Istri Kecil Tuan Ju

Tidak Akan Aku Biarkan!



Tidak Akan Aku Biarkan!

2Maxwell tersenyum sambil berdiri. Setelah itu ia berjalan menghampiri Julian dengan langkah yang pelan.     

"Dimana aku?" Tanya Julian setelah Maxwell berdiri tegak di hadapannya.      

"Di rumahku. " Jawab Maxwell sambil tersenyum licik.     

Julian menarik nafas dalam.  Ia berusaha berdiri dengan tegak melawan rasa sakit di bahunya.     

"Kenapa kamu melakukannya?  Aku pikir Vania bisa merubah mu menjadi manusia yang lebih baik. " Tanya Julian lagi sambil menatap tajam kearah Maxwell.     

Mendengar nama Vania di sebut oleh Julian. Ekspresi Maxwell yang tenang berubah gelap.  Ia lalu menantang tatapan Julian dengan buas, "Aku kasihan pada Vania. Dia harus menanggung rasa sakit hingga hari kematiannya hanya demi lelaki tidak berpendirian sepertimu. Aku seperti ini karena aku mencintai Vania. Akan aku bunuh semua orang yang sudah melukainya. Karena kamu juga terlibat, aku akan pastikan Qiara dan anakmu menjadi milikku. "     

Julian mengepalkan tinjunya. Kata-kata Maxwell berhasil membangkitkan amarahnya. Setelah itu ia memukul wajah Maxwell hingga ia hampir terjatuh di lantai.      

Bukannya meringis kesakitan, Maxwell malah tersenyum sambil menyeka darah di sudut bibirnya.      

"Kamu pikir dengan mengurungku kamu bisa merebut milikku lagi? Tidak akan aku biarkan semuanya terjadi. Cukup Vania yang kamu rebut, tapi tidak dengan anak dan istriku."  Setelah mengatakan itu, Julian segera berjalan menuju pintu keluar.      

Namun ia berhenti ketika melihat baju dan celananya. Ia pun mengambil pakaiannya dan ponsel nya yang masih berada di saku celananya.      

Maxwell tidak berusaha menahannya. Ia membiarkan Julian pergi begitu saja karena ia memiliki rencana lain setelah ini.      

Kantor YM Entertainment.      

Sementara itu di kantor YM Entertainment. Aurel nampak tergesa-gesa menuju ke ruangan Kevin.     

"Selamat pagi!" Ucap Aurel setelah ia masuk ke ruangan Kevin.      

"Duduklah!" Kevin langsung mempersilahkan Aurel untuk duduk di kursi yang ada di hadapannya.      

Aurel berusaha mengatur nafasnya sebelum ia mulai bicara.      

"Apakah berita itu benar?" Tanya Aurel setelah ia merasa lebih tenang.      

Aurel bergegas ke kantor ketika ia mendengar berita di Tv yang sedang hangat di perbincangkan. Berita itu berasal dari YM Entertainment.      

"Berita apa!" Tanya Kevin balik dengan Ekspresi yang tenang.      

"Berita tentang Yumi yang sudah meninggal karena kecelakaan di luar negeri. Ia terpaksa di kubur di sana karena ia tidak memiliki keluar lagi dengan sini. Apakah kamu belum Mendengar nya? Aku rasa sumber berita itu di keluarkan oleh YM Entertainment."Jawab Aurel dengan Ekspresi yang bingung.     

Kevin hanya mengangguk tanpa ekspresi.      

"Kenapa Ekspresi seperti itu? Bukankah kamu bertanggung jawab atas kepergiannya? " Aurel merasa kalau Kevin tidak perduli.      

Kevin menatap Aurel masih tanpa ekspresi. Setelah itu ia berkata, "Aku harus bagaimana? Dia sudah mati, jadi apa urusannya denganku? "     

"Karena kamu yang memintanya keluar negeri. "      

"Tapi aku bukan pembunuhan nya." Ucap Kevin dengan suara yang datar.      

"Jadi, itu benar?"      

Aurel dan Kevin langsung menoleh kearah sumber suara. Mereka melihat Qiara berdiri di depan pintu dengan mata yang memerah serta Ekspresi yang pucat karena kurang tidur.      

"Liana ... "Aurel merasa cemas karena yang ia tahu kalau Yumi dan Qiara memiliki hubungan yang dekat. Bisa dikatakan mereka sahabat yang baik.     

Qiara berjalan menghampiri meja Kevin dengan pelan. Air mata menetes tanpa bisa di tahan.      

Permasalahan semalam sudah membuat hatinya hancur berkeping-keping. Sekarang sahabat baiknya dinyatakan meninggal dunia. Semau media membahas tentang kematiannya.      

"Pak Kevin tolong jawab pertanyaan ku!" Suara Qiara serak karena lelah menangis dari semalam. Dan pagi ini juga ia menangis.     

"Iya. Yumi  sudah meninggal dunia dan dia sudah di makamkan. Maaf karena terlambat memberitahumu." Jawab Kevin.     

"Tidak ... " Air mata Qiara semakin deras, ia menangis tersedu sambil berjongkok. Hatinya hancur  karena sekarang ia sudah tidak memiliki sahabat sebaik Yumi lagi.      

Aurel langsung memeluk Qiara dengan hangat. Seketika itu Kevin merasa bersalah kepada Qiara. Tapi, ia harus melalukan ini agar Yumi  bisa terlahir kembali sebagai Agatha.      

'Liana ... Maafkan aku karena harus membohongi mu. Ini semua demi kebaikan Yumi dan Gavin.'Batin Kevin.     

Setelah itu Kevin meninggalkan Aurel dan Qiara yang masih menangis di ruangannya.      

Seketika itu Aurel merasa curiga dengan sikap tenang Kevin. Ia sudah lama mengenal Kevin, oleh karena itu ia tahu betul bagaimana watak dan sikap Kevin.      

'Aku yakin kalau Kevin sedang menyembunyikan sesuatu. Aku akan mencaritahu nya nanti.'Batin Aurel.     

Setelah membatin, Aurel melepas pelukannya. Ia lalu mengangkat dagu Qiara sambil berkata, "Jangan menangis lagi! Matamu sudah mulai membengkak sedangkan kamu ada syuting untuk dua iklan ternama hari ini!"     

Qiara berhenti menangis. Ia harus menyeka air matanya dan menguatkan hatinya demi tanggung jawabnya atas pekerjaannya.      

"Ayo kita sembuhkan bengkak di matamu!" Aurel membawa Qiara pergi dari ruangan Kevin. Qiara pun patuh pada Aurel walaupun hari ini dia tidak bisa menjamin akan tampil maksimal dalam iklan ini.      

Tapi ia harus berusaha keras agar tidak membuat Aurel yang sudah susah payah mendapatkan iklan itu untuknya malah kecewa.      

Sementara itu Kevin sudah berada di salah satu ruangan yang sepi di kantor itu.     

Ia membuat panggilan ke nomer Yumi yang ada di London.     

Tidak menunggu lama, Yumi pun mengangkat panggilannya.      

"Halo pak Kevin?"     

"Bagaimana kabarmu?" Tanya Kevin dengan nada yang sedikit khawatir.     

"Aku dan Gavin baik-baik saja. Dua hari ini kami menghabiskan waktu bersama di rumah. Semua data sudah diubah dan sekarang namaku sudah berubah menjadi Agatha. Jadi, jangan panggil aku Yumi lagi! Gavin juga sudah terbiasa memanggilku dengan nama Agatha." jawab Yumi  dengan antusias.     

Kevin tersenyum mendengar penjelasan Yumi yang begitu lengkap.  Ia pun  tidak perlu lagi menanyakan hal itu.     

"Baguslah. Berita kematian mu juga sudah dimuat dalam bentuk digital dan majalah. Apa kamu sudah melihatnya?"      

"Iya. Aku merasa terlahir kembali. Terimakasih sudah melalukan hal ini padaku. Suatu hari nanti aku akan membalas kebaikan anda." Ucap Yumi dengan tulus.     

"Baiklah, aku akan tutup sekarang!" Setelah itu Kevin mengakhiri panggilan secara sepihak seperti biasa. Dan Yumi pun sudah terbiasa dengan sikap itu.     

Diwaktu yang sama, Nathan tidak bisa menahan air matanya ketika ia mendengar berita kematian Yumi.      

Hatinya hancur dan rasa bersalahnya menjadi semakin besar.     

"Yumi ... Kamu tega pergi tanpa bertemu denganku. Padahal aku akan segera menemui kamu di London. Tapi, kenapa kamu harus pergi secepat ini? Apa kamu tidak mencintai aku lagi?"  Nathan memukul meja kerjanya dengan cukup keras sambil menangis  karena rasa penyesalannya begitu dalam sehingga air matanya tidak mengalir begitu deras.      

Cinta untuk Yumi  sangat kuat di hati Nathan sehingga dihatinya tidak ada tempat untuk Clara. Baginya, Clara hanyalah pemuas nafsu nya saja.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.