sudah terlelap. "Apa Mommy baru saja menangis, Daddy?"
Jack menggelengkan kepalanya. "Tidak, Mommy tidak menangis. Mommy sedang tidur, Boy."
"Lalu kenapa kedua mata Mommy seperti baru menangis?"
Jack mencium pucuk kepala putranya dengan lembut, Christian adalah anak pintar dan Jack harus hati-hati berbicara dengan putranya itu. "Mommy hanya kelelahan saja sayang, bukan baru menangis."
"Kelelahan? Memangnya apa yang dilakukan Mommy sampai kelelahan seperti itu?"
Jack mendekatkan wajahnya ke pipi gembul Christian. "Mommy kelelahan karena baru selesai bermain dengan Daddy sejak tadi malam, jadi mommy harus tidur untuk mengembalikan energinya."
"Memangnya Daddy mengajak mommy bermain apa sampai membuat Mommy kelelahan seperti itu?"tanya Christian semakin penasaran.
Jack terkekeh. "Permainan yang menyenangkan."
"Permainan yang menyenangkan?"
"Iya, nanti kalau Christian sudah besar Christian juga akan tahu. Sekarang lebih baik kita kembali ke bawah ya, jangan ganggu Mommy,"ucap Jack lembut merayu putranya agar mau meninggalkan kamar mereka.
Christian awalnya menolak, namun karena terus dirayu oleh Jack akhirnya ia luluh. Anak itu pun memilih untuk melanjutkan permainannya di ruang bermain bersama Erick dan Nicholas, saat Jack akan menutup pintu kamarnya dengan Anne ekor matanya melihat ke arah meja dimana semua makanan yang disiapkan para pelayan belum ada yang disentuh oleh Anne. Dua potong apel yang sudah dimakan Anne tak memberikan banyak perubahan dari banyaknya makanan yang masih utuh itu, seketika ada perasaan bersalah hadir dalam diri Jack.
Karena tak ingin membuat putranya khawatir, Jack akhirnya meneruskan langkah untuk segera meninggalkan kamar tidurnya dan segera bergegas menuju ke ruang bermain yang ada di lantai satu. Jack berniat untuk kembali lagi ke kamar tanpa Christian, ia harus menyelesaikan masalahnya dengan Anne sesegera mungkin. Jack tak mau mengulangi kesalahan yang sama seperti dulu, walau bagaimanapun ia ikut bersalah atas pertengkaran mereka sebelumnya karena tak memberitahukan soal keberadaan dua harimau putih miliknya kepada Anne terlebih dahulu.
****
"Daddy, I wanna play monopoly again. But Erick and Nicholas don't want to play anymore,"rengek Christian, suara bergetar seperti akan menangis.
Jack yang baru saja menikmati kopi langsung menolehkan wajahnya ke arah Erick dan Nicholas yang duduk dihadapan putranya dilantai, kedua mata Jack menatap tajam ke arah Erick dan Nicholas. Seolah paham dengan tatapan sang tuan, kedua pria itu lantas kembali mengajak sang tuan mudanya untuk kembali melanjutkan permainan. Christian menjerit kegirangan saat kedua asisten ayahnya mau bermain lagi dengannya, meski sudah menang berkali-kali namun Christian tak pernah bosan bermain game itu. Monopoli dan menyusun puzzle adalah dua game favoritnya dengan Paul, sang papa. Karena itulah Christian selalu ingin bermain itu setiap ada kesempatan.
"Daddy, Where are you going?"jerit Christian keras saat melihat Jack akan meninggalkan ruang bermain.
Jack tersenyum. "Daddy harus membangunkan Mommy untuk makan."
"Kenapa Mommy harus dibangunkan? Bukankah tadi Daddy mengatakan kalau Mommy butuh istirahat setelah selesai bermain dengan Daddy tadi malam?"tanya Christian polos.
Blush
Seketika wajah Jack berubah merah, di hadapan sekitar dua puluh orang pelayannya ia mendapatkan pertanyaan yang kritis dari putranya. Erick dan Nicholas bahkan sampai menutup mulutnya untuk menahan agar tawanya tidak keluar, damn! Jack dipermalukan putranya sendiri.
Dengan menahan rasa malu Jack berjalan mendekati Christian yang masih menatapnya dengan penuh tanya. "Apa Christian sudah siap punya adik?"
"Little brother? I will have a little brother?"pekik Christian histeris.
Jack tersenyum. "Yes, a little brother who will be your playmate."
Bersambung