Istri Kecil Tuan Ju

Dia lelaki yang baik.



Dia lelaki yang baik.

0Menyadari tatapan indah Yumi, Kevin kehilangan fokus saat menyetir sehingga ia berhenti mendadak di pinggir jalan.     

"Oh astaga, kenapa Pak Kevin berhenti mendadak? Apakah ada yang salah?" Tanya Yumi dengan ekspresi terkejut.      

Kevin menarik nafas dalam, setelah itu ia melirik Yumi  sembari berkata, "Jangan memandangku seperti itu lagi!"     

"Iya. " Jawab Yumi sambil mengangguk patuh, setelah itu ia memalingkan wajah tanpa ekspresi.     

Akan tetapi, Kevin merasa bersalah ketika melihat ekspresi Yumi yang murung.     

"Jangan murung seperti itu juga. Ya sudah, sebaiknya kita segera pulang sebelum Gavin menelpon lagi!" Setelah mengatakan itu Kevin segera menyalakan kembali mobilnya.     

Sementara itu Yumi kembali duduk dengan tenang sambil mencuri pandang kearah Kevin berulang kali.     

'Dia adalah lelaki yang unik, diamnya mampu membekukan sesuatu yang mencair. Aku beruntung bertemu Pak Kevin.'Batin Yumi.     

Tidak lama setelah itu, mereka sampai di rumah besar Kevin. Mereka bisa melihat wajah kecil Gavin yang sedang duduk di teras menunggu mereka pulang.     

"Oh astaga ... Kenapa malam-malam begini kamu di luar sayang?" Tanya Yumi ketika ia sudah berada di hadapan Gavin.     

Tepat saat itu, mata bulat Gavin melihat Kevin, seketika itu ia berlari menghampiri Kevin tanpa menjawab pertanyaan Yumi.     

"Papa ... "     

Kevin langsung membungkuk menyamakan tingginya dengan Gavin, setelah itu ia memeluk anak kecil yang menggemaskan itu.     

"Papa ... Aku kangen ..." Ucap Gavin sambil memeluk Kevin dengan erat.     

Walaupun sedikit kecewa karena Gavin mengabaikannya, tapi hati Yumi langsung hangat saat ia melihat Kevin dan Gavin saling merindukan satu sama lain dengan berpelukan.     

"Kenapa Kamu di luar? Udara sangat dingin?" Tanya Kevin setelah melepas pelukannya.     

"Aku menunggu Tante pulang. " Jawab Gavin dengan polosnya.     

"Lain kali, kalau mau menunggu Tante, tunggu saja di dalam. Papa khawatir kamu sakit." Kata Kevin dengan suara yang lembut.     

"Iya Papa. " Gavin mengangguk patuh sambil tersenyum riang.     

"Ya sudah, ayo kita masuk!" Setelah itu Kevin membawa Gavin ke gendongannya.     

Sementara itu, Yumi  mengikuti mereka dari belakang dengan patuh.     

'Cara melihat seberapa perhatian dan baiknya seorang lelaki adalah ketika ia bersama anak kecil. Bila ia sabar maka ia pasti bisa lebih sangat lagi kepada wanitanya. Itu menurutku. 'Batin Yumi sambil tersenyum.     

Kehadiran Kevin dan Gavin dalam hidup Yumi, berhasil membuat hatinya yang terluka parah karena pengkhianatan dan  kehilangan yang ia rasakan berlangsung membaik. Ia mampu melewati hari yang berat ini dengan senyuman.     

Kota A.     

Beberapa Hari kemudian. Qiara dan Aurel tiba di gedung YM Entertainment. Mereka berdua langsung menuju tempat Konferensi Pers yang diselenggarakan oleh pihak YM Entertainment untuk Qiara karena acting nya sangat di puji oleh penonton.      

Qiara juga berhasil membawa pulang penghargaan pendatang baru terpavorite dan pemain kedua terbaik.      

"Liana, apa kamu sudah siap?" Tanya Aurel ketika ia melihat Qiara masih duduk di ruang make up. Tepatnya di depan cermin.      

Qiara menatap Aurel dari cermin, ia yang duduk tegak langsung  mengangguk sambil tersenyum untuk memberitahu Aurel kalau dia memang  sudah siap untuk wawancara.     

"Kalau memang kamu sudah, ayo kita keluar! " Setelah itu Aurel melangkah keluar ruangan mendahului Qiara.      

Tidak lama kemudian, Qiara  pun bangkit dan menyusul Aurel. Namun sebelum ia mencapai pintu, langkahnya terhenti. Ia berbalik, menghadap cermin besar yang ada di sampingnya. Ia terdiam. Lalu tersenyum. Ia amati pantulan dirinya di cermin itu. Ada begitu banyak perubahan pada dirinya yang kini semakin cantik dan bersinar.     

Sayanganya, ia cemberut saat menyadari kalau badannya terlihat lebih gemuk, seketika itu ia berpikir kalau penyebabnya adalah ia sering bercinta dengan Julian sehingga ia tidak memperhatikan bentuk tubuhnya yang semakin hari semakin melar.     

"Qiara ... Kenapa kamu masih ada di dalam?"     

Qiara  menengok, mendapati Aurel  menantinya untuk segera keluar dengan ekspresi yang rumit.      

"Maafkan aku kakak Aurel!." Setelah itu, Qiara pun berjalan ke luar ruangan sambil memcincing gaunnya.      

Tidak lama Kemudian.      

Qiara dan Aurel sampai di ruangan tempat konfrensi itu berlangsung. Seketika itu mereka berdua mendengar suara riuh  tepuk tangan wartawan dan beberapa penonton bayaran yang sengaja di undang untuk memeriahkan acara itu.      

"Ayo duduk!" Kata Aurel  mempersilahkan Qiara duduk di tempatnya.      

"Terimakasih!" Qiara langsung  menyamankan posisi duduknya di sofa merah yang berhadapan dengan wartawan dan para penonton.      

Ada banyak kamera di sekelilingnya. Tentu, ini adalah acara televisi nasional yang menyajikan informasi di dunia perfilman. Dan untuk pertama kalinya Qiara menghadapi situasi seperti ini sehingga ia merasa deg-degan karena dia adalah tokoh utama di acara ini.      

Untuk bisa menjadi tokoh utama di acara konfrensi pers ini, Qiara sadar kalau ia membutuhkan kerja keras ekstra untuk bisa tampil di acara sebesar dan sepenting ini juga.      

Tidak lama Kemudian. Pembawa acara menyapa para penonton di studio dan di rumah. Ia memperkenalkan Qiara pada penonton lalu mengucapkan selamat atas keberhasilan nya  sebagai pendatang baru dan peraih piala Noble untuk kategori pemeran kedua terbaik.     

"Terimakasih!" Ucap Qiara sambil tersipu malu, namun ia tidak lupa menyematkan senyuman di bibirnya yang berwarna merah.     

"Nona Liana, bisakah anda memberitahu kami tentang apa yang motivasi anda selama ini?" Tanya pembawa acara itu.      

Qiara  sempat terdiam karena bingung harus menjawab apa. Namun sebuah ide tiba-tiba  muncul di benaknya.      

"Sebenarnya, aku pernah mengalami hal yang sama seperti yang dialami tokoh kedua ini. ."Kata Qiara sambil tersenyum manis.      

"Maksud Anda, tokoh yang Anda perankan?Bukankah disini dia berperan sebagai perempuan berandalan yang hidup di alam bebas? Apakah mungkin gadis secantik anda pernah hidup seperti itu?  "     

"Iya. Aku memiliki masa yang sulit seperti tokoh kedua ini.  Mungkin kalian tidak pernah mendengar cerita hidupku yang sebenarnya. Bagaimana aku tumbuh sebagai Liana saat ini adalah sesuatu yang kurahasiakan. Tidak banyak yang mengerti siapa Qiara  dalam dunia nyata." Jawab Qiara lagi sambil melebarkan senyumannya.      

"Kalau begitu, bisakah anda ceritakan sedikit? Kami jadi penasaran dan mungkin semua orang juga ingin tahu." Kata pembawa acara itu.      

"Haruskah?" tanya Qiara dengan senyum menggoda.      

"Ayolah!" Desak pembawa acara itu.      

Sebelum mulai bercerita, Qiara  mengedarkan pandangan, memastikan apakah penonton juga penasaran dengan ceritanya. Dan ia terkejut saat mendapati penonton terdiam menatap nya dengan raut penasaran.     

Para wartawan pun ikut terdiam karena mereka tidak ingin ketinggalan cerita seru dari artis yang baru saja terkenal ini. Mereka terus memusatkan kamera mereka kearah Qiara.      

Di waktu yang sama, Julian tidak bisa memalingkan pandangannya dari layar laptopnya. Ia tersenyum melihat betapa anggunnya gadis yang sedang duduk bersama Managernya itu.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.