Istri Kecil Tuan Ju

Bercinta Dengan Gila.



Bercinta Dengan Gila.

1Nathan menyeringai kearah Clara sambil tersenyum licik.     

"Baiklah, aku memang tidak tahu malu karena aku terlalu mencintaimu." Jawab Clara sambil melingkarkan kedua tangannya di leher Nathan dengan nakal.     

"Kamu memang gadis nakal yang menggairahkan ... "     

Setelah mengatakan itu, Nathan langsung meraba seluruh tubuh Clara dengan ciuman yang semakin buas dan tanpa ampun.     

Merasakan ciuman yang menggairahkan, dengan sentuhan demi sentuhan yang diberikan oleh Nathan, Clara semakin mengeratkan pelukan tangannya di leher Nathan.     

Hasrat Nathan yang sudah lama tertahan kini ia lampiaskan tanpa ampun walaupun pada wanita yang tidak dia begitu ia cintai.     

Clara bisa merasakan kalau Nathan sangat kuat dan bergairah serta menggebu sampai ia melakukannya dengan gila bahkan lebih gila dari sebelumnya.     

Clara pun terpesona saat melihat tubuh indah Nathan yang berotot dan sangat menggoda dari balik lampu yang lebih terang dari sebelumnya, seketika itu ia merasa tersihir lagi melihat dada bidangnya yang putih dan lembut, sehingga ia semakin gila dan ingin melumatnya habis-habisan.     

"Apa kamu sudah siap?" Bisik Nathan di telinga Clara.     

"Aku sudah siap dari tadi ..." Jawab Clara yang sudah dimabuk gairah itu.     

"Baiklah ... Aku akan memuaskan dirimu wahai perempuan nakal ... ."     

Setelah mengatakan itu, Nathan langsung memulainya. Seketika itu Clara menggigit bibir bawahnya menahan rasa sakit yang lebih sakit dari yang pertama kali.     

"Arrggg ... Sakit. "Ringis Clara sambil memegang erat lengan Nathan karena ia tidak bisa menahannya lagi.     

'     

Kenapa ini lebih sakit dari yang pertama? Apakah Nathan menggunakan metode yang berbeda?'Batin Clara.     

"Sedikit lagi ... ! " Kata Nathan yang masih berusaha keras untuk medorong milik nya lebih dalam lagi.     

"Ahh... "     

"Ahhh ... "     

Clara terus mendesah diantara sakit dan nikmat sampai Nathan berhasil melakukannya dan semakin bergairah mendengar jeritan demi jeritan manis dari Clara.     

"Apakah masih sakit? Haruskah aku pelan-pelan! Harusnya tidak, karena ini kedua kalinya kita melakukannya." Tanya Nathan yang tiba-tiba memiliki rasa iba pada Clara.     

"Lakukan saja seperti yang kamu mau, aku tidak apa-apa! " Jawab Clara disela ringisannya yang menahan sakit sekaligus menikmati kenikmatan dari gerakan pelan yang dibuat selembut mungkin oleh Nathan.     

Setelah itu, Clara melingkarkan kedua tangannya kembali di leher Nathan, lalu mencium bibir indah dan seksi milik Nathan dengan lembut.     

Seketika itu Nathan tersenyum karena ia mengerti apa yang gadis nakal itu inginkan. Ia pun melakukannya sesuai dengan nalurinya sebagai lelaki yang sedang di mabuk oleh nafsunya. Bahkan lebih gila lagi.     

"Ahhh... "     

"Ahhh... "     

Suara ringisan yang keluar dari mulut mereka berdua memecahkan keheningan malam yang sepi dan dingin itu.     

Clara sangat bahagia karena Nathan sudah mulai menunjukkan perhatiannya, setidaknya pernikahan nya besok tidak akan gagal lagi. Dan Nathan tidak mungkin meninggalkannya untuk kedua kalinya.     

"Apakah kamu sudah menikmatinya? " Tanya Nathan sambil melanjutkan kegiatannya.     

"Tidak sakit lagi, aku merasa menjadi wanita Yang paling bahagia karena memiliki calon suami yang besok akan sah menjadi suamiku. Aku akan lalukan apapun untukmu. " Jawab Clara sambil mengikuti pergerakan Nathan dengan senyuman yang merekah.     

"Benarkah? Apa kata-katamu bisa dipercaya?" Tanya Nathan dibalik kenikmatan yang ia dapatkan di setiap pergerakannya.     

"Tentu saja! Aku tidak akan pernah berbohong padamu." Jawab Clara.     

Nathan tersenyum mendengar perkataan Clara, ia pun langsung mempercepat gerakannya sehingga Clara mengerang kesakitan sekaligus merasakan kenikmatan diwaktu yang sama.     

Sementara itu, di waktu yang sama. Kevin sudah sampai di depan rumah Maxwell.     

Setelah mengambil parkir secara acak, ia segera turun lalu berlari masuk ke dalam rumah Maxwell.     

"Selamat malam tuan Kevin!" Sambut Rafael dengan penuh hormat.     

"Dimana bos mu?" Tanya Kevin tanpa ekspresi.     

"Ada di ... " Rafael tidak bisa melanjutkan ucapannya saat ia melihat Maxwell keluar dari kamarnya dengan pakaian santai yang biasa ia gunakan.     

Kevin mengerutkan alisnya, ia tidak melihat raut wajah orang sakit pada Maxeell karena lelaki aneh itu tersenyum lebar saat melihatnya.     

"Kevin ... Ngapain kamu kesini malam-malam?" Tanya Maxwell setelah berdiri di hadapan Kevin.     

"Aku datang karena aku mendengar kalau kamu sedang sakit. " Jawab Kevin.     

"Hanya sedikit sakit. Tapi, sekarang aku sudah sembuh."     

Maxwell tersenyum setelah mengatakan itu. Rafael merasa bingung melihat kondisi bosnya seolah tidak terjadi apa-apa dengannya sebelum ini.     

'Apakah dia benar-benar sudah sembuh? Apa mungkin dia memiliki energi cadangan?' Batin Rafael.     

"Lalu, kamu mau kemana?" Tanya Kevin lagi dengan tatapan curiga. Karena ia tahu kalau penampilan Maxwell menandakan kalau ia akan pergi ke suatu tempat.     

"Ikutlah denganku maka kamu akan tahu kemana aku pergi!" Setelah mengatakan itu, Maxwell segera merangkul Kevin lalu menyeret nya keluar dari rumah.     

Beberapa saat kemudian.     

"Apakah kamu tidak punya otak? Harusnya kamu berpikir dahulu sebelum menyeret orang." Ucap Kevin setelah mereka sampai di parkiran.     

"Sebaiknya kamu simpan tenaga mu untuk marah. Karena malam ini aku akan membawamu ketempat yang menyenangkan." Setelah mengatakan itu, Maxwell segera meminta Kevin untuk masuk ke mobilnya.     

Karena tidak mau berdebat dengan Maxwell, Kevin pun mengikutinya dengan patuh.     

Beberapa saat kemudian, mobil Maxwell sampai di depan tempat karaoke yang diperuntukkan untuk kalangan atas saja.     

Kevin dan Maxwell keluar dari mobil. Tepat saat itu mereka langsung bisa melihat seorang perempuan cantik dan seksi berdiri di pinggir jalan.     

Meskipun hari sudah malam, tapi raut wajah perempuan itu terlihat sangat jelas.     

Kevin mengepalkan tangannya melihat gadis yang sudah bertahun-tahun lalu tidak bertemu dengannya.     

Setelah dipermalukan di hari pertunangan yang sudah di atur kakeknya tiga tahun lalu, Kevin berharap untuk tidak bertemu perempuan ini lagi.     

Sesaat kemudian, Kevin mengalihkan tatapan mata dengan cuek, seolah-olah tidak melihatnya.     

Akan tetapi, Maxwell sudah melihat perempuan itu sehingga ia tersenyum sambil melirik Kevin.      

Setelah itu, Maxwell berjalan ke arah perempuan itu tanpa ragu. Kevin Elise mengerutkan kening melihat Maxwell menariknya untuk menghampiri perempuan itu.     

"Claudia ... Lama tidak berjumpa." Ucap Maxwell sambil tersenyum setelah berdiri di depan Claudia.     

Tatapan mata Claudia perlahan-lahan tertuju pada wajah Maxwell, setelah itu ia membuang rokoknya nya yang tinggal sedikit. Ia lalu berdiri dengan tegak sambil tersenyum kearah Maxwell dan Kevin.     

"Tuan muda Maxwell ... " Sahut Claudia sambil memperlihatkan senyum yang penuh hormat.     

"Ingatanmu masih bagus ternyata. Oh iya, maafkanlah aku karena tidak menyapamu saat pesta teh di tempat wali kota itu. Selain itu, tidak ada kesempatan untuk pergi menyapamu karena aku ada urusan penting. Tapi, sekarang kita bisa bertemu. " Setelah mengatakan itu, Maxwell menarik lengan Kevin agar semakin dekat dengan Claudia.     

"Oh iya, apakah kamu masih ingat dengan Kevin? Karena dia mengingat kamu." Kata Maxwell sambil tersenyum licik ke arah Kevin yang menatap nya dengan tajam.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.