Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Fan Bersaudara (3)



Fan Bersaudara (3)

1Kucing hitam kecil jalan dan berdiri di hadapan Fan Zhuo. Matanya yang tak gentar menatap kucing itu sementara napasnya terdengar sangat pelan, dan wajahnya yang pucat menunjukkan sedikit rasa gugup.     

Kucing hitam kecil memiringkan kepalanya ketika ia melihat Fan Zhuo menjadi bersemangat hingga ia bahkan tak bisa mengangkat tangannya untuk menyentuhnya. Kucing hitam itu menyerah dan mengulurkan tapak kakinya yang mungil dan meletakkannya di tangan Fan Zhuo di atas meja.     

"Miauw~"     

[Nona, supaya kau bisa bergaul, aku telah mengorbankan tubuhku! Apakah kau lihat bahwa rasa cintaku padamu begitu nyata!?]     

Jun Wu Xie mendengar perkataan kucing hitam kecil itu dan ujung bibirnya sedikit berkedut.     

Namun, ekspresi di wajah Fan Zhuo membeku, matanya yang jernih dipenuhi dengan semangat dan juga kekagetan ….     

Di wajahnya yang biasanya pucat, dua awan merah muda tiba-tiba muncul.     

" … " Kucing hitam kecil itu menatap Fan Zhuo, tak dapat berkata-kata melihat ekspresi yang biasanya ada di wajah pengantin baru dan bukannya Fan Zhuo.     

Ia yang bertanya apakah boleh membelainya dan kucing hitam kecil telah mengorbankan tubuhnya sendiri, dan akhirnya, Fan Zhuo yang terlihat seolah-olah seperti baru saja dimanfaatkan?     

Fan Jin melihat ekspresi di wajah adiknya sendiri dan terbatuk sedikit sebelum ia berbalik menatap Jun Wu Xie terlihat malu sambil berkata, "Zhuo Kecil memiliki kelemahan terhadap binatang kecil berbulu tetapi binatang itu tak pernah bersikap baik padanya sejak ia kecil. Binatang kecil sepertinya tidak terlalu menyukainya."     

Walaupun kucing hitam kecil adalah sebuah roh cincin, itu adalah binatang pertama yang memulai kontak dengan Fan Zhuo, dan hati Fan Zhuo hampir meleleh dengan sentuhan kucing hitam kecil.     

Setelah mendengar penjelasan Fan Jin, Jun Wu Xie mengejutkan Fan Jin ketika ia mengangguk setuju dan berkata, "Lembut dan berbulu … nikmat sekali untuk disentuh."     

Kucing hitam kecil menutup wajahnya dengan tapak kakinya!     

Nah!     

Nonanya sekarang telah menemukan rekan yang mempunyai kesenangan yang sama!?     

Benar saja, ketika ia mendengar perkataan Jun Wu Xie, Fan Zhuo mengangkat kepalanya dan menatap Jun Wu Xie berbinar-binar.     

"Kau juga menyukainya?"     

Jun Wu Xie mengangguk bersemangat, begitu serius.     

"Maka … maka maukah kau datang ke sini setiap hari untuk makan siang? Aku … aku akan memastikan Ah Jing memasak sesuatu yang enak!" Pipi Fan Zhuo semakin merah dan matanya yang bersinar terpaku pada tapak kaki di tangannya.     

"Aku mau." Jun Wu Xie mengangguk setuju. Semua yang terjadi di ruang makan hari ini benar-benar membuatnya kesal dan jika ia tak harus pergi ke sana lagi, itu akan menyelamatkannya dari mengotori telinga dan matanya lebih lama lagi.     

Wajah Fan Zhuo menyunggingkan senyuman lebar, mekar seperti setangkai bunga, dan matanya tiba-tiba sangat hidup.     

Tiga pemuda itu mengobrol sebentar, dan Ah Jing menyiapkan semeja penuh santapan sementara ia membawa hidangan itu keluar. Fan Jin, yang perutnya dipenuhi kegusaran di ruang makan mendadak merasa kekesalan itu pudar ketika ia melihat hidangan di depan matanya. Ia menyuruh adiknya dan Jun Xie untuk segera mengambil sumpit mereka sementara sumpitnya sudah melayang tergesa-gesa ke santapan itu, mengosongkan piring-piring di meja, dalam sekejap.     

Kecepatan itu, tak memberikan Jun Wu Xie dan Fan Zhuo waktu. Ketika keduanya baru saja mengangkat sumpit mereka, yang tersisa di piring hanyalah minyak dan irisan sayuran penghias ….     

"Uhuk, aku akan meminta Ah Jing memasak lagi." Fan Zhuo berbalik pada Jun Wu Xie, terlihat malu akan tindakan kakaknya. Selera makan kakaknya sangat sesuai dengan ukuran tubuhnya, satu Fan Jin sama dengan sepuluh Fan Zhuo.     

Fan Zhuo menepuk perutnya yang menggelembung dengan wajah puas. Dan ketika ia menengadah dan melihat bahwa Fan Zhuo dan Jun Wu Xie bahkan belum menggerakkan sumpit mereka, ia akhirnya menyadari bahwa ia mungkin sudah menelan semua makanannya sedikit terlalu cepat.     

"Hmm … kupikir … kalian teruskan saja. Aku baru ingat ada sesuatu yang harus kulakukan dan aku perlu pergi sebentar. Xie Kecil, kau di sini saja dan temani Zhuo Kecil setelah menghabiskan makanan. Biasanya, hanya ada aku dan Ah Jing di sini dan Zhuo Kecil tidak memiliki kesempatan untuk berinteraksi dengan orang lain seusianya. Aku akan menjemputmu nanti." Setelah mengatakan itu, Fan Zhuo mendorong pintu, memikirkan sebuah rencana.     

Kucing hitam kecil berbaring di pundak Jun Wu Xie bermalas-malasan, dan kumisnya bergetar seraya melihat ke arah Fan Jin menghilang, secepat kilat.     

Mengharapkan Nonanya akan menjadi teman mengobrol? Apakah otak Fan Jin masih waras!?     

Kemampuan bersosialisasi Nonanya hampir mendekati nihil! Bagaimana ia dapat memulai percakapan yang luwes dengan Fan Zhuo yang menjalani hidupnya seperti seorang pertapa!?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.