Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Tebing Kaki Surga (3)



Tebing Kaki Surga (3)

2"Kita bisa lakukan itu …. Tetapi kita tidak tahu di mana Tebing Kaki Surga …." Qiao Chu berkata, sambil menggaruk kepalanya.     

Hua Yao tiba-tiba tertawa, dan ia berbalik melihat Jun Wu Xie, matanya menunjukkan ia mendadak mengerti.     

"Alasan kau mau menyelamatkan Mu Qian Fan adalah ini?"     

Jun Wu Xie mengangguk.     

Qiao Chu sedikit bingung dan untung saja Hua Yao mau menjelaskan semua padanya. "Fakta bahwa Xie Kecil mau menyelamatkan nyawa Mu Qian Fan hanya karena Mu Qian Fan tahu di mana Tebing Kaki Surga berada. Terlebih lagi, ia telah menuruni tebing itu dan ia tahu mengenai tebing itu lebih baik daripada orang lain. Jika kita bisa mengajaknya pergi bersama kita, maka pergi ke Tebing Kaki Surga bukanlah sebuah tugas sulit. Seperti yang dikatakan Xie Kecil, kita tidak perlu memaksakan diri kita untuk menemukan makam Kaisar Kegelapan, tetapi menuruni tebing untuk melihat, memastikan bahwa itu bisa dilakukan sudah cukup bagus."     

Qiao Chu tiba-tiba mendapatkan pencerahan dan ia berbalik menatap Jun Wu Xie dengan penuh kekaguman.     

"Xie Kecil, bukankah kau terlalu pintar, kau benar-benar berpikir sejauh itu?" Ia berpikir bahwa Jun Wu Xie melihat keadaan Mu Qian Fan yang sangat memprihatinkan dan itu telah mengeluarkan sisi baiknya, dan tidak menyangka gadis kecil ini sudah memiliki rencana yang begitu jauh.     

Jun Wu Xie mengangkat sebelah alisnya, tetapi tidak menjawab.     

"Sebenarnya …. Ada satu hal lagi yang ingin kubicarakan dengan kalian." Ekspresi Hua Yao tiba-tiba penuh keraguan.     

Senyum di wajah Qiao Chu juga menghilang. "Apa yang ingin dibicarakan Kakak Hua mengenai Zhuo Kecil bukan?"     

Hua Yao mengangguk.     

"Mengapa Fan Zhuo tahu mengenai Batu Giok Hitam dan Perak Hitam? Ini sangat membingungkan bagiku. Aku tidak bermaksud mencurigainya tetapi fakta bahwa ia tahu mengenai hal-hal itu agak aneh." Hua Yao dan yang lain hidup di Dunia Bawah untuk beberapa waktu dan menyadari hal-hal apa yang diketahui orang dari Dunia Bawah dan apa yang tidak mereka ketahui.     

Pengetahuan Fan Zhuo sudah pasti melewati batas pengetahuan orang-orang di Dunia Bawah.     

Walaupun mereka belum lama saling mengenal, tetapi Hua Yao dan kawan-kawan merasa bahwa Fan Zhuo adalah orang yang menyenangkan dan ini adalah satu-satunya hal yang tidak mereka pahami.     

"Hmm …. Ia adalah putra kepala sekolah, mungkinkah orang Akademi Angin Semilir yang dihubungi Dua Belas Istana adalah sang kepala sekolah itu sendiri? Maka, Fan Zhuo mendengar beberapa hal mengenai Dunia Tengah dari orang-orang itu?" Qiao Chu benar-benar enggan berpikir negatif mengenai Fan Zhuo ketika ia merasa Fan Zhuo adalah orang yang menyenangkan. Fan Zhuo bahkan berkeliaran untuk membantu mereka menempa cincin roh dan berprasangka buruk padanya bukanlah hal yang ingin ia lakukan.     

"Itu mungkin saja." Hua Yao menganggukkan kepalanya. Jika itu adalah kasusnya, itu akan menjelaskan bagaimana Fan Zhuo bisa tahu mengenai Batu Giok Hitam dan Perak Hitam dan itu akan menjawab keraguan mereka semua.     

Sebelumnya, orang di Klan Qing Yun yang berhubungan dengan Istana Iblis Api adalah Ke Cang Ju dan bukankah Ke Cang Ju memiliki racun Asap Tunggal?     

"Jika memang benar mereka berhubungan dengan ayah Fan Zhuo, kita harus ingat untuk bersikap sedikit sopan ketika kita bertanya mengenai hal ini di masa yang akan datang." Ketika Qiao Chu mengucapkan tiga kata itu matanya berputar melihat Jun Wu Xie.     

Ia masih bisa mengingat dengan jelas kekejian seperti apa yang mampu dilakukan oleh Jun Wu Xie di Klan Qing Yun.     

Tetapi Jun Wu Xie sepertinya tidak terpengaruh sama sekali, wajahnya setenang lautan luas.     

"Tetapi, sebelum kita yakin dengan fakta itu, kita tidak boleh berbicara apa pun pada Fan Zhuo." Qiao Chu berkata dengan sadar. Fan Zhuo sudah menjadi kawan yang baik selama ini dan jika Fan Zhuo menyadari bahwa alasan sebenarnya mereka berada di Akademi Angin Semilir adalah untuk mencuri peta ayahnya, ia pasti akan patah hati.     

Hua Yao mengangguk setuju dan bahwa Fei Yan juga menyetujuinya.     

Jelas, mereka melihat Fan Zhuo sebagai remaja yang lemah dan sakit-sakitan, polos dan tak berdosa.     

Namun ….     

Jun Wu Xie diam-diam menggigit bibirnya.     

Lugu sekali ….     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.