He is also my son
He is also my son
Anne yang sudah tak sabar bertemu Christian memilih untuk segera mandi, ia harus menyegarkan tubuhnya sesegera mungkin.
"Iiisshh Jack! Dia benar-benar menyebalkan."
Anne mengumpat kesal saat melihat ada tanda cinta baru yang dibuat Jack di lehernya, padahal baru saja kemarin tanda-tanda cinta yang lain pudar dari lehernya. Namun kini Jack sudah membuat tanda cinta yang baru, yang akan sangat terlihat jelas meskipun ia menggunakan kaos turtleneck.
Alhasil meskipun sudah selesai mandi Anne tetap tak bisa pergi kemana-mana, ia tak mau hickey di lehernya diketahui para penghuni rumahnya. Bukan tanpa alasan, Anne adalah orang baru di rumah megah itu. Meskipun dia adalah sang nyonya rumah tapi tetap saja Anne masih sungkan, Anne tak bisa bersikap acuh membiarkan para pekerja melihat tanda merah keunguan di lehernya itu. Setelah selesai berganti pakaian yang nyaman Anne berdiri di balkon untuk mencari tahu keberadaan anaknya, selama tiga hari terakhir Christian benar-benar tak bersamanya. Karena itulah Anne sangat rindu padanya.
Deg.
Anne hampir jatuh pingsan karena kaget saat melihat apa yang dilakukan Jack pada Christian.
Tanpa berpikir dua kali Anne segera masuk ke dalam kamar dan segera menggunakan foundation untuk menutupi hickey buatan Jack, beruntung Jack sudah menyiapkan semua kebutuhan yang termasuk make up dan segala skincare yang biasa ia gunakan sehari-hari. Setelah merasa hickey di lehernya tak terlihat Anne langsung keluar dari kamarnya, ia berlari dengan cepat meskipun sebenarnya kedua kakinya masih lemas. Yang ada dalam pikiran Anne saat ini adalah menyelamatkan putranya dari kegilaan Jack yang benar-benar sudah mengalami gangguan jiwa akut.
"Christian!!"jerit Anne histeris.
Teriakan Anne sontak membuat semua orang yang berada di taman belakang menoleh termasuk objek yang sedang menggendong Christian tepat dihadapan 2 ekor harimau putih asal Siberia yang baru berusia 1 tahun setengah.
"Hi babe, kau sudah…"
Plak
Sebuah tamparan keras mendarat di pipi Jack yang tentu saja berasal dari tangan Anne, sedetik kemudian Christian yang ada dalam pelukannya sudah berpindah dalam dekapan Anne yang sudah berlinangan air mata.
"Kalau kau mau gila, gila sendiri! Jangan bawa anakku, jangan rusak anakku. Kalau kau memang tak menginginkan kehadiran kami disini maka lepaskan kami, biarkan kami kembali hidup normal seperti kemarin. Ingat Jack, tanpa dirimu aku bisa membesarkan anakku sendiri."
Anne bicara dengan suara keras tanpa jeda, suaranya bergetar menunjukkan betapa marah dirinya saat ini. Dengan menahan sesak di dada Anne lalu berbalik badan hendak kembali kedalam rumah namun beberapa anggota the warrior menghalangi jalannya, Anne pun langsung menatap tajam mata para bodyguard itu tanpa berkedip. Sontak tanpa diberi perintah para pria berbadan besar itu langsung bergeser dan memberikan jalan pada sang nyonya, sungguh berurusan dengan seorang wanita yang sedang marah adalah masalah besar. Apalagi jika yang sedang marah itu salah sang nyonya rumah.
Jack hanya bisa diam saat melihat Anne membawa Christian pergi, ia tak memperdulikan rasa panas yang masih terasa di pipinya saat ini. Sepertinya Anne sudah menggunakan seluruh kekuatannya untuk memukul Jack tadi dan Christian, anak itu sungguh pintar. Seperti paham sang ibu sedang marah, anak itu tak berbicara atau merengek. Padahal sebelumnya ia tertawa lepas saat sedang dikenalkan pada sepasang kucing besar peliharaan sang ayah yang sangat jinak itu, Christian benar-benar anak pintar yang baik.
Saat melewati para pelayan Anne tak menggubris satupun sapaan dari mereka, yang ada dalam pikirannya saat ini adalah ingin memastikan seluruh tubuh Christian baik-baik saja di dalam kamar.
"Mommy, are you ok?"
Dengan polos Christian bertanya pada ibunya saat sedang dibawa melewati lorong menuju kamar.
Anne mengangguk. "Mommy baik-baik saja sayang."
"Lalu kenapa Mommy menangis? Siapa orang jahat yang sudah membuat Mommy bersedih?"
Anne mengigit bibir bawahnya, ia menahan diri untuk tak menyebut nama Jack si brengsek itu. Sungguh Anne tak mau membuat Christian berpikir jelek pada ayahnya, Anne tak mau merusak citra Jack dimata putranya. Karena itu Anne memilih untuk diam dan tak menjawab pertanyaan Christian, ia terus melangkahkan kakinya dengan cepat menuju kamar. Anne harus segera memeriksa tubuh putranya, Christiannya yang ia pertahankan keberadaannya sejak dalam kandungan dengan taruhan nyawa. Jack tak tahu perjuangan Anne, karena itu pria menyebalkan itu bisa seenaknya saja mengulurkan tangan Christian ke arah dua harimau putih yang sangat besar tadi. Sungguh Anne selalu ingin berteriak jika mengingat hal itu.
Sesampainya dikamar Anne langsung berlutut dan menurunkan Christian dengan hati-hati dilantai, sedetik kemudian ia melepaskan semua pakaian yang melekat di tubuh Christian. Anne memeriksa dengan detail setiap inci tubuh putranya yang ternyata tak memiliki luka apapun, lega sekali rasanya namun tetap saja Anne masih belum tenang. Rasanya masih ada kawat berduri yang menahan dirinya saat ini, yang belum membuatnya bisa bernafas dengan lega.
"Mommy."
"Ya sayang."
"Dingin."
"Jesus." Anne memekik keras. "Maafkan Mommy baby, maafkan Mommy."
Anne pun lantas memakaikan kembali pakaian Christian satu demi satu, dari balik pintu yang tak tertutup sempurna Jack melihat semua yang dilakukan istrinya. Jack yang masih tak mengerti kenapa Anne tiba-tiba marah besar seperti tadi, karena itu Jack langsung berlari mengejar Anne yang menggendong Christian.
"Ok, sekarang Christian peluk Mommy,"ucap Anne lirih setengah terisak.
Christian tersenyum menatap ibunya, akan tetapi pada saat ia akan memeluk wanita yang sedang berlutut dihadapannya itu perhatian Christian teralihkan ke arah pintu.
"Daddy!!"jerit Christian keras sambil berusaha mendekati ayahnya, akan tetapi karena langkahnya masih pendek alhasil ia langsung tertangkap oleh sang ibu yang berada dihadapannya.
"Let go of me Mommy, i'm going to Daddy,"rengek Christian setengah menangis.
Anne semakin mengeratkan pelukannya pada Christian. "No baby, kau lebih aman bersama Mommy. Mulai saat ini kau hanya boleh bersama Mommy."
"No Mommy no...I want to play with Daddy, I want to play with daddy's cats."
"Christian!!! It's not a cat, it's a tiger. Wild Siberian tiger, you can get hurt if you play with them!"hardik Anne keras kelepasan, Anne tak pernah berbicara keras pada Christian selama ini karena itu itu Christian langsung membeku saat mendengar suara teriakan dari sang ibu.
Sedetik kemudian Christian langsung menangis dengan keras, air matanya langsung mengucur deras membasahi wajahnya yang sudah memerah. Melihat putranya menangis Jack tak tinggal diam, dengan cepat pria itu masuk kedalam kamar dan merebut Christian dari pelukan istrinya.
Karena kalah tenaga akhirnya Anne gagal mempertahankan Christian yang berhasil direbut oleh Jack, seketika ia berusaha mengejar Jack namun karena menyadari Christian sedang digendong oleh Jack akhirnya Anne tak berani mengulurkan tangannya untuk melukai suaminya. Anne tak mau tindakannya justru melukai Christian.
"Lepaskan anakku Jack, kau tak berhak…"
"Dia anakku juga Anne, kau harus ingat itu. Apa kau tak sadar dia menangis karena ucapanmu?"
Anne langsung menutup rapat mulutnya, ia menyadari kesalahan yang baru saja diperbuatnya.
"Satu lagi yang harus kau ketahui perihal harimau-harimau tadi adalah mereka harimau jinak, kedua harimau itu aku pelihara saat mereka masih berusia 2 minggu. Jadi mereka sudah seperti kucing rumahan bagiku, mereka tak mungkin bisa melukaiku. Jangankan mengeluarkan taring dan kukunya, mengaum saja mereka tidak berani jika melihatku. Jadi kau tak usah khawatir jika Christian bermain bersama mereka, karena aku tidak gila membiarkan anakku berada dalam bahaya. Aku tak masalah kau memukulku sampai 100 kali, namun jika kau membuat anakku sampai menangis seperti tadi maka kau akan langsung berhadapan denganku, Anne. Ingat itu baik-baik." Jack kembali menambahkan perkataannya kembali, setelah berkata seperti itu Jack kemudian membawa Christian keluar dari kamar meninggalkan Anne yang masih berdiri mematung di depan pintu.
Bersambung